Sianida adalah sejenis senyawa yang dalam dosis tertentu bisa sangat mematikan. Center for Desease Control and Prevention (CDC) di AS menyebutkan, ada beberapa makanan yang secara alami menghasilkan racun sianida atau senyawa racun yang menjadi cikal-bakal sianida atau jenis racun lainnya. Inilah makanan yang banyak dikonsumsi dan ternyata mengandung racun. Simak juga bagaimana cara menetralisir racun tersebut.
1.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan dianggap sebagai makanan kesehatan dan banyak digunakan untuk campuran sup atau dimasak tersendiri dengan bumbu tertentu. Kacang-kacangan juga cenderung menjadi makanan pokok penganut vegetarian, karena kaya nutrisi seperti serat, protein, karbohidrat, folat, dan zat besi. Tapi sebagai bagian dari pertahanan alami mereka, kacang-kacangan juga dilengkapi dengan sejumlah besar senyawa lektin - yang berfungsi sebagai insektisida atau pembunuh serangga alami. Senyawa ini juga bisa berakibat buruk bagi manusia jika kita salah cara mengolahnya.
Kacang merah mentah, misalnya, mengandung racun phytohaemagglutinin yang dapat menyebabkan mual ekstrim diikuti oleh muntah, sakit perut, dan diare dalam waktu tiga jam setelah mengonsumsinya. Atau kacang lima yang mengandung linamarin, yang setelah dikonsumsi dan dimetabolisme tubuh akan menjadi sianida.
Cara menetralisir kandungan racun di dalam kacang merah dan lima adalah dengan merebusnya selama minimal 10 menit di dalam suhu mendidih. Merebus kacang merah di bawah suhu mendidih hanya akan mengintensifkan racun di dalamnya.
2.
Almond
Umumnya dianggap sebagai kacang, almond sebenarnya termasuk golongan biji-bijian. Almond mentah rasanya pahit dan mengandung sianida alami. Bahkan, banyak orang mengatakan bahwa sianida berbau seperti almond mentah.
Menggigit dan mengunyah almond mentah dengan cara apapun akan mengaktifkan kandungan sianida di dalamnya. Makan sesedikit 4-5 buah almond pahit akan menyebabkan pusing, mual, dan kram perut, menurut sebuah studi 1982 kasus yang menimpa seorang wanita berusia 67 tahun di AS. Akibat ketidaktahuan akan efek almond pahit, dia mengonsumsinya sebanyak lebih dari 12 buah. Bisa ditebak, 15 menit kemudian, nenek ini mengalami sakit dan kram perut yang parah, lalu pingsan di kamar mandi. Meskipun dia selamat, dia sudah pernah sangat dekat dengan kematian.
Almond pahit telah dilarang dijualbelikan di AS, namun almond manis diperbolehkan karena jauh lebih aman untuk dikonsumsi. Cara terbaik untuk mengonsumsi almond adalah membeli yang sudah diolah di dalam kemasan dan berlabel aman dikonsumsi menurut badan kesehatan setempat.
3.
Apel, ceri, persik, dan plum
Sama halnya dengan almond, biji buah-buahan ini juga mengandung sianida alami. Bagian lubang berisi biji di dalam apel, ceri, plum dan persik tidak seharusnya dirusak dengan cara apapun, entah itu digigit apalagi dikunyah karana akan mengaktifkan zat sianida di dalamnya.
Cara paling baik makan buah-buahan ini adalah makan hanya daging buahnya dan buang bagian tengahnya.
4.
Rhubarb
Ini adalah jenis sayuran berdaun hijau berbatang merah yang biasa dipakai sebagai bahan pembuat kue pie dan beberapa jenis kue tart. Daun rhubarb dipenuhi dengan senyawa asam oksalat dan antrakuinon glikosida, menurut National Institutes of Health (NIH). Senyawa ini tidak akan menyebabkan kematian, namun bisa mengakibatkan pusing, mulut seperti terbakar, dan sakit perut, dan pada kasus terburuk menyebabkan batu ginjal, kejang, dan koma. Hindari mengonsumsi daun rhubarb adalah cara termudah untuk tidak keracunan. Jangan membuangnya sembarangan karena senyawa racun di dalamnya juga bisa meracuni hewan peliharaan Anda.
5.
Kentang
Kentang sama seperti rhubarb, bisa dinikmati tanpa mengikutsertakan daunnya. Pasalnya, daun tanaman kentang mengandung solanin, yang sangat beracun meski dalam jumlah kecil, menurut NIH.
6.
Ikan blowfish
Beberapa orang menyebutnya ikan buntel. Blowfish, atau fugu, terkenal karena jumlah mematikan racun tetrodotox di dalam organnya. Ketika ikan ini tidak diolah dengan benar, racun akan melumpuhkan otot-otot orang yang mengonsumsinya, juga menyebabkan mual, pusing dan muntah pada beberapa kasus. Belum ada obat penawar untuk racun yang berasal dari ikan ini.
Di beberapa negara di mana ikan blowfish umum dikonsumsi, misal di Jepang, chef atau kokinya harus punya sertifikat resmi dari pemerintah yang menyatakan bahwa dia sudah terlatih dan paham cara mengolah ikan blowfish yang aman konsumsi. Jadi, jika Anda ke restoran dan ingin memesan ikan blowfish, pastikan dulu sang koki punya sertifikat yang dimaksud. Lebih baik lagi, jika sertifikat itu dipajang di dinding restoran. Cara termudah menghindari racun blowfish adalah dengan membuang seluruh organ dalamnya. Inipun tidak 100 persen aman karena mungkin saja racun mengontaminasi daging ikan ketika proses pembersihan. Jadi batasi juga mengonsumsi daging ikan blowfish.
Gejala umum keracunan makanan yang mengandung sianida adalah merasa mual dan muntah-muntah, diare, sakit atau kram perut.
SHARE !
merdeka.com