Menu

MENU

10 Tahun Lagi Tidak Akan Ada Lagi Negara Israel - Analis Intelijen AS



Sebuah laporan terbaru dari badan intelijen Amerika bahwa entitas ‘Israel‘ akan hilang dan warga Yahudi akan kembali ke negeri asal mereka sebelum ke Palestina dengan jumlah sangat besar. Ada setengah juta warga Afrika di Israel akan kembali ke negeri mereka dalam jangka waktu 10 tahun ke depan disamping ada satu juta warga yahudi Rusia serta jutaan lainnya dari Eropa.

Seperti dilansir situs keamanan Almajd, laporan yang dibuat oleh 16 badan intelijen Amerika itu adalah laporan bersama dengan judul “Persiapan Menghadapi Timur Tengah di Era Pasca Habisnya Israel” bahwa berakhirnya Negara entitas Israel di Timur Tengah menjadi kepastian.

Laporan mengisyaratkan, naiknya kelompok Islam di Negara-negara tetangga Israel, terutama di Mesir telah menciptakan perasaan ketakutan dan kekhawatiran kepada Israel dan menjadikan mereka ketakutan atas masa depan mereka dan masa depan anak-anak mereka. Karena itu, proses eksodus balik yahudi ke negeri asal sudah dimulai.

Laporan menegaskan, ada penurunan drastis tingkat kelahiran di kalangan Israel dibanding meningkatnya kelahiran warga Palestina. Ada sebanyak 500 ribu warga Israel yang memegang paspor Amerika. Sementara mereka yang belum mengantongi paspor Amerika atau Eropa, kini mereka sedang memproses penerbitan paspor tersebut, seperti yang ditegaskan oleh pakar hukum internasional Franckin Lamb dalam wawancaranya dengan televise Press.

Alternatifnya, akan ada sebuah Negara multi entis dan agama. Gagasan Negara berdasarkan entitas murni Yahudi akan padam karena elit entitas Zionis sendiri tidak bisa mewujudkannya hingga sekarang.
Laporan intelijen Amerika ini disebut sangat rahasia sehingga dibakar. Kandungan isinya berhasil diungkap dan bahkan intelijen Amerika CIA meragukan Israel akan bisa bertahan sampai 20 tahun ke depan.

Laporan yang juga merupakan hasil studi itu memprediksi para pengungsi Palestina yang terusir akan kembali ke tanah air mereka di Palestina yang kini terjajah. Ini yang pasti akan mengusir dan mengembalikan sekitar 2 juta warga Yahudi dari Israel ke Amerika dalam waktu lima tahun mendatang.
Studi juga memprediksi lebih dari 1,5 juta Israel akan eksodus ke Rusia dan sebagian Negara Eropa disamping menurunnya tingkat kelahiran warga Israel sementara warga Palestina mengalami peningkatan kelahiran. Sehingga bersamaan dengan berjalannya waktu, jumlah warga Palestina semakin bertambah.
Lamb mengisyaratkan, perlakuan Israel terhadap warga Palestina, terutama di Jalur Gaza akan menyebabkan perubahan opini public Amerika soal dukungan kepada Israel yang berbeda dibanding dengan 15 tahun yang lalu.
Sebagian anggota Kongres Amerika sudah diberi tahu soal hasil studi ini.

Dalam statemen terbarunya yang cukup mengundang polemic, Henry Kissinger, mantan Menlu Amerika yang merupakan peletak dasar teori dan arsitek politik luar negeri Amerika yang dikenal sangat kental mendukung Israel secara absolut, bahwa 10 tahun lalu tidak akan ada Negara yang bernama Israel, yakni tahun 2022 Israel tidak akan ada lagi.

Asisten Kissinger, Tara Butzbaugh berusaha menepis statemen tersebut setelah mengundang kekecewaan di kalangan Zionis dan mengkhawatirkan mereka. Namun seorang editor di harian New York Post, Sandy Adams menegaskan bahwa statemen Kissinger yang dilansir sangat teliti dan kata-kata itu dikutip secara tekstual.

Sebelumnya, mantan kepala Badan Intelijen Mossad Israel, Meir Dagan mengatakan dalam wawacaranya dengan Jerusalem Post pada April 2012 bahwa, “Kami sudah di bibir tebing kehancuran. Saya tidak menyampaikan ini berlebihan dan saya tidak bilang ini tragedy. Namun kami saat ini menghadapi berbagai prediksi buruk apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Eramuslim.com