Menu

MENU

BEBERAPA HAL YANG MESTI KITA TAHU JIKA BEPERGIAN DENGAN PESAWAT

Mengapa Lampu Kabin Pesawat Dimatikan Saat Takeoff & Landing?


Jika Anda naik pesawat terbang, pasti mendapati lampu kabin diredupkan saat takeoffdan landing. Sehingga, ruang kabin menjadi lebih gelap. Tahukah Anda mengapa selalu demikian?
Meredupkan lampu kabin merupakan standar keselamatan saat takeoff dan landing --yang merupakan saat-saat kritis dalam penerbangan. Terutama untuk penerbangan saat senja, malam, ataupun dini hari.



Meredupkan lampu kabin merupakan tindakan berjaga-jaga untuk proses evakuasi. Dengan lampu yang redup, mata penumpang bisa dengan cepat menyesuaikan dengan lingkungan jika terjadi kondisi darurat.

Apabila ruang kabin tetap terang benderang, dan kemudian terjadi kondisi darurat, lampu tiba-tiba padam, maka akan sangat sulit untuk proses evakuasi. Sebab, mata penumpang akan butuh waktu lama untuk menyesuaikan atau fokus dari kondisi terang ke gelap.

Bayangkan jika kita berada di sebuah ruangan yang terang benderang, namun belum kita kenal dan penuh rintangan, terus kemudian tiba-tiba lampu dimatikan dan kita diminta untuk keluar dengan cepat. Pasti yang terjadi hanyalah kepanikan. Inilah yang tak diinginkan saat proses evakuasi.
Karena setiap detik sangat berharga dalam proses evakuasi saat kondisi darurat, maka meredupkan lampu merupakan salah satu dari beberapa langkah untuk menjamin keamanan penumpang. (Sumber: www.travelandleisure.com)


Mengapa Penutup Jendela Harus Dibuka Saat Takeoff dan Landing?

Tak hanya meredupkan lampu. Saat pesawat hendak terbang maupun mendarat, kru pesawat juga meminta para penumpang menaikkan penutup jendela. Ini juga menjadi salah satu prosedur keselamatan penerbangan.

Dengan pertimbangan takeoff dan landing menjadi momen paling rawan terjadinya kecelakaan, maka membuka penutup jendela ini menjadi penting untuk prosedur keselamatan penerbangan.

"Jika terjadi kondisi darurat, kru kabin perlu menentukan sisi pesawat sebelah mana yang paling aman digunakan untuk turun. Dengan membuka penutup jendela, memungkinkan mereka untuk membuat perintah dengan cepat," ujar Corporate communication manager Otoritas Keselamatan Penerbangan Australia, Peter Gibson.


Kenapa Ada Lubang Kecil di Tiap Jendela Pesawat

Anda pengguna moda transportasi pesawat terbang mungkin mengetahui hal ini. Jika diperhatikan secara cermat, setiap jendela pesawat umumnya memiliki sebuah lubang kecil di bagian bawahnya. Lantas apas sebenarnya fungsi lubang tersebut?

Rupanya, lubang kecil yang terletak di bagian bawah kaca jendela itu adalah sebuah fitur keamanan yang sangat penting.

Dilansir dari Travel and Leisure, lubang kecil tersebut disebut juga dengan 'lubang napas'. Lubang tersebut digunakan untuk mengatur jumlah tekanan yang lewat di antara panel dalam dan luar jendela itu.

Karena jika Anda perhatikan dengan jeli, kaca pesawat tidak hanya memiliki satu panel, melainkan ada dua hingga lebih sehingga membuat kaca semakin kuat.

Dengan kata lain, kegunaan lubang kecil ini adalah untuk memastikan saat terjadi suatu tekanan dari luar jendela, maka panel luarlah yang akan menanggung tekanan tersebut. Sehingga penumpang masih bisa bernapas dengan baik.

Selain itu, lubang tersebut juga memiliki fungsi untuk membantu kaca terhindar dari embun yang terjebak di antara panel kaca.

Meski jendela pesawat berlubang, Anda tak perlu khawatir. Sebab, lubang napas dengan ukuran kecil itu tidak akan membahayakan penumpang saat panel luar mengalami tekanan udara yang cukup besar.

Di samping itu, lubang tersebut juga tak akan menarik debu ke dalam pesawat karena jendela memiliki panel yang rapat. 



Ke Mana Perginya Kotoran Toilet Pesawat

Pernah menggunakan toilet dalam pesawat terbang? Jika pernah, kemana sebetulnya kotoran tersebut akan berakhir? Sebagian orang percaya jika kotoran manusia dari toilet pesawat akan dibuang saat pesawat sedang terbang di udara.

Keyakinan tersebut memang benar sampai ditemukannya sistem toilet modern yang diciptakan James Kemper. Toilet yang mengandalkan daya hisap dan sedikit air tersebut baru dipasang untuk pertama kalinya di pesawat Boeing pada 1982.

Sebelumnya, sistem toilet di dalam pesawat melibatkan sebuah ember atau wadah khusus yang dirancang sedemikian rupa.

Bagi penumpang pesawat di era Perang Dunia II, mungkin toilet ember yang dijuluki 'Elsan' adalah hal yang paling dibenci selama penerbangan.

Toilet Elsan rawan meluap dan memuntahkan 'isinya' keluar ke mana-mana, terlebih saat pesawat mengalami turbulensi atau pilot melakukan manuver ekstrem.

Kru pesawat kadang-kadang suka buang air kecil atau buang air besar ke dalam Elsan, sebelum melemparkannya keluar melalui jendela. Bahkan konon pilot tempur Inggris sering membuang toilet Elsan yang penuh dengan kotoran bersama dengan bom yang dijatuhkan ke tentara Jerman.
Setelah itu muncul toilet berbentuk kotak yang sulit digunakan yang diisi dengan cairan desinfektan berwarna biru bernama Skykem. Namun toilet ini juga rawan bocor.

Baru kemudian muncul toilet ala Kemper yang menggunakan sedikit air namun memiliki daya hisap kuat untuk menampung kotoran sementara sampai pesawat mendarat di bandara.

Sejak itu, teknologi pertoiletan pesawat tidak mengalami kemajuan yang berarti. Namun tetap ada variasi dari toilet James Kemper. Seperti yang digunakan di pesawat Boeing 787 yang punya penutup toilet otomatis.

"Tidak mungkin membuang kotoran dari toilet saat pesawat terbang," jelas Patrick Smith, seorang pilot dan penulis Cockpit Secret. "Baru saat pesawat mendarat di bandara tujuan, cairan biru dan kotoran di dalam toilet disedot oleh truk pengangkut kotoran dan dibuang di tempatnya."
Saat dipindahkan itu, semua kotoran itu sudah berwarna biru dan nyaris berbentuk cair seutuhnya. Pada beberapa kasus, suhu dingin di angkasa membuat cairan kotoran yang sudah tercampur desinfektan itu membeku sehingga disebut kristal biru.
Kendati demikian, meski jarang, ada juga 'kecelakaan kecil' ketika toilet bocor dan memuntahkan isinya keluar.

"Seorang pria di California memenangkan gugatan setelah potongan kristal biru jatuh dari pesawat dan menerjang perahu layarnya," tambah Kapten Smith.

"Dari toilet yang bocor, kotoran bercampur desinfektan membeku dan jatuh seperti bom es. Jika Anda pikir itu kejadian yang buruk, ada yang lebih buruk. Sebuah Boeing 727 mengalami kerusakan mesin setelah menelan sepotong kristal biru yang membeku ketika toiletnya bocor."
(Sumber: The Telegraph)



Alasan Pilot Gunakan Kata `Mayday` Saat Darurat

Selama ini kita tahu, jika seorang pilot tengah berada dalam keadaan darurat di udara secara spontan akan diucapkan kata 'Mayday'. Kata ini berlaku bagi penerbangan di seluruh dunia tanpa terkecuali.

Lalu apa sebenarnya arti Mayday? Mengapa digunakan untuk situasi darurat di pesawat? Ternyata sejarahnya berawal pada tahun 1923 ketika seorang petugas radio senior, Frederick Stanley Mockford di Bandara Croydon, London ditugaskan untuk mencari kata yang mudah digunakan oleh semua pilot dan dimengerti oleh petugas di darat dalam keadaan darurat.

Karena saat itu komunikasi radio semakin sering digunakan, maka harus ada kata-kata yang menggambarkan keadaan darurat sebagai pengganti kode morse SOS.

Setelah dipikirkan, akhirnya di tengah dua bahasa yang digunakan Frederick, muncullah kata mayday yang didapatkan dari kata m'aider. Dalam bahasa Prancis m'aider berarti 'tolong aku'.

Empat tahun kemudian pada 1927, International Radiotelegraph Convention of Washington menetapkan mayday sebagai kata darurat resmi. Pengucapan mayday juga harus dilakukan tiga kali berturut-turut, agar dapat dibedakan dengan jelas dari kata lainnya terutama dalam keadaan berisik.
(Sumber: www.todayifoundout.com)


Ini yang Terjadi jika Seorang Meninggal di Atas Pesawat

Dalam dunia penerbangan, jarang sekali seorang penumpang meninggal dunia di atas pesawat.

Namun karena kematian tak bisa dihindari, hal itu bisa saja terjadi. Lalu bagaimana awak pesawat ketika menemui kejadian seperti itu? Apakah jenazah penumpang dibiarkan duduk atau ditaruh di toilet agar tidak mengganggu penumpang lain?

Dalam latihan yang dijalani awak pesawat, penumpang yang meninggal 'sebisa mungkin dipisahkan dari penumpang lainnya'.

Kepada MailOnline dikutip Dream.co.id, Selasa 3 Maret 2015, seorang juru bicara British Airways mengatakan telah melatih awak pesawat untuk memperlakukan penumpang yang meninggal di atas pesawat secara terhormat dan bermartabat.

"Biasanya kami akan berusaha memindahkan orang itu sejauh mungkin dari penumpang lainnya."
Setelah itu, kru British Airways akan fokus dalam usaha menenangkan keluarga atau teman penumpang yang meninggal tersebut yang ikut dalam satu pesawat.

Namun, banyak pesawat penerbangan jarak jauh telah dilengkapi dengan kantong mayat. Bahkan ada yang memiliki fasilitas semacam 'lemari pendingin' yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah.

Jika tidak ada fasilitas seperti kantung mayat atau lemari jenazah, awak pesawat telah dilatih untuk mencari kursi yang terletak jauh dari penumpang lainnya.

Mereka kemudian menutupi jenazah itu dengan selimut sampai ke leher dan memasangkan sabuk pengaman pada jenazah tersebut.


SHARE !!!
dream.co.id