Menu

MENU

MUALAF INDONESIA - 2

Insan L.S. Mokoginta Peraih Muallaf Award 2006 Dan 2007 : Orang Kristen Wajib Masuk Islam

Insan L.S. Mokoginta Missionaris KristenDi adalah Insan L.S. Mokoginta, seorang mantan Kristen yang telah masuk islam, Pendidikan yang diberikan orang tua memang sangat mempengaruhi akidah seorang anak. Hal ini terlihat langsung dalam kehidupan Insan Mokoginta. Lahir di Kotamobagu, Sulawesi Utara, 8 September 1949. Insan sesungguhnya terlahir sebagai Muslim. Ibunya seorang muslimah yang menikah dengan ayahnya yang semula non-Muslim. Sang ayahpun masuk Islam ketika menikah. Anggapan bahwa semua agama adalah benar, membuat Insan dan tujuh saudaranya bersekolah di sekolah Nasrani. Pengaruh sekolah itulah yang kemudian menjadikan Insan dan ketujuh saudaranya menjadi penganut Nasrani.
Islam Lebih Baik dari Kristen
Insan Mokoginta yang akrab disapa Pak Moko ini kembali ke pangkuan Islam bermula dari perantauannya ke Jakarta (1976). Kebetulan di Jakarta, ia berkenalan dengan keluarga Muslim yang selalu berusaha hidup sesuai dengan syariat Islam. Selama empat tahun ia berada di lingkungan yang islami, nuraninya kemudian mengatakan bahwa kehidupan beragama dalam Islam ternyata jauh lebih baik daripada Kristen.
Menurut Insan, dalam Islam masalah akidah dan akhlak diajarkan dengan sangat terperinci dan diutamakan. Kedamaian itu berasal dari akidah seorang Muslim dan akhlak yang terpancar dari akidahnya yang lurus. Karena itu, dalam Islamlah kedamaian, ketenangan, dan cinta yang sejati saya temukan. Ajaran kasih yang sesungguhnya ada dalam ajaran Islam. Itulah titik cahaya yang menuntun saya hijrah kepada Islam.
Walaupun demikian, perjalanan menuju cahaya Islam tak mudah baginya. Proses perenungan dan pengkajian yang ia lalui, begitu panjang. Dari proses itulah Insan memperoleh sebuah kesimpulan yang sangat akurat. “Dengan memeluk agama Islam, kita mendapatkan keuntungan ganda, yakni menjadi pengikut Muhammad SAW, sekaligus tidak meninggalkan Yesus (Isa). Sebab Yesus atau Nabi Isa adalah nabi yang sangat dihormati dan diimani oleh setiap Muslim. Sementara jika orang Islam masuk ke agama Kristen, dia mendapatkan kerugian ganda, yakni meninggalkan Muhammad SAW dan mengira menjadi pengikut Yesus, padahal menjadi pengikut Paulus,” ujar ayah dua anak ini.
Mengapa umat Kristen disebutnya justru sebagai pengikut Paulus? “Karena ajaran Kristen itu sudah terkontaminasi campur tangan Paulus,” jelas Insan penuh semangat.
Banyak hal-hal yang diperintahkan dalam Alkitab, kata Insan, dilanggar oleh umat Kristiani atas instruksi Paulus. Misalnya perintah sunat (khitan). Di dalam Alkitab, Lukas 2 ayat 21, dijelaskan bahwa Yesus disunat ketika genap berusia delapan hari. Namun, perintah ini tidak dilaksanakan umat Kristiani, karena memang Paulus melarang sunat. Dengan begitu mereka membangkang ajaran Yesus, dan lebih memilih Paulus.
Latar belakang pendidikan dan aktivitasnya sebagai misionaris kristen saat belum ber-Islam, membuatnya mampu dengan tepat menyampaikan dakwah dengan metodologi perbandingan antara Islam dan Kristen.
Caranya dengan membenturkan fakta kebenaran Islam dan al-Qur’an dengan dogma yang ada dalam Kristen dan Alkitab. Dari metode inilah akan terkuak kebenaran-kebenaran Islam, sehingga akan menambah keimanan umat Islam dan kekaguman kaum Kristen terhadap Islam. “Pada 2005, di sebuah forum saya pernah menantang dan bertaruh akan masuk Kristen kembali, apabila di antara mereka (pendeta) ada yang hafal satu lembar saja isi Alkitab. Namun, tidak ada yang bisa memenuhi tantangan saya. Lalu saya katakan bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang mudah dihafal dan dipelajari. Itulah mukjizat al-Qur’an. Tapi, Alkitab bukan kitab suci, karena tidak mempunyai mukjizat. Syarat bahwa itu kitab suci adalah mengandung mukjizat. Mereka hanya terdiam,” ungkapnya.
Dakwah Penuh Ancaman
Dakwahnya bukan berarti tak pernah berhadapan dengan rintangan. Rintangan awalnya justru dari istri tercinta. Istri hanya khawatir akan kesibukannya yang tinggi di jalan dakwah, menyita waktunya mengurusi bisnis yang juga menuntut perhatian. Namun, sang istri akhirnya memahami alasan sang suami dan akhirnya justru mendukung penuh perjuangan Insan.
Rintangan selanjutnya, datang berupa ancaman dan teror. “Saya sering menerima pesan singkat (sms) ataupun telepon ‘gelap’ yang isinya ancaman,“ katanya. Tahun 2000, saat Insan mengendarai mobil di jalan tol Jakarta, kaca mobilnya pecah diterjang peluru. Tapi, Alhamdulillah, Insan masih dilindungi Allah. Teror-teror itu memang sangat berkaitan dengan isi dakwah Insan yang dianggap mengancam eksistensi umat Kristen.
Karir dakwahnya dimulai dari aktivitasnya menulis buku Kristologi. Buku itu lalu diperbanyak dan disebarluaskan agar bisa dibaca oleh umat.
Dari menulis buku, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Depok ini memberanikan diri untuk tampil di depan umum. “Konsekuensinya bisnis saya tidak terurus lagi dan saya serahkan kepada istri dan anak-anak, karena waktu saya tersita untuk dakwah,” ujar pemilik toko material bangunan ini.
Dakwah Di Luar Negeri
Dakwah pendiri FAKTA ini semakin meluas. Kini, Insan telah merambah ke luar negeri. Langkah nyata yang telah diayunkannya adalah dengan mendirikan perpustakaan Birrul Walidain di Hong Kong.
Menurut pengamatan Insan yang beberapa kali ke Hong Kong, di sana arus Kristenisasi begitu kuat, terutama di kalangan TKW asal Indonesia.
Banyak misionaris muda dan berparas ganteng dari berbagai negara yang berkeliaran. Apalagi setiap Minggu, di lapangan Victory Park, hampir di setiap jarak 10-20 meter, pasti ada kelompok pengajian Alkitab yang dimotori para misionaris. Pendengarnya sebagaian besar muslimah. “Ulah mereka itu membuat cukup banyak muslimah kita yang murtad,“ jelasnya.
Berangkat dari fenomena yang memprihatinkan inilah, Insan melakukan pengkaderan khusus tentang bagaimana menghadapi misionaris. Bersama beberapa muslimah yang peduli, mereka mendirikan perpustakaan yang bernama Birrul Walidain. Insan kemudian menyuplai berbagai judul buku dan VCD Kristologi. Alhamdulillah, manfaatnya sangat besar. Banyak akhwat di sana yang sanggup berhadapan bahkan menantang debat para misionaris dan pendetanya, untuk membuktikan bahwa Islamlah yang benar.
Tantang Debat Pendeta Kristen Dengan Undian Berhadiah Mobil
Ada metode menarik yang digunakan Insan dalam menyebarkan materi dakwahnya, yaitu dengan mempublikasikan perdebatannya dengan kelompok Kristen dalam bentuk CD dan menulis buku kristologi yang selalu disertai undian berhadiah mobil dan rumah beserta isinya.
Suami dari Marsuni ini menjelaskan, semua itu dilakukannya agar materi dan perdebatannya dengan para pendeta Kristen dapat diabadikan dan disaksikan oleh semua orang. Sementara mengenai undian berhadiah mobil dan rumah, Insan mengakui itu adalah bagian dari siasatnya dalam berdakwah.
Memang ada buku karyanya yang berjudul, Mustahil Kristen Bisa Menjawab disertai hadiah mobil BMW bagi mereka yang bisa menjawab beberapa pertanyaan dari Alkitab. Ini untuk menunjukkan, bahwa semua pertanyaan yang Insan ajukan itu bukan main-main. Tapi sampai sekarang belum ada satu pun yang sanggup menjawabnya. “Inilah yang menunjukkan kelemahan Alkitab,”  (sumber: masuk-islam.com)


Abigael Mitaart Masuk Islam, Setelah Yakin Yesus Bukan Tuhan

ABIGAEL Mitaart, lahir di Pulau Bacan, Maluku Utara, 30 Maret 1949, dari pasangan Efraim Mitaart dan Yohana Diadon. Latar belakang agama keluarganya adalah Kristen Protestan. Ketika beragama Kristen Protestan, Mitaart sama sekali tidak pernah membayangkan untuk memilih agama Islam sebagai keyakinannya. Hal ini dapat dilihat dari situasi keluarganya yang sangat teguh pada keimanan Kristus.
Bagi Mitaart, tidaklah mudah untuk hidup rukun berdampingan bersama umat Islam. Hal ini terjadi karena sejak masa kanak-kanak ia telah dididik oleh keluarganya agar menganggap setiap orang Islam sebagai musuh yang wajib diperangi. Bahkan kalau perlu, seorang bayi Kristen diberikan pelajaran bagaimana caranya membuang ludah ke wajah seorang muslim. Semua ini mereka lakukan sebagai perwujudan dari rasa kebencian kepada umat Islam. Disanalah, Mitaart tumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen yang sangat tidak bersahabat dengan warga muslim.
Mitaart tidak pernah absen pergi ke gereja setiap hari Minggu. Bahkan, ia berperan dalam setiap Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Misalnya, ia selalu diminta tampil di berbagai kelompok paduan suara untuk pelayanan lagu-lagu rohani di gereja. Selain itu, ia juga kerap mengikuti kegiatan ” Aksi Natal” yang diselenggarakan oleh gereja dalam rangka pelebaran sayap tugas-tugas misionaris (kristenisasi).
Tertarik Pada Islam
Ihwal ketertarikan Mitaart pada agama Islam berawal dari rasa kekecewaan kepada ajaran-ajaran Kristen dan isi Alkitab yang hanya berisikan slogan-slogan. Bahkan menurutnya, apabila para pendeta menyampaikan khotbah diatas mimbar, mereka lebih terkesan seperti seorang penjual obat murahan. Ibarat kata pepatah, tong kosong nyaring bunyinya.
Sekalipun Mitaart sudah menekuni pasal demi pasal dan ayat demi ayat dalam Alkitab, tetapi tetap saja ia sulit memahami maksud yang terkandung mengenai isi Alkitab.
Misalnya tertulis pada Markus 15:34, “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
“Lalu, siapakah Yesus Kristus sesungguhnya? Bukankah ia adalah pribadi (zat) Allah yang menjelma sebagai manusia? Lalu, mengapa ia (Yesus) berseru dengan suara nyaring dan mengatakan, Eli, Eli, lama sabakhtani? (Tuhanku,..Tuhanku,.. mengapa Engkau tinggalkan aku?)” ujar Mitaart.
Dari sana akhirnya Mitaart yakin bahwa Yesus Kristus bukanlah Tuhan. Walaupun sebelumnya iman kepada Yesus Kristus sangat berarti dalam kehidupannya. Apalagi, ketika itu didukung dengan ayat-ayat dalam Alkitab, seperti tertulis,”Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus). Sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita diselamatkan. Kisah Para Rasul 4:12” 
Kemudian dilanjutkan lagi dengan Yohanes 14:6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapak, kalau tidak melalui Aku (Yesus).”
Setelah membaca ayat ini, Mitaart mencoba membanding-bandingkan dengan satu ayat yang tertulis dalam QS. 3:19,“Sesungguhnya agama (yang diridhai) pada sisi Allah SWT ialah Islam.”
Entah mengapa, Mitaart merasakan pikirannya berubah, ia menganggap suatu keajaiban yang luar biasa terjadi dalam dirinya. Selesai membaca ayat Al-Quran tersebut, Mitaart mulai merasa yakin bahwa ayat yang tertulis dalam QS. 3:19 itu bukanlah ayat rekayasa dari Nabi Muhammad, tetapi ayat tersebut sesungguhnya adalah firman Allah SWT. dan kehadiran agama Islam langsung mendapat ridha dari Allah SWT.
Mitaart merasakan sulitnya seorang Kristen sepertinya bisa memeluk agama Islam, tetapi ia yakin dengan keputusan untuk masuk agama Islam, karena ia berkesimpulan apabila seorang beragama Kristen kemudian memilih agama Islam, selain karena mendapat hidayah, ia juga termasuk umat pilihan Allah SWT.
Alhamdulillah, singkat cerita pada tanggal 22 Desember 1973, disebuah pulau terpencil bernama Pulau Moti di wilayah Makian, Maluku Utara dengan disaksikan warga muslim setempat, Mitaart mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat. Tanpa terasa air mata kemenangan berlinang, sehingga suasana menjadi hening sejenak, keharuan amat terasa saat peristiwa bersejarah dalam hidupnya itu berlangsung. Usai mengucap dua kalimat syahadat, namanya segera diganti menjadi Chadidjah Mitaart Zachawerus.
Keputusan Mitaart untuk memilih Islam, harus ia bayar dengan terusirnya dari lingkungan rumah. Pengusiran ini tidak menggoyahkan iman dan Islam Mitaart, karena ia yakin akan kasih sayang Allah SWT. yang senantiasa tetap memelihara hamba-Nya dalam lindungan-Nya.
” Jika Allah SWT menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah SWT tidak menolong kamu, maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah SWT sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah SWT saja orang-orang mukmin berserah diri ”. 
QS. 3:160 
[sumber: ns/islampos/muslimsemeru]





BACA JUGA …