10 Fakta Ajaib Tentang Matahari
Ia membunuh dan menghidupkan, berbahaya sekaligus berguna:
Matahari tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut 10 fakta menarik
ihwal bola api raksasa ini.
Fenomena Sesaat
Tidak selamanya gerhana matahari dapat dilihat dari Bumi. Pada
masa awal setelah pembentukan sistem tata surya, jarak Bulan dan Bumi masih
terlalu pendek sehingga Bulan sepenuhnya menutupi Matahari ketika gerhana. Tapi
karena Bulan bergerak menjauh 2 cm dari Bumi setiap tahun, dalam 600 juta
tahun, gerhana tidak akan lagi tampil sempurna karena posisi Bulan yang terlalu
jauh dari Bumi.
Separuh Atau Seluruhnya
Bergantung pada geometri Matahari, Bumi dan Bulan, gerhana dapat
terjadi 2 hingga lima kali dalam setahun. Orang yang berada di kutub utara atau
selatan cuma bisa melihat gerhana matahari sebagian. Di Eropa gerhana akan muncul pada 20 Maret
2015, sementara belahan Bumi selatan seperti Indonesia akan menyaksikan gerhana
pada 9 Maret 2016.
Berbahaya buat Mata
Gerhana matahari berlangsung antara 5 hingga
12 menit. Selama itu pula mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut
harus mengenakan kacamata khusus. Pancaran sinar yang muncul tiba-tiba selama
gerhana dapat merusak mata manusia. Sebab itu ilmuwan melarang orang menatap
langsung matahari selama gerhana.
Raksasa Kecil di Jagad Raya
Matahari mengandung 99.86% massa yang ada di
sistem tata surya kita. Artinya semua planet dan benda langit di sekeliling
matahari cuma dibentuk dari 0,14 persen massa. Matahari bergerak dengan
kecepatan 220 kilometer per detik ketika mengorbit inti galaksi. Sebab itu
butuh waktu 225 hingga 250 juta tahun bagi matahari untuk mengelilingi galaksi
Bima Sakti.
Monster Gravitasi
Sangking besarnya, Matahari mampu memuat satu
juta benda langit seukuran Bumi di dalamnya. Manusia yang memiliki berat badan
70 Kilogramm di Bumi akan berbobot 1960 kilogramm di permukaan matahari,
lantaran gaya gravitasinya yang 28 kali lebih besar. Satu hari di permukaan
matahari sama dengan 25,38 hari di permukaan Bumi
Menelan Bumi
Matahari adalah bola gas terpanas di tata
surya dengan suhu 15 juta derajat Celcius di bagian intinya. 72% gas yang
membentuk matahari adalah Hidrogen, sementara 26% adalah Helium. Setiap detik
matahari membakar empat juta ton Hidrogen. Ketika cadangan Hidrogen habis,
matahari mulai mengolah Helium. Pada saat itu ia akan membesar menjadi raksasa
merah dan menelan planet Mercuri, Venus lalu Bumi
Perputaran Kutub
Ilmuwan mengungkap, setiap 11 tahun matahari
memutar kutub magnetiknya, sehingga kutub utara menjadi selatan dan sebaliknya.
Terakhir perputaran medan magnet matahari terjadi pada akhir 2013 silam.
Lantaran massanya yang besar, medan magnet matahari mencapai hingga miliaran
kilometer melampaui Pluto.
Jalan Panjang Cahaya
Sinar matahari yang kita rasakan sebenarnya
adalah partikel cahaya yang terbentuk melalui reaksi fusi di inti matahari.
Namun butuh waktu lama untuk setiap partikel buat mencapai permukaan matahari.
NASA menulis, setiap Foton yang dipancarkan matahari berusia antara 100.000
hingga 50 juta tahun. Tapi setelah sampai ke permukaan, cahaya cuma butuh waktu
8 menit dan 20 detik buat sampai ke Bumi
Benturan Berbuah Cahaya
Termasuk jenis cahaya matahari yang paling
unik adalah Aurora. Fenomena ini terbentuk akibat partikel bermuatan yang
dibawa angin surya, menghantam medan magnetik Bumi. Benturan antara partikel
plasma dengan Nitrogen dan Oksigen di atmosfer Bumi inilah yang kemudian
melepaskan energi berupa cahaya kehijauan. Aurora juga muncul di planet lain
semisal Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptun dan Mars.
Mati dan Terlahir Kembali
Matahari terbentuk dari sisa ledakan sebuah
bintang raksasa miliaran tahun lalu. Di ujung hidupnya, bintang tersebut mulai
memproduksi elemen berat seperti oksigen dan logam yang juga membentuk Bumi.
Setelah ledakan, gas yang tersebar berotasi akibat gaya gravitasi dan membentuk
bintang baru yang kita sebut matahari. Gambar ini menampilkan tata surya TW
Hydrae ketika baru berusia 10 juta tahun.
SHARE !
dw.com