Menu

MENU

10 sifat hati orang kafir dalam al-Quran



Hati adalah anggota tubuh yang paling utama, posisinya ibarat raja bagi tubuh yang lain. Karena dengan hatilah manusia berfikir dan dengannya pula manusia diberi tugas oleh Allah untuk memakmurkan dunia ini.


Hati dalam bahasa arab dinamakan “Al-Qalb” yang artinya sesuatu yang berubah-ubah.Rasuluillah SAW memisalkan hati ini dengan bulu yang diterpa angin, sabda beliau
“Permisalan hati sebagaimana bulu yang diombang-ambing oleh angin di tengah tanah yang lapang.”   (HR Ibnu Majah)

Allah SWT mensifati hati orang yang beriman sebagai hati yang selamat, Allah berfirman: 
“Pada hari itu tidak bermanfaat harta dan anak. kecuali yang datang pada Allah dengan hati yang selamat.” (QS as-Syuara’: 88-89) 

Adapun hati orang kafir, Allah SWT memberikan 10 sifat kepada hati mereka, berikut ini penjelasan selengkapnya.

Pertama, inshiraf (dipalingkan), sebagaimana firman Allah: “Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?" sesudah itu merekapun pergi. Allah Telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS at-Taubah: 127)
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang munafik, ketika dibacakan ayat-ayat Allah yang mengungkap kebusukan hati mereka, mereka kaget dan heran, tapi anehnya mereka justru berpaling dan pergi. Padahal seharusnya mereka beriman kepada ayat-ayat Allah tersebut, oleh karenanya Allah memalingkan hati mereka dari kebenaran.
Kedua, Dhoyiq dan Haroj (sesak lagi sempit), sebagaimana firman Allah: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatan niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit....” (Qs al-An’am: 125)
Al-Haraj artinya tempat yang dikelilingi pohon-pohon yang membelit dan melingkar. Hati orang kafir sangat sempit, sehingga hidayah dan petunjuk tidak bisa masuk kedalamnya, sebagaimana para penggembala yang tidak bisa memasuki tempat yang di penuhi dengan pepohonan yang membelit dan melingkar.
Sesaknya hati orang kafir juga Allah misalkan dengan seseorang yang sedang mendaki langit atau tempat yang tinggi. Semakin tinggi ia mendaki, akan semakin sesak karena oksigen mulai berkurang.
Ketiga, hatinya “Mati“ sebagaimana firman Allah SWT: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?...” (QS al-An’am: 122)
Maksud orang yang mati dalam ayat itu adalah orang yang hatinya mati dan tidak bisa memahami ayat-ayat Allah SWT karena bodoh dan tidak punya ilmu. Maka Allah menghidupkannya dengan memberikan ilmu dan keimanan kepadanya.
Ayat di atas juga menunjukan keutamaan ilmu, yang dengannya manusia akan hidup dan mampu menghidupkan serta memakmurkan dunia ini, tanpanya manusia tak akan mampu berbuat apa-apa, kecuali ia akan terombang-ambing dalam kegelapan dan kebodohan.
Keempat, ”Thab’u” (terkunci mati). Sebagaimana firman Allah: “Maka disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya.. .” (QS an-Nisa: 155)
Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi yang melakukan kejahatan di dunia, seperti melanggar perjanjian, mengingkari ayat-ayat Allah, dan membunuh para nabi. Dengan perbuatan mereka itu, Allah mengunci mati hati mereka.
Kelima, Hatinya Ingkar, sebagaimana firman Allah: “... hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.” (QS an-Nahl: 22)
Pada ayat di atas dijelaskan bagaimana orang kafir mengingkari keesaan Allah dan tidak mau menerima kebenaran dan nasihat. Sebaliknya hati mereka menerima kekafiran dan kemaksiatan. Artinya bahwa ciri-ciri hati orang kafir itu senang dengan kemaksiatan dan kesesatan dan membenci kebaikan, keimanan dan kemaslahatan.
Keenam, Hamiyyah (Fanatik). Sebagaimana firman Allah: “Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa....” (QS al-Fath: 26)
Orang-orang kafir, ketika mereka diajak untuk mengikuti kebenaran timbul dalam hatinya sifat hamiyah jahiliyah, yaitu kefanatikan jahiliyah dan berhala mereka, sehingga mereka menolak kebenaran tersebut.
Sebagian umat Islam, kadang terjangkit penyakit hamiyah ini, mereka fanatik dengan otak dan nalar yang mereka miliki, sehingga menutupi mereka dari mengikuti kebenaran. Demikian juga fanatik suku dan fanatik kenegaraan atau disebut paham nasionalisme. Sebaliknya orang-orang beriman ketika dihadapkan pada masalah yang pelik dan rumit, mereka tetap tenang dan berfikir jernih, menggunakan nalar dan akal jernih. Karena Allah lah yang menurunkan ketenangan hati dan mengajarkan kalimat Tauhid.
Ketujuh, Hati mereka Qosiyah (membatu). Sebagaimana firman Allah: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? ....” (QS az-Zumar: 22)
Orang-orang kafir jika dibacakan ayat-ayat Allah, hati mereka membatu dan keras serta tidak bisa memahaminya. Sedang hati orang-orang beriman, hati mereka akan menjadi lunak dan luluh, kadang mereka menangis karena tersentuh dengan ayat-ayat Allah disebabkan mereka paham sehingga mereka tunduk.
Kedelapan, Ar-Rain (tertutup). Sebagaimana firman Allah: “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS al-Muthafifin: 14)
Ayat di atas menjelaskkan bahwa hati yang tertutup atau ditutup Allah sehingga tidak bisa menerima kebenaran adalah akibat atau dampak dari perbuatan yang dikerjakan oleh manusia, dan sekali-kali Allah tidak akan menzalimi seseorang, akan tetapi orang itu sendiri yang menzalimi dirinya sendiri, dengan mengerjakan hal-hal yang membawa madharat bagi dirinya dan umat manusia.
Kesembilan, Hati mereka Sakit, sebagaimana firman Allah: “Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?.” (QS Muhammad: 29)
Hati yang sakit, sebagaimana anggota badan yang sakit, salah satu tandanya adalah malas menerima makanan yang merupakan gizi dan kekuatan badannya. Begitu juga hati yang sakit akan malas untuk menerima nasihat dan peringatan serta ilmu, yang semuanya merupakan gizi untuk ruh dan jiwa.
Kesepuluh, Khotm (terkunci mati). Sebagaimana firman Allah: “Allah Telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup . dan bagi mereka siksaan yang besar.” (QS al-Baqarah: 7)
Ayat ini menujukkan bahwa orang kafir tidak dapat menerima petunjuk, nasehat dan juga tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat al-Quran dan pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat pada alam dan diri mereka sendiri. 


Wallahu ‘Alam Bisshawab