Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, sambil memegang pundak iparnya ini:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Dengan ilmu dan tingkatannya sebagai marja’ syiah (ulama
tertinggi), tentunya bukanlah sembarang orang. Kepindahan keyakinannya karna
dia tentunya sudah menganalisa perbedaan antara ajaran syiah dan sunni secara mendalam dibandingkan lainnya. Namun harta dan kedudukan tidak menyilaukannya di dunia. Itulah
mungkin yang namanya hidayahKetika istrinya mengetahui ia telah masuk dalam mazhab sunni, si isteri itu meminta cerai dan berkata kepada beliau ; “Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah”,
Mendengar itu, beliau pun menjawab ; “Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, ‘Aisyah radhiyallaahu’anha”.
Karena khawatir ditangkap atau dibunuh oleh otoritas dan rezim Iraq dan Iran, beliau pun melarikan diri ke Yordania, lalu pindah ke Libanon, dan sekarang telah hidup di Jeddah, Arab Saudi.
Ia mendapatkan suaka dan keamanan di Arab Saudi, dan sekarang beliau menjadi salah satu ulama yang ditugaskan di Rabithah Al-‘Aalam Al-islamiy di Jeddah.
Syiah Timur Tengah Dikagetkan Oleh Wajah Ayatullah / Marja’ (Ulama Tertinggi Rujukan) Mereka yang Kini Berwajah Seorang Ulama Sunni
Semalam, jam 9 Waktu Mekkah ِِِAl-Mukarramah, Penganut agama syiah imamiyah itsna ‘asyariyah / ja’fariyah Timur Tengah, digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi yang menyajikan salah satu acara “terpanas” yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah.
Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan ayatollah syiah, ulama hadis, fiqh dan ushul agama syiah sekaligus sebagai marja’ (ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas syiah, yang kini berwajah sebagai seorang ulama sunni yang sangat handal. Semalam ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang ulama sunni, setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai ulama syiah yang berserban hitam ala syiah.
Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang marja’ dalam agama syiah adalah ulama tertinggi, semua fatwa dan ucapannya diamalkan laksana wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua fatwanya. Derajat Marja’ ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama syiah, hatta derajat ulama mujtahid muthlaq ataupun presiden.
Biasanya kalau sudah menjadi marja’ ; uang jutaan dolar dari hasil “khumus” (baca ; uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss, Jerman, Prancis atau Negara Eropa lainnya. Sebab semua uang khumus-nya kaum syiah, penempatannya diatur oleh seorang marja’ sekehendaknya.
Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja’ syiah ini ; Syaikh Al’Allaamah Abu ‘Ali Husain Al-Muayyid hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan keyakinannya.
Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika aqidah dan keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan absah. Inilah sebabnya, ia “melarikan diri” dari semua harta dan pangkat dunia demi meraih cahaya iman dalam bingkai mazhab ahli sunnah waljama’ah.
Ibu beliau ; anak salah satu marja’ syiah ; Ayatullah Sayid Hasan Shadar.Sedangkan istrinya ; saudari dari dai syiah populer, Ammaar Al-Hakim.
buletinmeletop.blogspot.my