Menu

MENU

DIA ADALAH ANAK CERDAS PENGHAFAL AL QURAN YANG MESTI KITA BANTU


Afifah (Kelas 4 SD) Ditugasi Mengecek Hafalan Al-Qur’an

Baru duduk di bangku kelas 4 SD, Adzillah Afifah Nurul Azizah sudah ditugasi gurunya untuk mengecek hafalan Al-Qur’an teman-teman sekelasnya. Maklumlah, Afifah sudah hafal lima juz Al-Qur’an (juz 30, 29, 28, 1 dan 2), selain bacaannya bagus juga memiliki jiwa kepemimpinan.


IB - Afifah
Afifah (kelas 4 SD) telah menghafal 5 Juz Al Qur’an.
Siswi Kelas 4 SD Mahad Bustanul Quran, Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi ini juga berbakat menjadi sastrawati. Karena Afifah sudah  berhasil membuat beberapa cerita pendek (cerpen) Islami. Dan rencananya akan dijadikan buku kumpulan cerpen islami, bila karyanya sudah puluhan.  Prestasi akademiknya tidak perlu diragukan lagi. Sejak kelas 1 sampai akhir kelas 2, Afifah selalu mendapat rangking 1.
Namun sejak memasuki kelas 3 kondisi badannya sering ngedrop berikut pola makannya tidak teratur. Dan ternyata Afifah mengidap penyakit di kelenjar getah bening di bagian ketiak dan lehernya. Mengetahui hal tersebut kedua orang tua pun merasa khawatir dengan kondisi anaknya, pengobatan demi pengobatan pun dijalani. Namun semenjak sakit prestasi akademiknya mulai menurun sehingga pada kelas 4 SD ini Afifah hanya mampu mendapat rangking 3.
Afifah bercita-cita menjadi penghafal Al-Qur’an, ilmuan, guru dan dokter. “Ingin masuk surga dan dapat menolong sepuluh anggota keluarga masuk surga,” ujar Afifah ketika ditanya mengapa ingin menjadi penghafal Al-Qur’an.  Sedangkan alasan Afifah ingin menjadi ilmuan agar bisa membantu orang lain dengan penemuannya itu. Alasannya ingin menjadi guru agar ilmunya bermanfaat dengan membagikan ilmunya kepada orang lain. Adapun menjadi dokter agar bisa membantu menyembuhkan orang yang sakit.
Untuk menggapai semua cita-citanya tersebut, anak pertama dari tiga bersaudara sangat giat belajar baik di ruang kelas maupun di asrama sekolah. Tak ingin mengganggu kenyamanan Afifah dalam menuntut ilmu di tempat yang sangat kondusif tersebut, ayahnya tidak jarang meminjam uang untuk membayar biaya sekolah anaknya.
Sampai saat ini belum ada solusi untuk menutupi utang dan tunggakkan itu, maklumlah sebagai seorang staf pengajar sekolah salah satu SMK di Rawamangun tersebut, gajinya sangat minim yang langsung habis untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan biaya operasional Afifah di asrama.
Untuk mengurangi beban keluarga Afifah, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi. Sehingga Afifah dapat menggapai cita-citanya. Semoga pahala dari Allah SWT untuk kita semua karena telah membantu sesama. Aamiin.[] Untuk berdonasi klik disini!

MOHON ANDA SHARE !