Tempuyang. Demikian nama tanaman yang banyak tumbuh di halaman rumah
yang umumnya dianggap sebagai tanaman liar. Memang tanaman ini mudah
tumbuh di semarang tempat, di selokan, di parit, kebun kosong,
pematang sawah, bahkan tebing- tebing.
Tanaman yang memiliki nama latin Sonchus arvesnsis ini rasanya
sangat pahit. Daun tanaman ini memiliki kandungan kimia ion-ion
mineral antara lain: silica, kalium, magnesium, natrium dan senyawa
organic macam flavonoid (kaemferol, luteolin-7-O-glukosida, dan
apigenin-7-O-glukosida, kumarin (skepoletin), taraksasterol,
inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat dan vanilat).
Kandungan flavonoid total di dalam daun tempuyang 0,1044 %.
Nah itu baru daunnya, sedangkan akar Tempuyang mengandung senyawa
alkaloid total kurang lebih 0,5 % dan flavonoid yang terbesar adalah
apigenin-7-0-glukosida. Apigenin-7-0-glukosida adalah salah satu
golongan flavonoid yang mempunyai potensi cukup baik untuk
menghambat kerja enzim xantin oksidasi dan superoksidase, sehingga
pembentukan asam urat jadi terhambat atau berkurang.
Karena rasanya yang pahit, bisa jadi itu yang menjadi alasan tanaman
ini hanya dilihat sebelah mata. Padahal tanaman ini kaya akan
manfaat untuk kesehatan. Dikutip dari laman agrobisnisinfo.com,
secara tradisional tanaman ini sering digunakan untuk menghancurkan
batu ginjal,
obat memar akibat benturan, menghilangkan lesu dan pegal-pegal,
sedangkan di Cina, daun tempuyang selain sebagai obat juga dipakai
sebagai insektisida.
Kemampuan dahsyat Tempuyang bukan mitos. Peneletian yang dilakukan
almarhum Prof. Dr. Sarjito dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
seperti dikutip dari laman kompas.com, tanaman ini menunjukkan,
kandungan kalium dalam tempuyang dapat membantu menghancurkan batu ginjal.
Penelitian itu dilakukan Prof. Sarjito dengan merendam batu ginjal
seseorang dalam rebusan daun tempuyang pada suhu kamar dan pada suhu
30-35 derajat celsius. Bahan percobaan tadi ada yang digoyang
seperti gerakan tubuh manusia, ada pula yang tidak. Setelah itu batu
ditimbang dan kalsium dalam larutan diukur secara kimia. Hasilnya,
semua batu ginjal berkurang
bobotnya.
tempuyang sudah dikenal sejak jaman dahulu karena kahasiatnya
sebagai peluruh batu ginjal.
Tumbuhan ini mengandung flavonoida, kalium, silica, alfalaktuserol,
manitol, dan batalaktuserol yang membantu menyembuhkan panas tinggi,
peluruh kencing, menghancurkan peluruh gijal, menghempiskan bengkak,
radang payudarah, wasir, darah tinggi, dan asam urat. Bagian paling
berkhasiat pada tempuyang adalah daunnya. Daun tempuyang rasanya
pahit, tapi bersifat mendinginkan.
Penyakit yang berkaitan dengan asam urat dikenal dalam bahasa medisnya Gout (sejenis rematik). Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi (pertemuan tulang) dan jaringan sekitarnya. Rasa nyeri yang yang ditimbulkan tentunya sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Persendian utama seperti pergelangan kaki, lutut dan pinggang terasa seperti ditusuk-tusuk. Karenanya tak heran penanggulangan atau pencegahan secara medis maupun non-medis terus dilakukan. Cara pembuatan ramuan daun tempuyang untuk mengatasi asam urat: Sebanyak 15-60 g tempuyang segar (daun dan akar) dicuci bersih Direbus dengan 3 gelas air sampai air menjadi setengahnya. Setelah dingin, disaring Air rebusan tadi dibagi untuk diminum sehari 2 kali. Cara membuat Ramuan tempuyang Untuk Menghancurkan Batu ginjal
Bahan:
5 lembar daun tempuyang segar 5 lembar daun alpukat 5 lembar daun sawi 2 jari gula aren. Cara: Bahan dicuci bersih sebelum digodok dengan 3 gelar air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum tiga kali, masing-masing 3/4 gelas. Atau: 5 lembar daun tempuyang, 6 buah jagung muda, 3 jari gula aren, dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Kemudian digodok dengan air tiga gelas hingga tersisa 2 1/4 gelas untuk diminum tiga kali sehari, masing-masing 3/4 gelas
Atau dengan resep sederhana:
250 gram daun tempuyang kering ditambah air 250 cc air digodok untuk diminum
Nah, sudah tahukan khasiat tanaman Temupyang? Semoga bermanfaat.
|
BACA JUGA ...
SHARE !!!
TRIUNJABAR.CO.ID