Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang masyarakat dari segala macam usia. Pada kondisi ini, tekanan darah di arteri menjadi lebih tinggi daripada yang seharusnya.
Tekanan darah dapat diibaratkan sebagai "angkatan perang" yang mendorong jantung memompa aliran darah menuju dinding arteri. Saat tekanan tetap berjalan dengan konsistensi yang tinggi, hal itu dapat menyebabkan terjadi komplikasi dalam tubuh.
Kemudian, saat kondisi ini tidak segera diobati, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti jantung, stroke, gagal ginjal dan masih banyak lagi.
Saat dokter menyebutkan tekanan darah normal Anda pada titik 140/90 mmHg (milimeter air raksa) atau lebih tinggi berarti dapat didiagnosa sebagai tekanan darah tinggi.
Berikut terdapat beberapa faktor yang dapat memicu seseorang mengalami hipertensi:
1. Faktor Usia
Risiko tekanan darah tinggi meningkat ketika usia terus bertambah. Biasanya lebih umum menyerang orang-orang pada usia 45 tahun. Sementara pada perempuan menjadi lebih parah setelah usia 65 tahun.
Risiko tekanan darah tinggi meningkat ketika usia terus bertambah. Biasanya lebih umum menyerang orang-orang pada usia 45 tahun. Sementara pada perempuan menjadi lebih parah setelah usia 65 tahun.
2. Ras
Tekanan darah tinggi lebih umum terjadi pada orang dewasa di Afrika dan Amerika. Hipertensi biasanya lebih umum dialami oleh masyarakat di negara berkembang dan negara-negara industri.
Tekanan darah tinggi lebih umum terjadi pada orang dewasa di Afrika dan Amerika. Hipertensi biasanya lebih umum dialami oleh masyarakat di negara berkembang dan negara-negara industri.
Bahkan menurut The American Heart Association terdapat satu dari tiga orang Amerika berusia 20 tahun mengalami hipertensi. Hal ini menunjukan lebih dari 76 juta orang Amerika mempunyai tekanan darah tinggi.
3. Sejarah Keluarga
Memiliki keluarga yang punya riwayat hipertensi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini juga.
Memiliki keluarga yang punya riwayat hipertensi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini juga.
4. Kelebihan Berat Badan
Semakin berat badan Anda, lebih banyak darah yang Anda butuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
Semakin berat badan Anda, lebih banyak darah yang Anda butuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
Tekanan darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat, sehingga menyebabkan tekanan pada dinding arteri.
Obesitas atau kegemukan terutama pada perut dapat meningkatkan kekakuan pembuluh darah, yang kemudian berpengaruh pada tekanan darah.
5. Gaya Hidup
Kurang aktif bergerak sering dikait-kaitkan dengan faktor yang dapat meningkatkan denyut jantung, kemudian menyebabkan obesitas dan diabetes tipe II. Semakin tinggi detak jantung, memicu hati bekerja lebih keras pula.
Kurang aktif bergerak sering dikait-kaitkan dengan faktor yang dapat meningkatkan denyut jantung, kemudian menyebabkan obesitas dan diabetes tipe II. Semakin tinggi detak jantung, memicu hati bekerja lebih keras pula.
6. Merokok
Saat Anda merokok dan mengunyah tembakau, maka tekanan darah akan naik untuk sementara waktu. Bahan kimia dalam tembakau dapat merusak dinding arteri, yang dapat mempersempit dan meningkatkan tekanan darah.
Saat Anda merokok dan mengunyah tembakau, maka tekanan darah akan naik untuk sementara waktu. Bahan kimia dalam tembakau dapat merusak dinding arteri, yang dapat mempersempit dan meningkatkan tekanan darah.
Selain merokok, hanya dengan terpapar asap rokok dapat menyebabkan tekanan darah seseorang menjadi naik.
7. Banyak Mengonsumsi Garam
Terlalu banyak garam atau sodium dapat menyebabkan tubuh mempertahankan cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Terlalu banyak garam atau sodium dapat menyebabkan tubuh mempertahankan cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Kalium membantu keseimbangan jumlah natrium dalam sel-sel tubuh. Sehingga saat tubuh tidak mendapatkan cukup kalium dapat menyebabkan banyak natrium dalam darah.
Kekurangan vitamin D juga menjadi sangat berbahaya, karena dapat mempengaruhi enzim yang diproduksi ginjal.
VIDEO
(Sumber: everydayhealth.com)
BACA JUGA ...
SHARE ... !!!