GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

TRANSLATE THIS PAGE

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan

PERBEDAAN LAMANYA PUASA RAMADHAN TAHUN INI DI BERBAGAI PENJURU DUNIA


Bulan Ramadhan sebentar lagi akan tiba. Suasana menyambut kehadirannya sudah mulai terasa di berbagai tempat. Tak ketinggalan acara Marhaban Ya Ramadhan yang berisi persiapan ruhani menyambut dan mengoptimalkan kehadiran bulan mulia ini.

Islam adalah agama yang paling cepat menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu umat Islam ada di seluruh negeri di dunia ini. Karena letak geografis yang saling berbeda, waktu dan lama puasa masing-masing negara juga berbeda.

Berikut peta yang menunjukkan lama puasa yang harus dijalani umat Islam pada tanggal 15 Ramadhan yang akan datang di berbagai belahan dunia, menurut perhitungan Markaz Falak Dauli, yang berada di Saudi Arabia.

Dalam peta terlihat bahwa lama puasa akan pendek di belahan bumi selatan, karena di belahan itu sedang berlangsung musim dingin. Berbeda dengan belahan bumi utara yang sedang mengalami musim panas.

Karena itulah, negara paling pendek puasanya adalah Chili dan Argentina (10 jam). Semakin ke utara, maka lama puasa akan semakin panjang, sehingga Comorros menjadi negara Arab yang paling pendek puasanya (12.5 jam), dilanjutkan dengan Somalia. Hal yang sedikit sama dialami di Indonesia karena sejajar (13-14 jam).

Di Jazirah Arab, negara berpuasa paling pendek adalah Yaman (14 jam), dilanjutkan Saudi bagian selatan, Oman bagian selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Kuwait (15 jam). Adapun negara-negara Syam , lama puasanya berbeda-beda (antara 15.5 jam hingga 16 jam). Demikian juga negara-negara Arab di wilayah Afrika utara.

Semakin ke utara, maka puasa akan semakin lama. Misalnya di Turki (17 jam) Italia bagian utara (18 jam), Prancis bagian tengah (19 jam) dan Jerman bagian utara (20 jam). Setelah itu, umat Islam akan mendapatkan masalah hilangnya tanda datangnya waktu Fajar dan Isya’. (sumber: msa/dakwatuna/eglovers)





READ MORE ... 


SHARE !!!


AMALAN IBADAH BULAN RAMADHAN


9 Amal Ibadah Utama di Bulan Ramadhan


Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan Ibadah, bulan berbuat baik, bulan kebaikan, bulan simpati, bulan pembebasan dari neraka, bulan kemenangan atas nafsu, dan kemenangan. Pada bulan tersebut, Allah melimpahkan banyak kerunia kepada hamba-hamba-Nya dengan dilipatgandakan pahala dan diberi jaminan ampunan dosa bagi siapa yang bisa memanfaatkannya dengan semestinya. Berikut ini kami hadirkan beberapa amal-amal utama yang sangat ditekankan pada bulan Ramadhan.

1. Shiyam/Puasa
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda
,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak diragukan lagi, pahala yang besar ini tidak diberikan kepada orang yang sebatas meninggalkan makan dan minum semata. Ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) ini merupakan kiasan bahwa Allah tidak menerima puasa tersebut.

Dalam sabdanya yang lain, "Jika pada hari salah seorang kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membaut kegaduhan, dan juga tidak melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Dan jika ada orang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka jika Anda berpuasa, maka puasakan juga pendengaran, penglihatan, lisan, dan seluruh anggota tubuh. Jangan jadikan sama antara hari saat berpuasa dan tidak.

2. Al-Qiyam/shalat malam/Tarawih

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Ta'ala berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا  وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (QS. Al-Furqan: 63-64)

Qiyamul lail sudah menjadi rutinitas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, "Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau shalat dengan duduk." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu biasa melaksanakan shalat malam sebanyak yang Allah kehendaki sehingga apabila sudah masuk pertengahan malam, beliau bangunkan keluarganya untuk shalat, kemudian berkata kepada mereka, "al-shalah, al-Shalah." Lalu beliau membaca:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)

Dan Umar bin Khathab juga biasa membaca ayat berikut:

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
(QS. Al-Zumar: 9)

Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma berkata, "Luar biasa Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu" Ibnu Abi Hatim berkata, "Sesungguhnya Ibnu Umar berkata seperti itu karena banyaknya shalat malam dan membaca Al-Qur'an yang dikerjakan amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu sehingga beliau membaca Al-Qur'an dalam satu raka'at."

Dan bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih hendaknya mengerjakannya bersama jama'ah sehingga akan dicatat dalam golongan qaimin, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Siapa yang shalat bersama imamnya sehingga selesai, maka dicatat baginya shalat sepanjang malam." (HR. Ahlus Sunan)

3. Shadaqah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah manusia paling dermawan. Dan beliau lebih demawan ketika di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut. Beliau bersabda, 

"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." 
(HR. al-Tirmidzi dari Anas)

Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. Dan di antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:

a. memberi makan
    Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan orang miskin dan kurang mampu yang membutuhkan, dan balasan yang akan didapatkan dalam firman-Nya:

    وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا  فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا  وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

    "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera." 
    (QS. Al-Nsan: 8-12)

    Para ulama salaf sangat memperhatikan memberi makan dan mendahulukannya atas banyak macam ibadah, baik dengan mengeyangkan orang lapar atau memberi makan saudara muslim yang shalih. Dan tidak disyaratkan dalam memberi makan ini kepada orang yang fakir. Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 

    "Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di saat manusia tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat." 
    (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

    Sebagian ulama salaf ada yang mengatakan, "Aku mengundang sepuluh sahabatku lalu aku beri mereka makan dengan makanan yang mereka suka itu lebih aku senangi dari pada membebaskan sepuluh budak dari keturunan Islmail."

    Ada beberapa ulama yang memberi makan orang lain padahal mereka sedang berpuasa, seperti Abdullan bin Umar, Dawud al-Tha'i, Malik bin Dinar, dan Ahmad bin Hambal Radhiyallahu 'Anhum. Dan adalah Ibnu Umar, tidaklah berbuka kecuali dengan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

    Ada juga sebagian ulama salaf lain yang memberi makan saudara-saudaranya sementara ia berpuasa, tapi ia tetap membantu mereka dan melayani mereka, di antaranya adalah al-Hasan al-Bashri dan Abdullah bin Mubarak.
    Abu al-Saur al-Adawi berkata: Beberapa orang dari Bani Adi shalat di masjid ini. Tidaklah salah seorang mereka makan satu makananpun dengan sendirian. Jika ia dapatkan orang yang makan bersamanya maka ia makan, dan jika tidak, maka ia keluarkan makanannya ke masjid dan ia memakannya bersama orang-orang dan mereka makan bersamanya.

    b. Memberi hidangan berbukan bagi orang puasa
    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 

    "Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun." (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)

    Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu, "Siapa yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya."

    . . . Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. . .
    4.  Bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur'an
    Dan ini sudah kami ulas dalam tulisan yang lalu berjudul: Teladan Salaf Dalam Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan.

    5. Duduk di masjid sampai matahari terbit
    Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit (HR. Muslim). Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

    مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

    "Siapa shalat Shubuh dengan berjama'ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka'at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna , sempurna." 
    (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

    Keutamaan ini berlaku pada semua hari, lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan Ramadhan? Maka selayaknya kita bersemangat menggapainya dengan tidur di malam hari, meneladani orang-orang shalih yang bangun di akhirnya, dan menundukkan nafsu untuk tunduk kepada Allah dan bersemangat untuk menggapai derajat tinggi di surga.

    6. I'tikaf
    Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Dan pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim).  I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya. Bagi orang yang belum pernah melaksanakannya, i'tikaf dirasa sangat berat. Namun, pastinya ia akan mudah bagi siapa yang Allah mudahkan. Maka siapa yang berangkat dengan niat yang benar dan tekad kuat pasti Allah akan menolong. Dianjrukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar. 

    I'tikaf merupakan kegiatan menyendiri yang disyariatkan, karena seorang mu'takif (orang yang beri'tikaf) mengurung dirinya untuk taat kepada Allah dan mengingat-Nya, memutus diri dari segala kesibukan yang bisa mengganggu darinya, ia mengurung hati dan jiwanya untuk Allah dan melaksanakan apa saja yang bisa mendekatkan kepada-Nya. Maka bagi orang beri'tikaf, tidak ada yang dia inginkan kecuali Allah dan mendapat ridha-Nya.

    7. Umrah pada bulan Ramadhan
    Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

    عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ
    "Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dalam riwayat lain, "seperti haji bersamaku." Sebuah kabar gembira untuk mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

    8.  Menghidupkan Lailatul Qadar
    Allah Ta'ala berfirman,

    إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
    "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 1-3)

    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

    وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    "Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

    Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para sahabatnya untuk mencarinya. Beliau juga membangunkan keluarganya pada malam sepuluh hari terakhir dengan harapan mendapatkan Lailatul Qadar. Dalam Musnad Ahmad, dari Ubadah secara marfu', "Siapa yang shalat untuk mencari Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu dan akan datang." (Di dalam Sunan Nasai juga terdapat riwayat serupa, yang dikomentari oleh Al-hafidz Ibnul Hajar: isnadnya sesuai dengan syarat Muslim)

    . . . Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim. . .
    Terdapat beberapa keterangan, sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat tabi'in, mereka mandi dan memakai wewangian pada malam sepuluh hari terakhir untuk mencari Lailatul Qadar yang telah Allah muliakan dan tinggikan kedudukannya. Wahai orang-orang yang telah menyia-nyiakan umurnya untuk sesuatu yang tak berguna, kejarlah yang luput darimu pada malam kemuliaan ini. Sesungghnya satu amal shalih yang dikerjakan di dalamnya adalah nilainya lebih baik daripada amal yang dikerjakan selama seribu bulan di luar yang bukan Lailatul Qadar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan di dalamnya, sungguh dia orang yang jauhkan dari kebaikan.

    Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim, dari Ubai bin Ka'ab Radhiyallahu 'Anhu, "Demi Allah, sungguh aku tahu malam keberapa itu, dia itu malam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk shalat, yaitu malam ke-27." Dan Ubai bersumpah atas itu dengan mengatakan, "Dengan tanda dan petunjuk yang telah dikabarkan oleh Ramadhan Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada kami, matahari terbit di pagi harinya dengan tanpa sinar yang terik/silau."

    Dari 'Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca? 
    Beliau menjawab, "Ucapkan:

     اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

    "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemberian maaf maka ampunilah aku."  (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani)

    9. Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar
    Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu-waktu yang mulia dan utama, maka manfaatkanlah dengan memperbanyak dzikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah, di antaranya:
    - Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak.
    - Sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia."
    - Beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, 

    "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).
    (QS. Al-Dzaariyat: 18)

    . . . Sesungguhnya berpuasa tidak hanya sebatas meninggalkan makan, minum, dan hubungan suami istri, tapi juga mengisi hari-hari dan malamnya dengan amal shalih. . . 
    Penutup
    Sesungguhnya berpuasa tidak hanya sebatas meninggalkan makan, minum, dan hubungan suami istri, tapi juga mengisi hari-hari dan malamnya dengan amal shalih. Ini sebagai bentuk pembenaran akan janji Allah adanya pahala yang berlipat. Sekaligus juga sebagai pemuliaan atas bulan yang penuh barakah dan rahmat.
    Beberapa amal-amal ibadah di atas memiliki kekhususan dan hubungan kuat dengan kegiatan Ramadhan, lebih utama dibandingkan dengan amal-amal lainnya. Maka selayaknya amal-amal tersebut mendapat perhatian lebih dari para shaimin (orang-orang yang berpuasa) agar mendapatkan pahala berlipat, limpahan rahmat, dan hujan ampunan. Sesungguhnya orang yang diharamkan kebaikan pada bulan Ramadhan, sungguh benar-benar diharamkan kebaikan darinya. Dan siapa yang keluar dari Ramadhan tanpa diampuni dosa-dosa dan kesalahannya, maka ia termasuk orang merugi. Wallahu Ta'ala A'lam. 

    [sumber: Badrul Tamam/PurWD/voa-islam.com] 


    SHARE ... !!!

    HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA


    SUDAH sepatutnya kita ketahui sebelum bulan puasa ramadhan tiba.  Hal ini jelas sebagai prinsip dasar ketika kita ingin mencapai tujuan dengan sempurna dalam hal ini kita mendapatkan paha puasa ramadhan yang sebanyak-banyaknya kita harus tahu benar Hal – Hal Yang Merusak Pahala Puasa Ramadhan Bahkan Membatalkan Puasa Ramadhan.
    Seperti nasihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya  menyambut bulan puasa ramadhan :
    “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan rasa harap, maka akan diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Al Bukhari 2014 dan Muslim 760).
    Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu Al Jannah akan dibuka, pintu-pintu Jahannam akan ditutup, dan para syaitan akan dibelenggu. (HR. Al Bukhari 1899 dan Muslim 1079).
    Hal – Hal yang membatalkan Puasa Ramadhan antara lain :
    • Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.
    • Melakukan hubungan suami istri disiang hari, Jima’ (bersenggama).
    • Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
    • Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja,  Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluamya tanpa sengaja. .
    • Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
    • Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam .  Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. ” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).  Dalam lafazh lain disebutkan : “Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya).” DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu’ dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
    Catatan : 
    Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.
    Hal – Hal Yang Merusak Pahala Puasa Ramadhan antara lain :
    Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    “Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh, jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa,” (HR. Al Bukhari 1904).
    “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan yang haram dan mengamalkannya, ataupun bertindak bodoh, maka Allah tidak butuh dengan upaya dia dalam meninggalkan makan dan minumnya,” (HR Al Bukhari dalam Shahihnya).
    Agar Pahala puasa kita tidak rusak antara lain :
    • Wajib menjauhkan diri dari perbuatan dusta.
    • Menghindari ghibah (menyebutkan kejelekan orang lain).
    • Dilarang melakukan namimah (mengadu domba).
    • Melaknat atau mendo’akan orang yang tidak baik dan mencaci-maki.
    • Diharuskan menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram. 
    [sumber: islampos/satriamadangkara]


    READ MORE ...


    SHARE ... !!!



    DOA BULAN RAMADHAN




    Doa Ketika Melihat Tanggal 1 Ramadlan



    اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْناَ بِالْيُمْنِ وَالْإِيْمَانِ
    ALLOHUMMA AHILLAHU 'ALAINAA BILYUMNI WAL IIMAAN
    Ya Alloh, Turunkanlah bulan sabit itu di atas kami dengan membawa berkah dan iman
    وَالسَّلاَمَةِ وَالْإسْلاَمِ
    WASSALAAMATI WAL-ISLAAM
    keselamatan dan islam
    رَبِّيْ وَرَبُّكَ الله
    ROBBII WAROBBUKALLOH
    Tuhanku dan tuhanmu adalah Alloh

    (HR. At-Turmudzy no.3373, Ad-Daarimy no.1626 dan Achmad no.1324)

    Doa Sesudah Berbuka Saum / Puasa 2



    ذَهَبَ الظَّمَأُ, وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ , وَثَبَتَ اْلأَجْرُ , إِنْ شَاءَ الله
    DZAHABADH-DHOMA'U , WABTALLATIL 'URUUQU, WATSABATAL AJRU, INSYA ALLOH
    Rasa haus lenyap, dan urat-urat menjadi basah dan pahala telah ditetapkan, insya Alloh
    رواه أبو داود 2010
    (HR. Abu Dawud no.2010)


    Doa Agar Dipertemukan Bulan Ramadlan

    DOA AGAR DITEMUKAN DENGAN BULAN ROMADLON

    اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
    ALLOHUMMA BAARIKLANAA FIIROJABA WASYA'BAANA
    WABALLIGHNAA ROMADLOONA
    Ya Alloh, Berkahilah kami di bulan Rojab dan Sya'ban Dan temukanlah kami dengan bulan Romadlon
    (HR. Ibnu As-Sunny)
    lihat kitab: 
    حلية الأولياء dan الأذكار النووي halaman 172


    Doa Mendapatkan Lailatul Qodar

    DOA MENDAPAT LAILATULQODAR 01

    أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ الله
    ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOH
    Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh
    أَسْتَغْفِرُ الله
    ASTAGHFIRULLOH
    aku memohon ampunan Alloh
    أسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
    AS'ALUKAL JANNAH
    aku memohon sorga kepadaMu
    وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
    WA A'UUDZUBIKA MINANNAAR
    dan aku berlindung kepadaMu dari neraka
    رواه ابن خزيمة
    HR. Ibnu Khuzaimah
    lihat kitab Risalah Ringkas Puasa Romadlon halaman 3-7 ; Abi K.H.M. Ihya' Ulumiddin.




    DOA MENDAPAT LAILATULQODAR 02

    اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ,
    ALLOHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIMUN 
    Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Dermawan

    تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
    TU_HIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII
    Engkau suka ampunan maka ampinailah aku.
    (HR. At-Turmudzy no.3435)


    DOA MENDAPAT LAILATULQODAR 03
    اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ
    ALLOHUMMA INNAKA 'AFUWWUN
    Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
    تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
    TU_HIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII
    Engkau suka ampunan maka ampinailah aku.
    (HR. Achmad no.24215 & Ibnu Maajah no.3840)


    Doa Jeda Antara Sholat Tarowih


    أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ الله
    ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLOH
    Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh
    أَسْتَغْفِرُ الله
    ASTAGHFIRULLOH
    aku memohon ampunan Alloh
    أسْأَلُكَ الْجَنَّةَ
    AS'ALUKAL JANNAH
    aku memohon sorga kepadaMu
    وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
    WA A'UUDZUBIKA MINANNAAR
    dan aku berlindung kepadaMu dari neraka
    اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ,
    ALLOHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIMUN
    Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Dermawan

    تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
    TU_HIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII
    , Engkau suka ampunan maka ampinailah aku.
    (HR. At-Turmudzy no.3435)


    Bulan Ramadhan


    Keutamaan Puasa & Pahala Pada Orang Yang Berpuasa

    “SETIAP amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”. Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya. Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah menyandarkan amalan tersebut untuk-Nya.  Tidak heran jika kemudian orang yang berpuasa mendapat kedudukan istimewa di hadapan Allah swt.
    Keutamaan puasa
    1. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
    ”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka,” 
    (HR Ahmad).
    2. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
    ”Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al Qur’an pula berkata, ’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda,’Maka syafa’at keduanya diperkenankan,” 
    (HR Ahmad).
    3. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
    ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni,” 
    (HR Bukhori).
    Ganjaran Bagi Mereka Yang Berpuasa
    “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk,” 
    (HR Bukhori).
    Dalam riwayat lain dikatakan,  
    “Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku,” 
    (HR Bukhori).
    Dalam riwayat Ahmad dikatakan,  
    “Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” 
    (HR Ahmad).

    Pahala yang Tak Terhingga di Balik Puasa
    Dari riwayat pertama, dikatakan bahwa setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi. Amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Oleh karena itu, amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan.
    Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali –semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Karena puasa adalah bagian dari kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman, 
    “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas,” 
    (QS. Az Zumar).
    Sabar itu ada tiga macam yaitu:
    1. sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah.
    2. sabar dalam meninggalkan yang haram dan,
    3. sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.
    Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan, menjauhi hal-hal yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.  
    [islampos/sumber: Panduan Ramadhan, oleh Muhammad Abduh Tuasikal]








    Lima Hal Yang Dianjurkan Ketika Berpuasa








    ADA banyak hal yang tersimpan begitu menakjubkan di sepanjang bulan Ramadhan. Ada yang dilarang, namun banyak pula yang dianjurkan. Berikut ini hal-hal yang dianjurkan ketika Ramadhan:
    1. Mengakhirkan Sahur
    Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur,” (HR. Ahmad. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak syawahid. Lihat Shohihul Jami’).
    Dalam sahur pun terdapat keberkahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

    “ Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah,” 
    (HR. Bukhari dan Muslim).
    Dan sangat dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata, ”Berapa lama jarak antara adzan dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata, “Sekitar 50ayat,” (HR. Bukhari dan Muslim). Lima puluh ayat adalah waktu yang cukup singkat, sekitar 10-15 menit.
    2. Menyegerakan berbuka
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

    “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” 
    (HR. Bukhari dan Muslim).
    3. Berdo’a ketika berbuka
    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
    “Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : 1. Pemimpin yang adil, 2. Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, 3. Do’a orang yang terzholimi,” 
    (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi).

    Do’a ketika berbuka adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca:
    “Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah   [Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah],” 
    (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud).

    4. Memberi makan orang berbuka
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
    “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” 
    (HR. Tirmidzi dan dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi).
    5. Memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan
    Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan. Jibril ‘alaihis sallam biasa membacakan Al Qur’an kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Dan apabila Jibril menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlihat bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling suka memberi bagaikan hembusan angin. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik manusia yang paling banyak bersedekah, berbuat ihsan (kebaikan), membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf (Zaadul Ma’ad, 2/29). 
    [(sumber: islampos/sumber: Panduan Ramadhan karya Muhammad Abduh Tuasikal]

    Yang Membatalkan Puasa & Membatalkan Pahala Puasa

    SUDAH sepatutnya kita ketahui sebelum bulan puasa ramadhan tiba.  Hal ini jelas sebagai prinsip dasar ketika kita ingin mencapai tujuan dengan sempurna dalam hal ini kita mendapatkan paha puasa ramadhan yang sebanyak-banyaknya kita harus tahu benar Hal – Hal Yang Merusak Pahala Puasa Ramadhan Bahkan Membatalkan Puasa Ramadhan.
    Seperti nasihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya  menyambut bulan puasa ramadhan :
    “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan rasa harap, maka akan diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Al Bukhari 2014 dan Muslim 760).
    Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu Al Jannah akan dibuka, pintu-pintu Jahannam akan ditutup, dan para syaitan akan dibelenggu. (HR. Al Bukhari 1899 dan Muslim 1079).
    Hal – Hal yang membatalkan Puasa Ramadhan antara lain :
    • Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.
    • Melakukan hubungan suami istri disiang hari, Jima’ (bersenggama).
    • Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
    • Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja,  Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluamya tanpa sengaja. .
    • Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
    • Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam .  Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. ” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).  Dalam lafazh lain disebutkan : “Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya).” DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu’ dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
    Catatan : 
    Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.
    Hal – Hal Yang Merusak Pahala Puasa Ramadhan antara lain :
    Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    “Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh, jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa,” (HR. Al Bukhari 1904).
    “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan yang haram dan mengamalkannya, ataupun bertindak bodoh, maka Allah tidak butuh dengan upaya dia dalam meninggalkan makan dan minumnya,” (HR Al Bukhari dalam Shahihnya).
    Agar Pahala puasa kita tidak rusak antara lain :
    • Wajib menjauhkan diri dari perbuatan dusta.
    • Menghindari ghibah (menyebutkan kejelekan orang lain).
    • Dilarang melakukan namimah (mengadu domba).
    • Melaknat atau mendo’akan orang yang tidak baik dan mencaci-maki.
    • Diharuskan menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram 
    [(sumber: islampos/satriamadangkara]



    TANDA-TANDA DATANGNYA 
    MALAM LAILATUL QODAR

    Bagaimanakah tanda datangnya malam Lailatul Qadar yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini? Nabi shallallahu’alaihi wassalam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar, yaitu: ...



    1. Udara dan suasana pagi yang tenang ...

    Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

    2. Cahaya mentari lemah, cerahtak bersinar kuat keesokannya ..
    Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)

    3. Terkadang terbawa dalam mimpi...
    Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.

    4. Bulan nampak separuh bulatan...
    Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wasallam, beliau berkata : 

    “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” 
    (HR. Muslim)

    5. Suasana malam itu terasa sejuk dan nyaman...
    Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)
    Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam : 


    “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” 

    (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

    6. Hati menjadi tenang saat ibadah di malam itu...

    Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

    Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ... 

    [islampos]




    Hal-hal Penting Dalam Menjalankan 

    Puasa Ramadhan

    HENDAKNYA, orang-orang yang berpuasa memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
    1.Mengenal hukum-hukum puasa. Banyak kaum Muslimin yang memasuki bulan puasa ini tanpa bekal ilmu tentang puasa sama sekali. Celakanya, mereka juga tdk begitu merasa perlu utk belajar. Padahal Allah ta berfirman: 

    “ Bertanyalah kepada para ulama, kalau kamu sekalian tidak mengetahui,” 
    (An-Nahl: 43)
    2.Menyambut puasa dengan hura-hura, bukan dengan banyak berdzikir, beristigfar & mensyukuri nikmat Allah. Klimaksnya, bulan yang penuh berkah ini tidaklah menggiring mereka untuk semakin bertakwa; tapi sebaliknya, semakin terbuai seribu satu kemaksiatan.
    3.Sebagian kaum Muslimin, memasuki bulan Ramadhan dengan gambaran lahir seperti orang-orang yang bertaubat. Mereka shalat, berpuasa & meninggalkan banyak kemaksiatan yang biasa dilakukan. Namun seusai bulan puasa, mereka kembali menjadi pecinta kemaksiatan. Seolah- olah, mereka hanya mengenal Allah di bulan nan suci ini. Atau mungkin mereka hanya memandang ibadah di bulan ini sebagai satu tradisi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang beribadah hanya untuk didengar orang, maka Allah pun akan memberi ganjaran dengan sekadar (ibadah itu) didengar orang. Barangsiapa yg beribadah utk sekedar dilihat orang, demikian juga Allah akan memberinya ganjaran.”
    4. Sebagian di antara mereka menghindari diri dari berbagai pembatal puasa; seperti makan, minum, berjima’ & lain-lain. Tetapi mereka tidak berusaha menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa; seperti bebas melihat aurat wanita di jalan-jalan (bahkan terkadang menjadi kebiasaan sehabis shubuh & menjelang berbuka), atau di majalah-majalah, berghibah, mencaci-maki orang & lain sebagainya.
    5.Suka berdusta. Ada sebagian kaum Muslimin yg menganggap ringan berkata dusta, termasuk di bulan suci Ramadhan, di kala berpuasa. Padahal Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yg tdk juga meninggalkan berkata-kata dusta dan,
    6. Masih juga melakukannya (di kala berpuasa), maka Allah tdk sedikitpun sudi menerima ibadah puasanya, meski ia meninggalkan makan & minum.”
    7. Satu hal yang aneh, namun benar-benar sering terjadi; seseorang berpuasa, tapi tidak shalat. Atau terkadang ada yang rajin shalat, tapi selalu beralasan tidak kuat berpuasa. Padahal sungguh tidak ada manfaat orang itu berpuasa kalau dia tidak shalat. Karena shalat adl pilar dien/agama Islam.
    8. Ada juga sebagian kaum elit di kalangam Muslimin yang sengaja bersafar terkadang keluar negeri agar mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Padahal Allah Maha Mengetahui apa yang terbetik dalam hati hamba-Nya.
    9. Ada juga sebagian kaum Muslimin yang beranggapan bahwa bulan Ramadhan ini cocok dijadikan waktu untuk beristirahat, tidur-tiduran & bermalas-malasan di siang hari, lalu begadang di malam hari. Bahkan seringkali, begadang malam itu dibumbui dgn hal-hal yang dapat mengundang kemurkaan Allah. Dengan permainan, mengobrol kesana kemari, berghibah, bahkan -kadang terjadi- berjudi, wal ‘iyadzu billah.
    10. Selain itu, ada juga kaum Muslimin yang menyambut bulan ini dengan dingin & tidak bergairah. Kalau sudah berlalu, ia akan kegirangan. Mereka beribadah & berpuasa, semata-mata mengikuti kebiasaan manusia di sekitarnya. Alangkah miripnya mereka dengan keadaan orang-orang munafik yang memang senang bermalas-malasan dalam ibadah. 
    Allah as berfirman: 

    “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (berusaha) menipu Allah, tetapi Allah-lah yang akhirnya menipu mereka. Dan apabila mereka berdiri utk bershalat mereka berdiri dgn malas….” 
    (An-Nisa: 142). 

    Rasulullah juga bersabda, yang artinya: 
    “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adl shalat Isya & Shubuh.” 
    (Hadis Riwayat: Al-Bukhari & Muslim).
    11.Banyak di antara mereka yang begadang malam utk hal-hal yang tdk bermanfaat, sampai-sampai meninggalkan subuh berjama’ah. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak dibolehkah begadang itu melainkan bagi orang yg shalat (malam), atau musafir.”
    12. Sebagian kaum Muslimin, ada yang berbuka puasa dengan mengkonsumsi sesuatu yang haram. Terkadang minuman keras, rokok (itu banyak terjadi), serta makanan & minuman yang didapat & usaha yang haram. Selain itu, beliau juga menyebutkan beberapa hal lain yang layak diperhatikan. Dan juga masih yang lagi kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan sebagian kaum Muslimin dalam melakukan ibadah puasa. Terkadang, bahkan merusak bingkai kerja dari puasa itu sendiri; yaitu menahan diri & makan & minum.
    Bentuknya ? Dengan mengumbar nafsu makan & minum tatkala berbuka puasa.
    Ibnu Taimiyyah mengungkapkan penafsiran yang bagus tentang hadits nabi :

    “Sesungguhnya syetan itu mengalir dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah.” Beliau berkata: “Orang yang puasa dilarang makan & minum karena keduanya adalah sebab tubuh itu menjadi kuat. Dan makanan & minum itulah yang dpt menghasilkan banyak darah, tempat dimana syetan ikut berjalan mengaliri tubuh manusia. Sesungguhnya darah yang di telusupi syetan itu memang berasal & makanan & minuman, bukan & suntikan atau faktor keturunan.”    
    (sumber: islampos.com)

    READ MORE ...
    DOA BULAN RAMADHAN
    SEDEKAH
    Puasa Nisfu Sya’ban; Adakah Tuntunannya ?





    Popular Posts

    .

    .
    hadist, panduan, pegangan, amalan

    *** Promote Your Business to Worldwide ***