GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

TRANSLATE THIS PAGE

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

Tampilkan postingan dengan label Al Quran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al Quran. Tampilkan semua postingan

Menghadapi Masalah Berat - Ingat 5 Ayat Ini



Permasalahan yang berat dalam menjalani hidup kerap sekali melemahkan daya juang dalam jiwa dan raga seseorang. Pastinya setiap insan yang ada di dunia memiliki impian yang tinggi bukan..?. Dimana setiap impian atau cita-cita tersebut diraih dengan berbagai perjuangan yang penuh dengan rintangan. Sayangnya, Tidak semua orang yang siap dan sanggup melewati berbagai macam rintangan tersebut. Dan pada akhirnya berakhir dengan kegagalan dan rasa putus asa.

Hal yang semacam ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, dan jangan selalu berasumsi bahwa ” itu semua adalah takdir semata ”. Padahal di setiap permasalahan yang begitu berat untuk dipikul, maka di situlah anda akan memperoleh hasil yang terbaik. 

Tidak hanya itu saja, bahkan di dalam ayat suci Al-Quran, Allah SWT dengan begitu jelas telah memberikan motivasi yang cukup luar biasa bagi setiap insan, yang mana sedang dilanda permasalahan berat di tengah perjuangan yang sedang mereka hadapi. Maka dari itu, ingatlah pada setiap makna dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut sebagai landasan di mana letak dan ukuran beratnya suatu permasalahan itu sendiri. 

Dengan begitu, nantinya daya perjuangan dalam jiwa dan raga bisa tetap termotivasi, Sehingga pada akhirnya bisa meraih apa yang telah diimpikan selama ini. Inilah 5 ayat dalam Al-Quran yang bisa anda simak, dan patut anda jadikan motivator jika sedang menghadapi permasalahan berat dalam hidup anda. Sehingga dari situ anda bisa mengingatnya, Dan pikiran positif akan tumbuh dalam diri anda, serta rasa semangat tetap mengitari di tengah-tengah perjuangan yang sedang anda hadapi.

1. Yakinlah Bahwa Anda Pasti Sanggup Menghadapinya
Semua permasalahan yang ada memang sudah diukur dan disesuaikan dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan tersebut. Sehingga tanamkanlah dalam benak pikiran dan hati anda agar selalu berpikir positif, dan yakin bahwa anda bisa menghadapinya.

Q.S. Al-Baqarah : 286 yang berbunyi : “ Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya ”.

Sungguh maha besar Allah dengan segala firman-Nya. Permasalahan memang datang dengan kadar ukuran yang berbeda ketika menimpa diri setiap insan. Akan tetapi, anda pun tidak perlu cemas dan khawatir, karena semua permasalahan yang datang menghampiri anda, memang sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan yang anda miliki. Dimana selama proses berjuang untuk menuju impian, hendaknya anda bisa selalu menyalakan pikiran positif dalam menangani semua permasalahan yang ada, meskipun itu berat bagi anda. Alhasil, Anda pun bisa tetap yakin dan optimis bahwa anda bisa menghadapi permasalahan tersebut.

2. Selalu Ada Kemudahan Di Balik Kesulitan Yang Ada
Untuk menghadapi semua permasalahan yang ada, hendaknya anda bisa menghilangkan rasa putus asa dalam menghadapi permasalahan tersebut. Dimana setiap masa sulit yang menimpa anda, maka di situ pasti ada solusi dan kemudahan yang akan menghampiri jika anda selalu memiliki kiat untuk berusaha.

Q.S Al-Insyirah : 5-6 yang berbunyi : “ Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan ”.

Dimana jika kita selalu menghindari kesulitan, maka tidak akan mendapatkan kemudahan. Dan jika menimpakan kesulitan atau masalah tersebut kepada orang lain, maka kemudahan itu akan didapat oleh orang lain tersebut. Nah, dari situ pasti anda tidak ingin bukan..?, bahwa kemudahan yang sebenarnya itu milik anda, dimiliki oleh orang lain. Maka dari itu, hadapi semua permasalahan yang ada dengan berpikir positif, meskipun permasalahan tersebut berat rasanya bagi anda. Dan tetap yakinlah, Bahwa selalu ada kemudahan di balik masa sulit tersebut. 

3. Anda Pun Bisa Berubah Untuk Menjadikan Diri Lebih Baik
Jika selalu mengeluh tentang diri anda yang kurang memiliki nasib seperti yang dimiliki oleh orang lain, maka itu tidak dibenarkan. Dan intinya, Bahwa anda pun bisa berubah untuk menjadi lebih baik jikalau anda mau berusaha untuk berubah.

Q.S Ar-Rad : 11 yang berbunyi : “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah diri mereka sendiri ”.

Oleh karena itu selama rasa semangat dan usaha dalam diri ini terus ditumbuhkan, maka semua masalah tersebut bisa ditemukan sebuah solusi yang tepat dalam menghadapinya. Dan setidaknya anda juga bisa berusaha untuk melakukan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin. 

4. Ada Hikmah Di Balik Suatu Hal Yang Tidak Disukai
Ketika menghadapi sesuatu hal yang tidak disukai, maka biasanya akan timbul rasa sedih, benci, marah, kecewa, yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa putus asa. Padahal jika diperhatikan, bahwa ada hikmah dan kebaikan di balik suatu yang tidak disukai tersebut.

Q.S. Al-Baqarah : 216 yang berbunyi “ Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui “.

Semisal : Jika kita tidak diterima kerja di sebuah perusahaan, maka terkadang rasa kecewa, benci, bingung, dan sejenisnya, akan kerap terlontar dalam benak pikiran dan hati. Padahal bisa jadi hal tersebut merupakan yang terbaik bagi diri anda. Dan jika anda seandainya diterima kerja di perusahaan tersebut ada hal buruk yang terjadi pada diri anda saat itu. Oleh karena itu, janganlah putus asa dan selalu berbaiklah sangka dengan semua yang anda alami, dan terus semangat untuk berusaha mencari yang terbaik.

5. Selalu Takwa dan Tawakal Pada Sang Ilahi
Selalu bertakwa dan bertawakal kepada Sang ilahi ketika menghadapi masalah berat, memang bisa menjadi penenang hati yang gundah gelisah dan rasa putus asa. Sehingga dari situ anda bisa melakukan kedua akhlak mulia ini, guna memupuk rasa juang yang kuat untuk menghadapi semua permasalahan yang ada.

Q.S. Ath-Thalaq : 2-3 yang berbunyi “ Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Dia (Allah) akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia (Allah) telah menjadikan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu ”.

Dengan bertawakal dan bertakwa kepada Allah SWT, Maka ketika menghadapi permasalahan berat, Allah akan melapangkan jalan keluar dan datangnya rizki yang tak disangka. Memang hal demikian merupakan solusi yang tak tertandingi, dan perlu untuk selalu diterapkan dalam menjalani hidup sehari-hari.
arbamedia.com


Waktu Utama Membaca Surat Al-Ikhlas


SURAT Al Ikhlas, seperti halnya surat-surat yang lain juga memiliki banyak rahasia yang terkandung di dalamnya. Dinamakan surat Al Ikhlas, karena dia menyelamatkan orang yang membacanya dari kesulitan dunia akherat, dari kesulitan sakarotul maut, dari kesulitan kegelapan malam dan dari segala kesulitan resiko di hari kiamat.

Ternyata ada waktu tertentu yang dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas. Berikut sembilan waktu yang dianjurkan untuk mengamalkan surat Al-Ikhlas:

Pertama: waktu pagi dan sore hari

Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah“. Hingga aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.” (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kedua: sebelum tidur

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)

Ketiga: ketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid untuk penyembuhan ketika sakit)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al Ikhlas) dan Mu’awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen).” (HR. Bukhari no. 5748)

Keempat: wirid seusai shalat (sesudah salam)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)

Kelima: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh)

“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.

Keenam: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib

“Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Ketujuh: dibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)

Kedelapan: dibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Kesembilan: ketika shalat dua rak’at di belakang maqom Ibrahim setelah thowaf

“Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)

Meskipun ada anjuran 9 waktu di atas. Namun membaca surat Al-Ikhlas tidaklah terpaku pada 9 waktu tersebut. Di mana pun kapanpun boleh membaca surat Al-Ikhlas sebagai bentuk dzikir kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. 
[Reni Fatwa/islampos]

Yahudi, Benci terhadap Malaikat Jibril

kaum orang yahudi

“Katakanlah, ‘Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka sungguh Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah, membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Barangsiapa menjadi musuh Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail dan sungguh Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah:97-98)
AYAT ini menjelaskan alasan Bangsa Yahudi untuk menolak beriman kepada Nabi Muhammad dan Al-Qur’an, karena Jibril sebagai Malaikat yang membawa turunnya wahyu ini kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun ayat ini mematahkan dalih-dalih bohong bangsa Yahudi itu.
Ada riwayat dari Bangsa Yahudi yang diceritakan oleh seorang pendeta bernama Abdullah bin Shuriyah, yang bertanya kepada Nabi siapakah Malaikat yang membawa wahyu kepada Nabi. Ketlka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab bahwa malaikat itu adalah Jibril, lalu pendeta tersebut berkata, “Jibril adalah musuh Bangsa Yahudi. Karena ia pernah menyampaikan berita kepada Bangsa Yahudi akan datangnya kehancuran Baitul Maqdis”.
Walaupun berita ini terbukti benar namun bangsa Yahudi beranggapan bahwa Jibril sebagai malaikat yang dibenci bangsa Yahudi.
Anggapan Bangsa Yahudi semacam ini jelas menunjukkan manusia yang sudah rusak mental dan sesat pikiran. Lebih-lebih dengan alasan benci kepada Jibril lalu memusuhi petunjuk-petunjuk Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya. Kalau bangsa Yahudi benci kepada Jibril maka Malaikat ini pulalah yang membawa turun Kitab Taurat kepada Nabi Musa dan Kitab Zabur kepada Nabi Daud.
Padahal mereka mengaku beriman kepada Kitab Zabur dan Taurat. Maka sesungguhnya dengan membenci Jibril sama artinya dengan membenci Allah. Karena yang menyuruh Jibril membawa turun Kitab-kitab suci tersebut adalah Allah sendiri.
Dengan adanya dalih-dalih bohong yang dikemukakan untuk memusuhi Jibril adalah sebenarnya merupakan kedok belaka untuk mencari pembenaran bagi sikap mereka menolak beriman kepada Al Quran dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. []
Sumber: 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an/Karya: Syaikh Mustafa Al-Maraghi/Cetakan Pertama: April 1989 Penerbit: CV Pustaka Mantiq, Solo
islampos.com

Dimanakah Allah Berada?


SEBAGIAN umat Islam jika ada yang bertanya: “Dimana Allah ?” Maka mereka menjawab: “Allah ada di mana-mana.” Ada pula yang menjawab: “Allah ada di dalam diri kita, yaitu di hati.” Atau yang lebih mengkhawatirkan lagi ada yang mengatakan: “Allah tidak ada di mana-mana, kita tidak boleh sok tahu.”

Entah apa yang menyebabkan pemahaman ummat Islam tentang Allah Swt masih jauh menyimpang dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Padahal perkara ini termasuk hal yang paling mendasar dalam agama Islam.
Mari kita perhatikan firman Allah Swt berikut 
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas ´Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4).
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (QS. Al-Mulk: 16-17).
Dalam ayat ini sangat jelas bahwasannya Allah Swt ada di langit bersemayam di atas ‘Arsy-Nya. Namun ilmu-Nya meliputi segala yang ada di langit maupun di bumi. Ia mengetahui semua yang telah Ia ciptakan dari awal hingga akhir tanpa terkecuali.
Ada lagi dalil dari hadits Mu’awiyah bin Hakam, dikatakan bahwa suatu hari ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu Ia bertanya kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?” maka ia menjawab: “Di atas langit.” Beliau bertanya lagi: “Siapa AKu?” maka ia menjawab: “Anda utusan Allah.” Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karna ia seorang yang beriman.” (HR. Muslim).
Hal lain yang dapat dijadikan dalil adalah fitrah manusia jika berdo’a maka hati dan fisiknya mengarah ke atas (ke langit). Bahkan ini terjadi pada semua agama, termasuk anak kecil yang keilmuannya masih cetek. Belum ditemukan, ada orang dari agama manapun yang jika berdo’a ia mengarahkan hati dan fisiknya ke arah bawah (tanah) atau ke samping kiri dan ke samping kanan.
Namun demikan ada sesuatu yang harus kita perhatikan dengan seksama tentang firman Allah Swt yang berbunyi Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah.” (QS. Asy-Syura: 11).
Dengan firman Allah tersebut maka tertutuplah segala pertanyaan menyimpang yang sengaja dihembuskan oleh setan ke dalam dada manusia. Seperti pertanyaan bagaimana cara Allah duduk, atau bagaimana bentuk ‘Arsy Allah dan lain sebagainya.
Kita umat Islam tidak sepatutnya berfikir sejauh itu. Karena hal tersebut termasuk perbuatan yang sia-sia dan dapat membahayakan diri kita. Cukup kita katakan bahwa Allah Maha Suci dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya.
Pada zaman dahulu, Para ulama sangat tegas menyikapi orang-orang yang suka mempermainkan Allah Swt  dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh.
Seperti ketika Imam Malik ditanya oleh seseorang dalam majelisnya tentang bagaimana cara Allah bersemayam ? maka beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits), sedangkan istawa (bersemayam) itu sudah jelas maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya keluar dari majelis.” (Dinukil dari terjemah Aqidah Salaf Ahabil Hadits).
Jadi tidak ada gunanya kita memaksakan diri untuk memikirkan bentuk Allah karena ujung-ujungnya kita akan tersesat.  Akal manusia sangat terbatas, daya jangkaunya pun sangat rendah. Ada jutaan misteri dalam hidup ini yang sejak dahulu hingga detik ini belum bisa terjawab dan mungkin tidak akan terjawab hingga seluruh manusia mati.
Contoh kecil, dalam ilmu matematika. Kita mengenal apa yang disebut bilangan cacah, yaitu sebuah bilangan yang dimulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya. Setelah angka 9 ada angka 10, setelah angka 10 ada angka 11 hingga ratusan, jutaan, triliunan dan seterusnya. Lantas siapakah yang dapat menjawab kapankah atau dimanakah ujung dari bilangan tersebut?
Kewajiban yang diperintah Allah Swt kepada kita hanyalah meyakini bahwa Allah ada di langit, duduk bersemayam diatas ‘Arasy sesuai dengan apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan Hadits Sahih tanpa menggambarkan atau mempertanyakan teknisnya. [Azam/Islampos]
islampos.com

Perjuangan Gadis Kecil Penderita Gegar Otak Menghafal Alquran

Di tengah perjuangan menahan sakit yang sangat di kepalanya, gadis kecil itu berusaha keras menghafal Alquran.



Seorang gadis kecil asal Indonesia mengalami musibah ketika berada di Suriah pada tahun 2008, dua tahun sebelum perang saudara melanda negara itu. Gadis kecil itu terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan terpelanting di tangga ampiteater Roma di Kota Busrah.

Pendarahan hebat di otak dialami gadis itu. Untuk selamat, si gadis harus menjalani operasi. 
Nyawanya terselamatkan. Namun gadis kecil itu masih merasakan sakit yang sangat di dalam kepalanya. Kesadarannya muncul-tenggelam sejak saat itu.

Dia hampir saja menyerah dengan rasa sakit itu. Untuk mengimbanginya, gadis itu terkadang sampai membenturkan kepalanya ke tempat tidur.

Gadis kecil itu mencoba bertahan dan menahan rasa sakit. Hingga suatu hari, dia sedikit berbisik, 
'Ya Allah, jangan matikan aku sebelum aku selesai menghafal Alquran."

Dengan tekad begitu besar dan upaya keras menahan rasa sakit, gadis itu berusaha menghafal Alquran. Sembari menahan sakit, dia terus berusaha menghafal Alquran dan hafalannya terhenti hanya saat dia tidak bisa menahan kuatnya rasa sakit.

Penderitaan tersebut dijalani gadis itu selama hampir dua tahun. Allah SWT seolah melihat teguhnya niat gadis itu. Kemudahan diberikan kepada si gadis melalui seorang ustazah.

Perlahan-lahan si gadis berhasil menyelesaikan ujian tahfiz 15 juz dengan syeikh qurra di Damaskus. Dia akhirnya meraih ijazah sanad bacaan Alquran yang sampai pada Sahabat Ali bin Abi Thalib, dan tentu saja sampai kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Meski begitu, niat gadis itu masih kuat untuk menggenapkan hafalan Alquran hingga 30 juz. Niat itu dia wujudkan saat Ramadan 1432 Hijriah. Hari terakhir bulan mulia tersebut menjadi targetnya menuntaskan seluruh hafalan.

Target itu sempat meleset tiga pekan lamanya. Tepatnya tanggal 19 Syawal 1432 H, gadis itu menggenapkan hafalan 30 juz Alquran.

Kini, gadis cilik itu tinggal di kawasan Jonggol, Bogor. Dia menjadi salah satu mudarrisah atau pembimbing di salah satu pesantren tahfiz Alquran di sana.

(Disarikan dari buku Urusan Lancar dengan Alquran karya Ustaz Yusuf Mansur)


SHARE !
dream.co.id

Surah Al-Mulk, Ini Dia Keutamaannya

Ilustrasi: forum.hammihan.com
Ilustrasi: forum.hammihan.com
SURAH al-Mulk diturunkan di Mekkah, sehingga disebut dengan surah Makkiyah terdiri dari 30 ayat. Di antara tema penting yang terdapat dalam ayat-ayatnya adalah Allah pemilik kerajaan langit dan bumi, kehidupan dan kematian diciptakan sebagai ujian bagi manusia, kisah penolakan orang-orang kafir terhadap ajakan para nabi dan Rasul Allah, dan bagaimana keadaan yang Allah anugerahkan bagi manusia di bumi, serta beberapa tema lainnya.
Surah ini memiliki beberapa keutamaan, sebagaimana yang termuat dalam beberapa ayat berikut:
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, 
“Di dalam Al-Quran itu terdapat satu surah yang terdiri dari 30 ayat. Surah itu dapat memberi syafaat kepada pembacanya sampai dia diampuni. Surah itu adalah al-Mulk,” (HR. Abu Dawud).
Abdullah bin Mas’ud berkata, 
“Orang yang membaca surah al-Mulk setiap malam, Allah pasti akan menyelamatkannya dari siksa kubur. Pada masa Rasulullah SAW kami menyebutnya dengan istilah Surah Benteng. Surah itu terdapat dalam al-Quran. Orang yang membacanya pada malam hari, dia telah banyak mendapat keuntungan,” (HR. Nasa’i).
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, 
“Seorang lelaki didatangi oleh malaikat di dalam kuburnya dari arah kaki. Kakinya berkata, ‘Hai malaikat kamu tidak mempunyai jalan masuk dari arahku yang membaca surah al-Mulk.’ Malaikat itu kemudian mendatanginya dari arah dada. Dadanya berkata, ‘Kamu tidak mempunyai jalan masuk dari arahku yang membaca surah al-Mulk.’ Malaikat itu kemudian mencoba mendatanginya dari arah kepala. Kepalanya berkata, ‘Kamu tidak mempunyai jalan masuk dari arahku yang membaca surah al-Mulk.’ Surah al-Mulk merupakan benteng yang dapat membentengi pembacanya dari siksa kubur. Alam kitab Taurat, surah ini juga disebut surah al-Mulk. Orang yang membacanya pada malam hari, dia telah memperkukuh bentengnya dan sangat beruntung,” (HR. Hakim).
Ibnu Abbas menceritakan, 
“Sebagian sahabat membuat tempat persembunyian di bawah tanah. Tanpa sengaja, salah seorang dari mereka telah menggali bekas kuburan orang yang pernah membaca surah al-Mulk. Sahabat itu datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah saya menggali tempat persembunyian bawah tanah. Tanpa sengaja yang saya gali ternyata merupakan bekas kuburan orang yang membaca surah al-Mulk.’ Rasulullah kemudian bersabda, ‘Surah itu merupakan benteng dan pembekas yang dapat membebaskan pembacanya dari siksa kubur’,” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab Kanzul ‘Ummal, disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Ayub, bahwa Nabi SAW membaca Tabaarakalladzii biyadihil mulku(surah al-Mulk) saat mengimami shalat shubuh.
Ibnu Mas’ud berkata, 
“Siapa yang membaca Tabaarakalladzii biyadihil mulku(surah al-Mulk) setiap malam, Allah akan menghindarkannya dari siksa kubur. Pada masa Rasulullah SAW, kami menyebutnya dengan istilah al-Mani’ah (penghalang),” (HR. Nasa’i).
Al-Mani’ah merupakan ismul fa’il dari kata mana’a-yamna’u (menghalangi). Artinya, penghalang yang akan menghalangi seseorang dari siksa kubur dan siksa neraka.
Semoga Allah SWT senantiasa menaungi kita semua dengan rahmat dan kasih sayangNya, serta melindungi kita dengan surah al-Mulk ini. []
Sumber: Kerajaan Al-Quran/Karya: Hudzaifah Ismail/Penerbit: Almahira

Watak Manusia sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an




TABIAT memiliki arti watak, budi pekerti, perbuatan yang selalu dilakukan, kelakuan, tingkah laku. Pengertian diatas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Berangat dari arti diatas tabiat manusia merupakan watak atau tingkah lalu yang di miliki setiap manusia. tetapi tabiat manusia itu berbeda-beda.


Dalam Al-Qur’an yang Allah SWT turunkan sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia. Secara gamblang telah jelas tabiat manusia sebagai berikut:

1. Memiliki bentuk penciptaan yang sempurna. 

Sebagaimana firman Allah SWT, 
“Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin: 4).

2. Kecintaan kepada lawan jenis dan keluarga. 

Allah SWT berfirman, 
“Dijandikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak…,” 
(QS Ali-Imran: 14).

3. Kecintaan terhadap harta. 

Allah SWT berfirman, 
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenagan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga),” (QS Ali-Imran: 14).

Dan dari firman Allah yang lain, 
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan,” (QS Al-Fajr: 20).


4. Cenderung memiliki sifat kikir. 

Dan Allah SWT berfirman, 
“Dan apabila ia mendapat kebaikan ia sangat kikir,” (QS Al-Ma’arij: 21).

5. Suka berkeluh kesah ketika mendapat kesulitan. 

sebagaimana firman Allah SWT, 
“Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesulitan ia berkeluh kesah,” (QS Al-Ma’arij: 20).

6. Sering tergesa-gesa. 

Allah berfirman, 
“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa,” (QS Al-Isra’: 17)

7. Suka menzalimi diri sendiri dan lupa terhadap RabbNya. 

Dalam firman Allah SWT, 
“Sesungguhnya, Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir amanat akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya, manusia itu amat zalim dan bodoh,” (QS Al-Azab: 72).

8. Memiliki kecenderungan untuk berbuat salah atau dosa. Sebagaimana 

sabda Rasulullah SAW, 
“Setiap Anak Adam suka berbuat salah, dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat,” (HR Ibnu Majah).

9. Kecenderungan untuk beragama dan mengagungkan sesuatu(taqdis). 

Rasulullah SAW bersabda, 
“Tidaklah setiap manusia lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani,” (HR Bukhari). 


SHARE 
Referensi: Ledakkan Potensi Dirimu!/M. Iwan Januar/Madania Prima/2008 - [dry/islampos]

MENJADI PERCAYA DIRI DENGAN MEMAHAMI BEBERAPA AYAT AL QUR'AN INI

BEBERAPA Ayat dalam Al-Qur’an yang Bermanfaat Untuk Pelindung Diri

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang berisi pedoman hidup manusia di dunia, dalam kitab suci ini juga terdapat 4 ayat perlindungan diri yang dapat diamalkan oleh setiap manusia. Setiap ayat dalam Al-Qur’an memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah sebagai perlindungan diri dari hal-hal yang buruk. Apa sajakah ke-4 ayat dalam Al-Qur’an yang bermanfaat untuk perlindungan diri?



4 Ayat dalam Al-Qur’an yang Bermanfaat Untuk Pelindung Diri
Sumber: Kumpulanmisteri.com

Al-Qur’an berisi kumpulan ayat firman Allah yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Ada 4 ayat yang dapat dijadikan sebagai doa perlindungan diri dari hal-hal yang buruk. Menurut Imam Ja’far As-Shodiq yaitu guru dari imam besar madzhab Hanafi dan Maliki berpesan bahwa ada 4 ayat dalam Al-Qur’an yang bermanfaat untuk pelindung diri dari hal-hal yang buruk. Apa sajakah ke-4 ayat itu? Berikut adalah 4 ayat sebagai pelindung diri:



1. QS. Al-Imran ayat 173

Imam Ja’far menjelaskan bahwa sungguh aneh jika setiap manusia tidak berlindung kepada firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Imran ayat 173 Allah telah menyerukan kepada setiap manusia bahwa Allah SWT adalah pelindung bagi setiap hambanya dan tidak ada sebaik-baiknya pelindung kecuali Allah SWT. Dalam ayat selanjutnya yaitu QS. Al-Imran ayat 174 juga telah dijelaskan bahwa setiap manusia yang kembali ke jalan Allah dan meminta pertolongan kepada Allah akan terhindar dari segala bencana dan mendapat karunia dari Allah SWT. Semua bencana dan musibah merupakan rencana Allah dan hanya kepada-Nya lah kita harus berlindung dan meminta pertolongan. Inilah salah satu ayat pelindung diri dari makhluk halus yang dapat Anda amalkan.


2. QS. Al-Anbiya ayat 87

Sungguh aneh jika seseorang bersedih tetapi dia tidak meminta perlindungan kepada Allah SWT. Dalam QS. Al-Anbiya ayat 87 Allah telah menjelaskan kesuciannya dan tidak ada Tuhan selain Allah yang mampu menolong manusia dari segala bencana. QS. Al-Anbiya ayat 88 Allah telah menerangkan bahwa setiap manusia yang berdo’a kepada-Nya dengan sungguh-sungguh maka Allah akan mengabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari kesusahan. Setiap kesedihan yang Allah turunkan kepada setiap manusia merupakan ujian dan hanya kepada Allah kita harus berserah diri.



3. QS. Ghofir ayat 44

Imam Ja’far merasa heran jika ada seorang manusia yang ditipu tetapi dia tidak meminta perlindungan kepada Allah, padahal dalam QS. Ghofir ayat 44 telah dijelaskan bahwa Allah maha melihat dan setiap manusia yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT akan memeliharanya dari segala kejahatan tipu daya yang dapat mengintainya. Hal ini juga dijelaskan dalam lanjutan ayat ini yaitu dalam QS. Ghofir ayat 45. Inilah ayat pelindung diri dan keluarga dari segala kejahatan tipu daya.



4. QS. Al-Kahfi ayat 39

Imam Ja’far merasa heran kepada seseorang yang giat mencari harta dunia tetapi tidak meminta pertolongan kepada Allah, padahal dalam QS. Al-Kahfi ayat 39 dan 40 telah dijelaskan bahwa semua isi dunia merupakan milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita harus meminta. Jika setiap manusia berdo’a dan meminta pertolongan Allah dalam mencari dunia maka Allah akan memberikan kemudahan dan pertolongan untuknya.



Demikian 4 ayat janji suci Allah SWT sebagai perlindungan diri setiap manusia. Sebagai umat Islam sudah seharusnya kita mengimani hal ini dan mengukuhkan hati untuk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap urusan di dunia karena hanya Allah satu-satunya Tuhan yang mampu menolong dan melindungi kita dari hal-hal yang buruk. 4 ayat perlindungan diri ini merupakan janji Allah kepada setiap hambanya dan barang siapa yang percaya dan mengamalkannya akan mendapat pertolongan dari Allah SWT.

SHARE !
Kumpulanmisteri.com - Tausiahislam.com

At-Tauba Not Allow Beginning Basmalah. Why ?


Basmalah reading is the opening line of any deeds that we wish to do. Because Lafadz "Bismillaahirrahmaanirrahiim" if sung in every act, will be able to bring blessing and grace of Allah SWT. So for the servant who always practice it, would be met with a request for permission from the creator of the universe.


But on the other hand, there is also a ban on reading basmalah when starting deeds. That is when we want to read the letter at-Tawbah in Al-karim Quranul. Where basmalah actual reading was highly recommended by every Muslim when reciting verses of the holy Quran, At-Tauba Except this letter. So why this letter contained when read can not start with reading basmalah ...?

The views of the scholars' have explained about the ban. Therefore all, when all the people of At-Tawbah letter echoed in various assemblies, they do not begin with Lafadz "Bismillaahirrahmaanirrahiim".

If explained the meaning of reading basmalah itself, Has the meaning of love to every creature Allah wills. Whereas in the letter At-Tauba has talked about infidels and hypocrites. Which they all have been disconnected or are forbidden from reading basmalah and compassion of Allah SWT. Therefore, when a letter is echoed At-Tauba can not start with reading basmalah.


At Surat At-Tawbah also has other names including Al-Fadhihah: that means exposing evil hypocrites, Al-kasyafah: meaning as identifiable will disgrace those who turn away from the religion of Islam, As-Saif: which means sword form calls for jihad, and as a stern warning to those who are reluctant to fight for Islam.

In addition At-Tauba Also named Baro'ah letter, which means that the termination (of a peace agreement). Which at that time was in conjunction with the At-Tawbah letter lowered when the Prophet Muhammad after returning from the battle of Tabuk, which occurred in the year 9 AH.

So that from it all, the content of which is contained in the letter At-Tauba does mean that reversed when compared to reading basmalah meaning itself. Which implies basmalah content of the meaning of security, peace, and compassion. But in the At-Tawbah letter implies the meaning of criticism and objections to the hypocrites and disbelievers.

Well, that's the reason that causes why when reading the letter at-Tawbah not allowed begins with the reading basmalah. Hopefully it can therefore be useful insight for all of us. Amien ..


SHARE!

arbamedia.com

COLLECTION OF ISLAMIC PRAYER


PLEASE USE SUPPORT TOOLS 
IN THE LANGUAGE TRANSLATOR


" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk."   
 (Surah Al-Baqarah ayat 186)


"Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu."  
(Surah Al-Mu'min, ayat 60)





        Al-Fâtihah   الفاتحة

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 لْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam


الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Yang menguasai di Hari Pembalasan

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan

 اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  
Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

______________________________________________________________________________





DOA Dzun Nuun Nabi Yunus As

Hal ini pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ


“ Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN   
( Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya ).


Mengenai do’a Nabi Yunus ‘alaihis salam ini juga disebutkan dalam ayat,

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ (88)

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” 
(QS. Al Anbiya’: 87-88)



Doa nabi Zakariya memohon keturunan

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
  " Rabbihabliimilladunka dzurriyatan thayyibah, innaka samii `udduaa." 
Ya Tuhanku berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan do`a.  (QS Al-Imran:38).

______________________________________________________________________________
DOA TERLINDUNG DARI SIKSA API NERAKA – SIKSA KUBUR - DAJJAL - FITNAH

Abdullah bin Abbas ra mengabarkan:
Nabi Muhammad saw biasa mengajarkan doa ini dengan cara seperti beliau mengajarkan sebuah surat dari Qur’an:

‘Allaahumma innii a’uudzu bika min adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min adzaabil-qabri, wa a’uudzu bika min fitnatil-Masihid-Dajjal, wa a’uudzu bika min fitnatil-mahyaa wal-mamaati.”

“Ya Allah, aku berlindung padaMu dari siksa Neraka, dan aku berlindung padaMu dari siksa kubur, dan aku berlindung padaMu dari fitnah Dajjal. Dan aku berlindung padaMu dari fitnah kehidupan dan kematian.”         (diriwayatkan oleh Imam Malik)
 ______________________________________________________________________________
PAGAR DIRI DARI GANGGUAN SIHIR
Dari Abu Mas'ud al-Badri. dari Nabi shalallahu alaihi wassalam, sabdanya:
"Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam -yaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat-, maka kedua ayat itu mencukupinya."
(Muttafaq 'alaih)
Dikatakan oleh para alim ulama bahwa arti mencukupi orang tadi, maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan pada malam itu. Ada pula yang mengartikan mencukupi dari berdiri untuk shalat malam.

 ______________________________________________________________________________

DOA DALAM KESUSAHAN
Do'anya :


“ Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”   

 HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2427, Ibnu Sunni dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 351, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashfahan: 2/305, “Isnadnya shahih sesuai syarat Muslim.”)

______________________________________________________________________________
Doa ini agar kita terhindar dari hutang & gelisah
 اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
 وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
 وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
 وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
"Allahuma inni a'udzubika minal hammi wal hazan, wa a'udzubika minal ajzi wal kasal, wa a'udzubika minal jubni wal bukhli, wa a'udzubika min ghalabatid daini                       wa qahrir rijaal"
” Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku. ”      (HR Abu Dawud 4/353)
______________________________________________________________________________


Do'a agar di jauhkan dari keburukan akhlaq, dari keburukan amal dan dari keburukan-keburukan hawa nafsu


Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari akhlaq yang buruk, dari keburukan-keburukan amal, dari kemungkaran-keburukan hawa nafsu
______________________________________________________________________________

Doa Sebelum & Sesudah Jima

“Bismillah. Allaahumma jannibnaash syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa 
(Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami), kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”
(Muttafaqun ‘alaihi oleh Al-Bukhari dan Muslim)








READ MORE …
Doa Dzikir dan Wirid Sholat Fardlu
Kumpulan Doa untuk Jenazah dan Ziarah Kubur
NASI GORENG - WASPADA PRODUK HARAM


SHARE !

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Popular Posts

.

.
hadist, panduan, pegangan, amalan

*** Promote Your Business to Worldwide ***