GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

GUIDE TO ISLAM Qur'an Hadith

TRANSLATE THIS PAGE

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

Tampilkan postingan dengan label syiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label syiah. Tampilkan semua postingan

Syi’ah Houthi Yaman menembakkan Rudal Balistik ke kota Mekah




Milisi pemberontak Houthi Yaman meluncurkan rudal balistik ke arah kota suci Makkah pada hari Kamis. Namun, militer koalisi Arab yang yang dipimpin Arab Saudi berhasil mencegat dan menghancurkan rudal Houthi yang nyaris menghantam Kota Makkah itu.

Serangan Houthi dengan target Kota Makkah itu dikonfirmasi militer Saudi yang disiarkan kantor berita negara Saudi, SPA, Jumat (28/10/2016).
Menurut pernyataan militer Saudi, pasukan koalisi Arab menghancurkan rudal balistik Houthi yang sudah melesat 65 km (40 mil) dari kota suci Makkah. Serangan rudal Houthi tidak menimbulkan kerusakan terhadap situs suci umat Islam.
Makkah seperti diketahui merupakan rumah bagi berbagai situs suci dalam Islam, termasuk Masjidilharam.
Sementara itu, kelompok Houthi dalam sebuah pernyataan hari Jumat, mengkonfirmasi tembakan rudal balistik Burkan-1 ke wilayah Arab Saudi. Namun, Houthi mengklaim tembakan rudal balistik mereka diarahkan ke Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, bandara tersibuk Kerajaan Arab Saudi.
Kelompok Houthi telah menguasai sebagian wilayah Yaman utara termasuk Ibu Kota Sanaa bersama dengan sekutunya para loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Ustadz Syiah Ini Kehabisan Kata-Kata - Kalah Debat


Kalah Debat, 

Ustadz Syiah Ini Kehabisan Kata-Katailustrasi tokoh syiah Tawhidi


ilustrasi tokoh syiah Tawhidi
Kisah nyata wanita yang bernama Aisyah ini terjadi di kota Medan, sebelum Aisyah pergi ke masjid untuk mengisi kajian ibu-ibu dekat rumah, dia menyempatkan untuk mampir dulu ke rumah sepupu karena ingin mengambil kitab Fiqih Sunnah yang beberapa hari lalu dipinjamkan kepada sepupunya karena Aisyah akan membawanya ke pengajian.
Ternyata di rumah sepupunya sedang ada tamu yang penampilannya sangat islami, Kemudian Aisyah bertanya kepada sepupunya.
Siapa mereka?
Sepupunya menjawab: Mereka itu temanku sewaktu SMA. Kemudian Aisyah memuji penampilan mereka yang sangat Islami, dia berkata: “nah begitu dong kamu seharusnya, pakai pakaian yang tertutup (jilbab besar)”.
Sepupunya menimpali: “Tapi pemahaman mereka beda dengan pemahamanmu yang kau ajarkan padaku Aisyah.”
Aisyah pun bertanya: “Memang bagaimana perbedaannya?”
Sepupunya menjawab: “Lebih baik kau bicara sendiri dengan mereka.”
Aisyah menjawab: “Tapi aku sedang ada pengajian.”
Sepupunya berkata: “Sebentar saja, setidaknya kau bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dengan mereka.”
Baiklah kata Aisyah.
Kemudian Aisyah ikut duduk di ruang tamu dengan mereka dan mengucapkan salam.
Setelah ngobrol beberapa waktu, Aisyah sudah bisa memastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita Syiah.
Lalu Aisyah beranikan diri untuk bertanya: Kalian penganut syiah?
Si tamu pun menjawab: Benar.
Aisyah berkata: Subhanallah, sungguh indah penampilan wanita-wanita Syiah..
Si tamu pun tertawa ringan dan berkata: Terima kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan mengajak teman kami ini (sepupu Aisyah) untuk ikut dalam pengajian kami. Jika mbak Aisyah ingin ikut juga, mari sama-sama.
Aisyah menjawab: Aisyah tertarik sekali ukht, tapi Aisyah sekarang sedang ada keperluan. Bagaimana kalau nanti malam kalian sempatkan datang ke rumah Aisyah untuk mendakwahi Aisyah dan keluarga Aisyah tentang ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?
Si tamu pun berkata: Tentu, tentu kami akan datang.
Aisyah mengatakan: Alhamdulillah, nanti Husna (sepupunya) akan menemani kalian, rumah Aisyah dekat dari sini kok.
Kemudian Aisyah pamit, sepupunya mengantarkan ke depan pagar dan bertanya: Aku gak ngerti aisyah, untuk apa kami ke rumahmu?
Aisyah menjawab: Nanti kau akan tau Husna
Sepupunya membalas: Duh syah, jangan gitu, bilang aja..
Aisyah: Mereka sedang berniat untuk mensyiahkanmu Husna, sementara sudah pernah kukatakan bahwa Syiah itu jauh dari Islam.
Maka nanti malam in sya Allah kita yang akan mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yang benar, in sya Allah.
Setelah selesai shalat Isya’ beberapa menit kemudian datanglah mereka ke rumah Aisyah. Tapi Aisyah melihat mereka bersama seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa islaminya, berjubah putih dan imamah hitam.
Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah orang yang akan mereka andalkan dalam mendakwahi Aisyah sekeluarga.
Wanita-wanita itu memberi salam dan Aisyah menjawab salam mereka dengan senyum tapi Aisyah tidak langsung mempersilahkan mereka masuk rumah.
Aisyah berkata: afwan ukht, tunggu dulu, sebelum masuk rumah, Aisyah harus minta izin dulu pada mahram Aisyah, sebab kalian membawa seorang lelaki.
Mereka mengangguk saja dan tersenyum manis.
Aisyah bertanya pada abangnya: Bang, apakah laki-laki ini boleh masuk?
Abang Aisyah menjawab: Boleh.. biar abang yang menemani kalian. Kemudian masuklah mereka semua, dan memperkenalkan laki-laki yang ada bersama mereka, ternyata benar bahwa laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian mereka.
Singkat cerita, setelah basa-basi selama 3-4 menit maka dakwah mereka pun di mulai.
Salah seorang tamu tadi bertanya: Mbak Aisyah nama lengkapnya siapa?
Aisyah menjawab: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin Abdul Rahman Salsabila, kenapa ya ukhty?
Si tamu: Wow panjang juga ya hehe.. oh enggak hanya kami ingin memanggil mbak dengan nama yang lain, bagaimana jika kami panggil dengan Salsa saja?
Aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan suka dengan nama Aisyah, sebab serupa dengan nama istri Rasulullah, dan mereka sangat benci kepada ummul mukminin Aisyah.. na’udzu billah min dzalik
Aisyah pun tersenyum dan berkata: Boleh juga, tapi boleh tau alasannya apa ya ukht?
Si tamu: Kami tidak menyukai nama itu sebab ………. (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek-njelekkan ummul mukminin Aisyah).
Tiba-tiba si laki-laki (ustadz Syiah) yang mereka ajak itu angkat suara.
Ustadz Syiah itu berkata: Aisyah itu adalah pendusta dan pezina, semoga Allah membakarnya di neraka.
Mendengar ucapan orang bodoh ini mata Aisyah spontan tertutup dan hati aisyah terasa bergetar.. kemudian Aisyah menundukkan kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pada Allah agar dikuatkan mendengar fitnah keji dari mulut-mulut yang masih jahil, kemudian setelah tenang, Aisyah angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah-olah Aisyah tidak tau tentang hal itu.
Aisyah berkata: Masya Allah, benarkah begitu ustadz?
Ustadz Syiah menjawab: Benar, dialah penyebab wafatnya rasulullah, dia yang meracuni rasulullah hingga wafat.. semoga laknat selalu menyertainya.
Air mata aisyah menetes mendengar ucapan orang ini, dalam hatinya bagai tersayat-sayat.. seorang ibu dihina di depan anak-anaknya, rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. Aisyah pun melihat abangnya sudah mengenggam kedua tangannya dan menahan amarah. Namun sebelumnya Aisyah sudah mengiingatkan kepada abangnya bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati panas.
Aisyah pun menimpali: Astaghfirullah, sehebat itukah fitnahnya?
Si tamu wanita menjawab: Kok fitnah mbak? itu nyatanya, nih kami bawa kitab tafsir Al Ayyasyi (kitab Syiah) didalamnya terdapat bukti, bahkan Abdullah bin Abbas mengatakan Aisyah adalah seorang pelacur, ini ada kitabnya.
Dia keluarkan kitab tapi Aisyah lupa nama kitabnya, ma’rifat rijal kalau Aisyah tidak salah ingat. DanAisyah melihat memang isinya benar seperti yang mereka ucapkan.
Singkat cerita, mereka terus menghina Aisyah dan para sahabat, sampai telinga ini seperti sudah bengkak.
Akhirnya Aisyah tidak tahan dan berkata pada mereka: Sebentar ustadz, Aisyah mau ambil kitab Syiah punya Aisyah, ada yang ingin Aisyah tanyakan mengenai isinya.
Ustadz Syiah menjawab: Silahkan.
Aisyah sudah siapkan satu soal yang akan menunjukkan jati diri mereka, apakah mereka orang yang cerdas atau cuma bisa ngomong besar.
Dan pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh syaikh Adnan kepada seorang syaikh Syiah, tapi syaikh Syiah malah bingung menjawabnya.
Aisyah berkata sambil menyodorkan kitabnya: Nih dia kitabnya.
Ustadz Syiah: Oh saya juga punya itu, Al Ghaibah, kebetulan saya bawa hehe.
Aisyah berkata: Oh iya, kebetulan..
Si tamu wanita berkata: Hehe, Allah memudahkan urusan kita hari ini.
Aisyah tersenyum ringan melihat tingkah laku mereka.
Aisyah berkata: Begini ustadz, di dalam kitab ini disebutkan tentang beberapa wasiat rasul kepada imam ali, benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Halaman berapa?
Aisyah: 150 no 111
Ustadz Syiah: Sebentar saya lihat. Ya, benar, lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?
Aisyah: Masih berlakukah wasiat ini ustadz?
Ustazd Syiah: Tentu, sampai hari kiamat.
Aisyah: Di dalam kitab ini rasul berwasiat
“Yaa ‘Aliy anta washiyyi ‘ala ahli baiti hayyihim wa mayyitihim wa ‘ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa man tholaqtuha fa ana bari’un minha”.
Ustadz Syiah hanya bergumam
Aisyah: Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Bagaimana kamu mengartikan kalimat wasiat itu.
Aisyah: Isi wasiat ini adalah
“wahai ‘Ali engkau adalah washiy ahlul baitku (penjaga ahlul baitku) baik mereka yang masih hidup maupun yg sudah wafat, dan juga ISTRI-ISTRIKU. Siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka dia akan berjumpa denganku kelak. Dan barang siapa yang aku ceraikan, maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar.”
Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Benar ini wasiatnya.
Aisyah: Yang ingin saya tanyakan, apakah Aisyah istri Rasulullah itu pernah dicerai oleh Rasulullah?
Ustadz Syiah begumam dan berkata: Tidak..
Aisyah: Apakah Aisyah di pertahankan Rasulullah sampai Rasulullah wafat?
Ustadz Syiah: Ya benar.
Aisyah: Lalu kenapa tadi ustadz bilang Aisyah itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini Aisyah tergolong orang yang masuk surga??
Ustadz Syiah: Bukan seperti itu maksud dari wasiat ini mbak Salsa.
Aisyah tersenyum melihat tingkah si ustadz dan Aisyah melirik kedua wanita syiah tadi yang mulai hilang senyumannya.
Aisyah: Entahlah ustadz tapi inilah isi dari kitab Syiah dan ini adalah wasiat dari Rasulullah, berarti wasiat ini tidak lagi dianggap oleh orang Syiah sendiri ya ustadz?
Ustadz Syiah: Oooh tidak begitu tapi,, tapi bukan begitu cara menafsirkannya.
Dan akhirnya dia menjelaskan tentang penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan kedua wanita syiah itu sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si Ustadz Syiah.
Abang Aisyah pun berkata: Ustadz, saya tidak faham dengan penjelasan antum, mohon diulangi ustadz.
Ustadz Syiah tersebut mulai gelisah.
Ustadz Syiah: Begini, intinya hadits wasiat ini dinilai oleh ahli ilmu hadits Syiah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits Syiah adalah lemah sekali bahkan sampai derajat palsu.
Aisyah berkata dalam hati: Wah ini ustadz mulai aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarang menyatakannya sebagai hadits palsu.
Aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana cara membuat orang ini terdiam dan malu karena pendapatnya sendiri.
Aisyah: Sudah-sudah, cukup, mungkin ini terlalu rumit pertanyaannya, nih ada pertanyaan lagi ustadz.
Seperti yang pernah saya dengar bahwa Syiah menganggap bahwa Ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah, apakah benar?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tapi Abu Bakar rakus akan kekuasaan sampai-sampai dia berbuat kezaliman dan makar yang besar, diikuti pula oleh Umar dan Utsman.
Aisyah: Apakah ada dalil yang menunjukkan Ali sebagai orang yang dipilih Rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya beliau?
Ustadz Syiah: Tentu ada, hadits Ghadir Khum , ketika Nabi sedang menunaikan haji wada’ disertai beberapa orang sahabat besar, Nabi berkata kepada Buraidah: “Hai Buraidah barangsiapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..”
Aisyah: Ustadz, kalau saya tidak mengamalkan dan sengaja menolak apa yang diperintahkan Nabi, kira-kira apa hukuman buat saya ustadz?
Ustadz Syiah: Mbak Salsabila bisa dihukumi kafir karena mendustakan Nabi.
Aisyah: Astaghfirullah, berarti imam Ali pun telah kafir dalam hal ini ustadz, sebab dia tidak mengindahkan perintah Nabi, jika memang ini dalil yang menunjukkan Ali sebagai khalifah, bahkan imam Ali membai’at Abu Bakar, maka Abu Bakar pun di hukumi kafir, begitu juga Umar, dan semua sahabat yang menyaksikan ketika itu semuanya kafir, sebab yang menjadi pesan Rasul adalah man kuntu maulahu fa ‘Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
Benarkah begitu ustadz? Atau haditsnya palsu juga?
Ustadz Syiah: Hmmmm.. Haditsnya shahih.. tapi bukan begitu juga maksudnya.
Aisyah: Tapi tunggu ustadz, sebelum ustadz jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. Apakah setelah imam Ali yang akan menjadi khalifah adalah anaknya Al Hasan?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tidak bisa dipungkiri.
Aisyah: Ada dalilnya? Shahih apa tidak?
Ustadz Syiah: Ada, shahih jiddan (sekali).
Aisyah: Bagaimana bunyinya?
Ustadz Syiah: Wahai Ali engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan,,
hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12 imam.
Aisyah: Ustadz coba lihat kembali kitab Al Ghaibah yang berisi tentang wasiat Rasul tadi. Tidakkah isinya sama dengan yg baru saja ustadz sebutkan?
Ustadz Syiah: Sebentar.. oh iya sama.
Aisyah: Bukankah tadi saat kita membahas tentang keberadaan Aisyah di sorga, ustadz katakan hadits ini palsu?, tapi sekarang saat membahas tentang dalil kekhalifahan Ali dan Hasan malah ustadz berbalik mengatakan hadits ini shahih jiddan???
Ustadz Syiah pun diam seribu bahasa. Aisyah melihat raut ustadz berubah dari biasanya, mau senyum tapi tanggung, mau pulang tapi malu.
Aisyah: Ustadz, saya pernah dengar dari teman-teman saya bahwa Syiah itu suka bertaqiyah. Apakah ini bagian dari taqiyah itu?
Abang Aisyah: Hahahaha.. ustadz, akuilah bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah penghuni surga, Abu bakar adalah khalifah pertama, Umar kedua, Utsman ketiga,dan Ali keempat,
kita semua mencintai ahlul bait ustadz, Ali juga setia kepada kepemimpinan Abu bakar, Umar dan Utsman. Dan Ali sangat mencintai ketiga sahabatnya, bahkan sampai-sampai nama anak-anak Ali dari istrinya yang lain (selain Fathimah) diberi nama Abu Bakar, Umar & Utsman … Apakah ustadz mau menafikan itu semua?
Ustadz Syiah: Hmmmmm.. sebaiknya kami pulang saja.
Aisyah: Tunggu ustadz, ustadz belum menjawab pertanyaan kami.
Ustadz Syiah: Sepertinya kalian sudah tau semua.
Aisyah: Oh berarti ustadz mengakui kebenaran ini?
Ustadz Syiah: Allahu a’lam, saya permisi dulu.
Husna (sepupu Aisyah): Bagaimana dengan kalian(kedua wanita syiah)?
Salah satu dari wanita Syiah angkat bicara: “Saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap Husna mau menemani saya”
Ustadz Syiah: Baiklah kalau begitu kalian tinggal disini dan saya pamit.
Wassalamu ‘alaikum..
Kami: Wa’alaikumussalam warahmatullah.
Selesai.
SHARE !!!
Sumber: Status FB Aisyah Salsabila - islamedia.id

Nimr Baqr Al-Nimr - Pendeta Syiah



Nimr Baqr Al-Nimr, sering disebut sebagai Syaikh Al-Nimr, lahir tahun 1959 di Al-Awamiyah, provinsi bagian Timur Arab Saudi, adalah seorang pendeta Syiah Saudi yang top. Namanya banyak disejajarkan dengan level ‘Ayatollah’.
Dia berpengaruh di kalangan pemuda Syiah Saudi dan penentang keras kerajaan, serta terus menyerukan diadakannya pemilu di Arab Saudi.
Pada tahun 2009, dia melakukan provokasi anti-pemerintah Saudi, serta menyerukan pemisahan diri wilayah Syiah di timur negara jika hak minoritas Syiah tidak diakui setara dengan Ahlusunnah.
“Harga diri kami (Syiah) direndahkan, dan jika tidak dikembalikan kami menuntut pemisahan diri”, ujarnya dalam sebuah khutbah Syiah 2009 lalu sebagaimana dimuat San Diego Union Tribune.
Provokasinya tersebut berhasil membakar pengikutnya. Sebuah surat perintah penangkapan segera dikeluarkan pihak berwenang. Sebanyak 35 orang ditangkap dan polisi Saudi membuat berbagaicheckpoint di wilayah-wilayah mayoritas Syiah. Isu pemisahan diri adalah sesuatu yang sangat sensitif bagi kerajaan Saudi.
Selama protes tahun 2011-2012, Al-Nimr menyerukan demonstran melawan “peluru” pasukan keamanan menggunakan “kekuatan kata” daripada menggunakan kekerasan. Oleh The Guardian, Al-Nimr disebut sebagai “pemimpin pemberontakan”. Namun menurut pengadilan, aksi protes para pendukungnya telah menimbulkan berbagai kekerasan dan kerusuhan di masyarakat.
Pada 8 Juli 2012, dalam sebuah insiden tembak-menembak, kaki Al-Nimr ditembak polisi dan ditahan. Penangkapannya langsung memicu kerusuhan dari para pendukungnya.
Pada 15 Oktober 2014, Al-Nimr dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Pidana Khusus karena membuka pintu “campur tangan asing” di Arab Saudi, menentang Ulil Amri yang sah dan “mengangkat senjata” melawan pasukan keamanan. Sebuah kejahatan yang oleh kerajaan dimasukkan kategori terorisme.
Tanggal 2 Januari menjadi akhir bagi tokoh Syiah ini. Dia dieksekusi mati bersama 46 terpidana kasus terorisme lainnya.
antiliberalnews.com


140 Ulama Saudi Himbau Umat Waspadai Makar Syiah Iran di Seluruh Negeri Islam


Illustrasi; Hai'ah Kibar Ulama
Tindakan-tindakan Iran di negeri-negeri kaum Muslimin membuat para ulama Saudi menyatukan pendapat untuk menghalau makar mereka. Terlebih, saat ini sanksi nuklir dari dunia internasional telah dicabut dari pundak mereka. Untuk itu, para ulama bersepakat membuat pernyataan untuk menolak kehadiran dan makar Iran di negeri-negeri kaum Muslimin.

Sebanyak 140 ulama Saudi menandatangani petisi yang dikeluarkan hari Sabtu 6 Rabiul Awal 1437 Hijriah atau 16 Januari 2016. Beberapa poin yang disebutkan dalam pernyataan tersebut di antaranya yaitu:

Pertama: Campur tangan Syiah Iran atas kaum Muslimin bisa jadi merupakan musibah yang dari Allah SWT. Untuk itu, umat Islam harus segera bertaubat atas segala kesalahan yang diperbuat, serta meningkatkan amar ma’ruf nahi munkar. Hal itu didasari firman Allah SWT Surat At-Taubah 126 dan Ali Imran 120.

Kedua: Himbauan untuk mewaspadai kalangan minoritas Syiah di negeri-negeri kaum Muslimin. Dimana mereka berusaha untuk mengendalikan negara meskipun dengan jumlah yang sedikit. Meskipun dalam lokal sebuah negara, agenda mereka tetap melayani kepentingan Iran secara umum di luar negeri.

Ketiga: Harapan kepada negara-negara Teluk untuk lebih berhati-hati dalam urusan intelijen, politik, dan ekonomi Iran yang masuk ke negara mereka. Hal itu dapat menguatkan dominasi Iran, sebagaimana yang pernah terjadi Kuwait dan Bahrain.

Keempat: Rezim Iran berupaya sekuat tenaga untuk menancapkan pengaruh mereka di negeri-negeri kaum Muslimin. Baik dari segi politik, militer, ekonomi, media, kemampuan advokasi. Ini adalah bahaya yang perlu diwaspadai.

Kelima: Iran memiliki proyek untuk menuntut hak-hak minoritas mereka di seluruh negara. Untuk itu perlu dijalin kerjasama antar para ulama untuk membentengi umat dari bahaya dominasi dan pemikiran mereka.

Keenam: Ajakan kepada umat Islam untuk mengungkap kejahatan-kejahatan mereka di setiap negara yang ditempati, semisal pemblokiran di Madaya dan Zabadani.

Ketujuh: Ajakan untuk memberikan dukungan kepada kaum Sunni yang tinggal di Iran. Dimana mereka menjadi minoritas di dalamnya.

Kedelapan: Mengungkap agresi yang dilakukan Iran di beberapa negara, kemudian memberi dukungan kepada kaum Muslimin yang tinggal di dalamnya.

Kesembilan: Para ulama memberikan apresiasi atas tindakan Arab Saudi dan beberapa negara yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Kemudian mengingatkan bahwa perseteruan tersebut bukan sebatas perseteruan politik tetapi perseteruan yang berlandaskan agama.

Terakhir, para ulama mengingatkan bahwa sistem pemerintahan Safawi Iran ini adalah pendendam dan membawa benih-benih kehancuran. Maka dari itu, mereka tidak ingin ada orang lain yang berkuasa di luar mereka.

Adapun 140 ulama yang menandatangani pernyataan itu adalah:

1. Sheikh / Dr. Abdullah bin Mohammed Al-Ghunaiman
2. Sheikh / Dr. Mohammed bin Nasser As-Suhaibani
3. Sheikh / Dr. Abdullah Bin Hamad Al-Jalali
4. Sheikh / Dr. Sulaiman bin Wail At-Tuwaijri
5. Sheikh Al-Ustadz Dr. Suud bin Abdullah Al-Fanisani
6. Sheikh Al-Ustadz Dr. Nasser bin Sulaiman Al-Omar
7. Sheikh / Dr. Abdurrahman bin Saleh Al-Mahmoud
8. Sheikh Al-Ustadz Dr. Ali bin Saeed Al-Ghamidi
9. Sheikh Said bin Abdullah Al-Humaid
10. Sheikh Ahmed bin Abdullah Ali Syaiban Al-Asiri
11. Sheikh Ahmed bin Hassan Ali Abdullah
12. Sheikh / Dr. Ahmed bin Abdullah Al-Zahrani
13. Sheikh / Dr. Mohammed bin Said Al-Qahtani
14. Sheikh / Dr. Abdul Aziz bin Abdul Muhsin At-Turki
15. Sheikh / Dr. Ali Omar Ahmed Badahdah
16. Sheikh / Dr. Khaled bin Abdullah Al-Shamrani
17. Sheikh / Dr. Hassan Bin Saleh Al-Hamid
18. Sheikh / Dr. Khalid bin Abdul Rahman Al-‘Ajimi
19. Sheikh Al-Ustadz Dr. Sulaiman bin Qasim Al-‘Iid
20. Sheikh / Dr. Abdullah bin Omar Ad-Dumaiji
21. Sheikh / Dr. Mohammed bin Musa al-Sharif
22. Sheikh / Dr. Walid bin Utsman Ar-Rasywadi
23. Sheikh / Dr. Nasser bin Yahya Al-Hunaini
24. Sheikh / Dr. Ibrahim bin Abkar Abbas
25. Sheikh / Dr. Abdulhamid bin Abdullah Al-Wabil
26. Sheikh Osman bin Abdurrahman Al-Utsaim
27. Sheikh Ibrahim bin Khaddran Az-Zahrani
28. Sheikh Ibrahim bin Abdulrahman Al-Turki
29. Sheikh / Dr. Mohammed bin Abdullah Al-Khudairi
30. Sheikh Saad bin Nasser al-Ghannam
31. Sheikh Dr. Abdullah bin Nasser Al-Sabeeh
32. Sheikh / Dr. Musfir bin Abdullah Al-Bawardi
33. Sheikh / Dr. Abdullah bin Nasser Al-Sulaiman
34. Sheikh / Ibrahim bin Muhammad Akiri
35. Sheikh / Dr. Abdul Latif bin Abdullah Al-Wabil
36. Sheikh / Dr Mubarak bin Abdulaziz Al-Zahrani
37. Sheikh / Dr. Abdarahman bin Hamad Al-Tamami
38. Sheikh / Dr. Abdurrahman bin Jamil Qashash
39. Sheikh / Dr. Khalid bin Mohammed Al-Majed
40. Sheikh / Dr. Abdullah bin Abdurrahman Al-Watbani
41. Sheikh Ahmed bin Harban Al-Maliki
42. Sheikh / Dr. Ahmed bin Hamad Al Abdul Qadir
43. Sheikh / Ahmed bin Mohammed Bathv
44. Sheikh / Dr. Mohammed bin Suleiman Al-Barrak
45. Sheikh / Dr As’ad bin Saeed Al Shahrani
46. Sheikh Ismail bin Ahmed Ali Abdullah
47. Sheikh / Dr. Badawi bin Ali Al-Zahrani
48. Sheikh Basyir bin Ali Asy-Syaikhi
49. Sheikh Jammaz bin Abdurrahman Al Jammaz
50. Sheikh Hassan bin Abdullah Al-Qu’ud
51. Sheikh Khalid bin Khalf Al-Ghamidi
52. Sheikh Saad bin Mohammed Al-Ghamdi
53. Sheikh / Dr. Hussein bin Saeed Asiri
54. Sheikh / Dr. Hamad bin Abdullah Al-Jumah
55. Sheikh Mubarak bin Atiyah Al-Zahrani
56. Sheikh / Dr. Suleiman bin Abdullah Ghafis
57. Sheikh / Dr. Hamoud bin Abdulaziz At-Tuwaijri
58. Sheikh / Dr. Satar bin Sawad Al-Ju’aid
59. Sheikh / Saad bin Ali Al-Amiri
60. Sheikh / Dr. Saud bin Yusuf Al-Khamas
61. Sheikh / Ali bin Ahmed Dubeis al-Zahrani
62. Sheikh / Dr. Sulaiman bin Ali Al Saud
63. Sheikh / Dr. Saleh bin Abdullah Al-Hadzlul
64. Sheikh / Dr. Tariq bin Ahmed Al-Faruq
65. Sheikh / Dr. Mohammed bin Shamil As-Sulami
66. Sheikh / Dr. Abdulaziz bin Abdullah Al-Mubaddil
67. Sheikh / Dr. Abdullah bin Mohammed Al-Nasser
68. Sheikh / Dr. Mohammed bin Saleh Al-Muqbil
69. Sheikh Ghaseb bin Mubarak Al-Ghamidi
70. Sheikh Salih bin Abdullah bin Mohammed Al-Ghamidi
71. Sheikh / Dr. Abdul Aziz bin Humaid Al-Juhani
72. Sheikh / Dr. Abdul Aziz bin Mohammed Al Ajlan
73. Sheikh Abdullah bin Ahmed Abu Husain
74. Sheikh Abdullah bin Tuwairis At-Tuwairisy
75. Sheikh Abdullah bin Abdulaziz Al-Mubrid
76. Sheikh / Dr. Abdullah bin Faisal Alu Ranan
77. Sheikh Abdullah bin Mohammed Al-Baridi
78. Sheikh / Dr Abdullah bin Abdul Karim Al-Khanaya
79. Sheikh Abdullah bin Mohammed Al-Qu’ud
80. Sheikh / Dr. Abdul Malik bin Misfer al-Maliki
81. Sheikh / Dr. Abdurrahman bin bin Saleh Ad-Dhahiri
82. Sheikh / Dr. Atiyah bin Ibrahim Al-Ghubaisy
83. Sheikh Ali bin Ibrahim Al-Mahisy
84. Sheikh / Dr. Fauzi bin Hamad Al Subhi
85. Sheikh Mohammed bin Saleh Al-Ali
86. Sheikh Mohammed bin Suleiman Al Masoud
87. Sheikh Saeed Bin Ali Bbin Dalih Alu Meshal
88. Sheikh Mohammed bin Abdulaziz Ghufeili
89. Sheikh / Dr. Mohammed bin Abdulaziz Al-Luhaim
90. Sheikh / Dr. Mas’ud bin Mushabab Alu Ja’sham
91. Sheikh Abdullah bin Hamad Al-Zaidani
92. Sheikh Mohammed bin Sanad Az-Zahrani
93. Sheikh Fahad Bin Saleh Al-Ubaisi
94. Sheikh Mohammed bin Abdullah Alu Safran
95. Sheikh / Dr. Mohammed bin Abdul Aziz Al Majid
96. Sheikh Mohammed bin Ali Musmali
97. Sheikh Mohammed bin Awad Sarhani
98. Sheikh / Dr. Mohammed bin Fahd Al-Tuwaijri
99. Sheikh / Said bin Ahmed Alu Tsabit
100. Sheikh Fahd Bin Hussein Alu Hadi
101. Sheikh / Dr. Mohammed bin Marzouq Al-Haritsi
102. Sheikh Hamoud bin Dhafer Asy-Syahri
103. Sheikh Abdul Aziz bin Muhammad An-Nughaimasi
104. Sheikh Mahmoud bin Ibrahim Al-Zahrani
105. Sheikh Mushabab bin Ahmed Al-Qahtani
106. Sheikh / Dr. Muwafaq bin Abdullah Kadsah
107. Sheikh Yahya bin Hussein Sharifi
108. Sheikh Bandar bin Mohammed Hamdan Al-Zahrani
109. Sheikh Khalid Mohammed Ibrahim Al-Baridi
110. Sheikh Mohammed bin Saleh Al-Ubaidi
111. Sheikh Shalih bin Abdullah Asy-Syamsani
112. Sheikh Hussein Mushabab Alu Ja’tsam
113. Sheikh Ahmed bin Saleh Al Khwaiter
114. Sheikh Walid bin Washal Al-Moghamesi
115. Sheikh Hisyam bin Saleh Adz-Dzakir
116. Sheikh Hassan bin Muhammad Al-Zahrani
117. Sheikh Abdullah bin Ghailan Al-Ghailan
118. Sheikh Mua’adz bin Abdullah Asy-Syamsani
119. Sheikh / Dr. Saleh Abdullah Al-Hadzlul
120. Sheikh Abdullah bin Musaid Al-Zahrani
121. Sheikh Mohammed bin Abdulaziz Al-Ghufeili
122. Sheikh Suleiman Bin Abdul Aziz Al-Mubarak
123. Sheikh Ahmed bin Sulaiman bin Saleh Al-‘Unaiz
124. Sheikh Ahmed Bin Abdullah Al-Rajihi
125. Sheikh Khalid bin Ibrahim Al-Ju’aitsan
126. Sheikh Ahmed bin Saleh Al Sam’ani
127. Sheikh Khadr bin Shami Al-Zahrani
128. Sheikh Abdul Rahman Abdullah Al-‘Iid
129. Sheikh Abdullah Mohammed Ibrahim Al-Baridi
130. Sheikh Ali bin Mohammed Ar-Raisani
131. Sheikh Hamdan bin Abdul Rahman Asy-Syarqi
132. Sheikh Saleh Bin Mohammed Al-Bahjah Al-Zahrani
133. Sheikh Abdullah bin Omar Al-Suhaibani
134. Sheikh Mohammed bin Suleiman Al-Yahya
135. Sheikh Abdul Malik bin Hamoud al-Tuwaijri
136. Sheikh Ahmed bin Hamed al-Zahrani
137. Sheikh Ahmed bin Abdullah Ar-Rubaish
138. Sheikh Sulaiman bin Abdullah Asy-Syamsyani
139. Sheikh Abdullah bin Abdul Karim Buhairi
140. Sheikh Atiyah bin Khadr Zahrani

kiblat.net - Syiahindonesia.com 

Popular Posts

.

.
hadist, panduan, pegangan, amalan

*** Promote Your Business to Worldwide ***