Menu
▼
MENU
▼
▼
Suriah - Bomber Bunuh Diri itu Ternyata WN Amerika Serikat - NEWS
Suriah - Bomber Bunuh Diri itu Ternyata WN Amerika Serikat
sebuah truk penuh amunisi berjalan menaiki bukit di utara Suriah. Sesaat kemudian, ledakan dahsyat terjadi, diikuti pekikan dan berondongan senapan.
Kelompok militan radikal yang mengaku bertanggung jawab atas insiden itu menyebut, pelaku bom bunuh diri adalah warga Amerika Serikat.
Benarkah demikian? Kamis kemarin, 2 pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi klaim tersebut.
Pria yang dikenal dengan nama gerilya 'Abu Hurayra Al-Amriki' sejatinya adalah warga negara AS, tumbuh besar di Florida dan bersekolah di sana.
Namun, tak ada pejabat yang mengungkap nama asli si bomber. Sementara, para penyidik sedang memeriksa keluarga pelaku.
Al-Amriki ada dalam daftar orang Amerika yang coba diawasi intelijen AS, karena pergi ke Suriah beberapa bulan lalu untuk bergabung dengan pemberontak yang melawan Pemerintah Suriah.
Abu Farouk al Shamy, juru bicara batalion pemberontak Suqour al-Sham kepada CNN mengatakan, serangan yang dilakukan di hari Minggu berada dalam koordinasi dengan Front Al Nusra -- organisasi terkait Al Qaeda yang dimasukkan ke daftar hitam oleh Pemerintah AS -- sebagai organisasi teror asing.
Tak hanya dalam video YouTube berjudul, "the American martyrdom from al-Nusra Front", sejumlah posting di media sosial juga menampilkan gambar bomber Abu Hurayra Al-Amriki -- seorang pria berjanggut, tersenyum, dan memegang kucing. Al-Amriki dalam Bahasa Arab berarti 'Amerika'.
Sementara, aktivis Suriah mengatakan, video tersebut menunjukkan persiapan militan dan serangan terhadap pos militer Suriah di Jabal Al-Arba'een, dekat kota Ariha di Provinsi Idlib -- yang diyakini di jalur pasokan utama pemberontak.
Menurut aktivis Suriah dan posting media sosial, 4 kendaraan yang sarat bahan peledak adalah bagian dari serangan itu. Satu video YouTube memperlihatkan, seorang Amerika meledakkan yang terbesar, yang berisi 17 ton bahan peledak, termasuk peluru artileri.
Menanggapi hal ini, intelijen dan pejabat penegak hukum AS menyatakan prihatin atas keberadaan orang Amerika yang terlibat peperangan di Suriah, termasuk bergabung dengan kelompok-kelompok seperti Front al-Nusra.
Kekhawatirannya, mereka dan orang Barat lainnya mungkin menimbulkan ancaman ketika mereka kembali pulang. "Akan ada diaspora dari Suriah," kata Direktur FBI James Comey pekan lalu, seperti dikutip dari CNN, Jumat (30/5/2014). "Kami bertekad untuk tidak membiarkan garis teror ditarik dari Suriah hari ini ke potensi serangan 9/11 di masa depan."
(sumber: CNN)