Sampai Mana Umur Umat Islam
Kapan Imam Mahdi Keluar ?
Dan Apa Saja Perang-Perang Akhir Zaman ?
Sistem Dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang terjadi sekarang ini.
Orang menyebutnya The New World Order (Tatanan Dunia Baru), meski kenyataannya malah tidak ada tatanan.
Yang disebut pejuang hak asasi manusia (USA) justru yang sebenarnya teroris.
Sedangkan mereka yang dituduh teroris (Mujahid) justru sebenarnya orang yang mulia di hadapan Allah.
Apakah sistem Dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani USA/AS/Amerika Serikat ???
Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar Amerika Serikat.
Bagian depan itu bergambar Presiden Amerika Serikat pertama (George Washington) dan bagian belakangnya bergambar piramid yang terpotong.
Letak gambar piramida ada di belakang, sebagai sinyal bahwa di belakang Amerika Serikat ada kekuatan lain.
Pada piramida tersebut ada segitiga bergambar mata satu.
Di atasnya ada tulisan “Annuis Coeptis” (Semoga dia senang dengan proyek ini).
Kata “Dia” yang dimaksud adalah Si “Mata Satu”.
Di bawahnya ada tulisan “Novus Ordo Seclorum” (Tatanan Dunia Baru).
Artinya: “Ummat seluruh dunia diharapkan masuk proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan Si Mata Satu.
Orang yang familiar dengan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pasti paham bahwa yang dimaksud Si “Mata Satu” ialah “Dajjal”.
» KAPAN SOSOK DAJJAL MUNCUL ?
Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang panjang yang diriwayatkan oleh “Imam Muslim” dari Fathimah binti Qais:
Ada seorang pengembara Nashrani yang terdampar di suatu pantai. Ia turun dari kapalnya dan kemudian bertemu binatang aneh. Binantang itu mengantarkannya ke sebuah biara. Di biara tersebut ada seorang pria terpasung. Dia bertanya:
“Apakah Sungai Tiberias sudah mengering ?”
“Apakah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai nabi akhir zaman ?”
“Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri ?”
Pengembara Nashrani itu penasaran.
Dia kemudian menelusuri jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud (Muhammad Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam).
Dia kemudian bertemu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Dia bertanya pada Beliau:
“Siapa orang yang dipasung itu ?”
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menyatakan bahwa pria itu adalah Dajjal.
Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
2. KAPAN IMAM MAHDI KELUAR ?
Menurut Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, salah satu tandanya adalah meninggalnya atau terbunuhnya seorang khalifah.
Namun sekarang sudah tidak ada masa kekhalifahan.
Menurut saya, khalifah yang dimaksud adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata.
Amin Muhammad Jamaluddin, seorang penulis asal Mesir yang menulis buku “Umur Umat Islam” menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi.
Kalau memang benar seperti itu, berarti sudah dekat.
Menurut hadits tersebut, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu di-baiat oleh sekelompok pemuda di Ka'bah.
Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu.
Tetapi tim itu akan dibenamkan ke bumi oleh Allah, kecuali dua orang saja.
Dua orang tersebut sengaja diselamatkan agar mereka bisa menceritakan pada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke Bumi.
Begitu kabar ini tersiar, semua Mukmin yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul.
Mereka akan berbondong-bondong untuk ber-baiat.
3. UMUR UMMAT ISLAM ?
Bagaimana bila dihubungkan dengan umur ummat Islam ?
Menurut Amin Muhammad Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur umat Yahudi, Kristen, dan Islam, di isyaratkan bahwa umur umat Islam adalah 1500 tahun.
Sekarang sudah 1424 Hijriah (tulisan itu dibuat pada 2003), jadi tinggal 76 tahun lagi.
Itu belum dipotong waktu perjuangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika di Mekkah, yang memakan waktu 13 tahun.
Jadi umur ummat Islam tinggal sekitar 63 tahun.
(Berarti sekarang tinggal sekitar 54 tahun).
Kapan masa kekhalifahan di akhir zaman - yang menurut hadits akan berlangsung selama 40 tahun - terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini (sekarang berarti kurang dari 14 tahun ke depan).
Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara dan kaum Muslim akan di bawah komando Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya komet.
Menurut yang saya tahu dari para astronom, komet akan muncul pada 2022.
Jadi kalau saat itu Imam Mahdi muncul, maka perhitungan itu menjadi sangat mungkin.
Atau bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat dari itu.
Apa fitur-fitur khusus Imam Mahdi ?
Menurut Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, namanya seperti nama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan nama ayahnya pun sama dengan nama ayah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Bicaranya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu.
Apakah itu berarti Dia gagap ?
Wallahu 'alam.
Berapa usia Imam Mahdi ketika muncul ?
Usia Imam Mahdi adalah seusia ketika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pertama kali berperang.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pertama kali berperang di Perang Badar di usia 55 tahun.
Apakah itu berarti sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ?
Ya, sudah ada, tapi oleh Allah belum dimunculkan.
Sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa.
Dan hal itu bukan hal aneh, karena memang ia akan muncul mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi ?
Tidak bisa !!.
Imam Mahdi di-baiat oleh 313 pemuda di Ka'bah.
Jumlah itu sama dengan jumlah pasukan saat Perang Badar.
Baiatnya terbuka meski sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin.
Bila ada yang mengaku-ngaku Imam Mahdi, maka itu adalah omong kosong.
Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam ?
Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan untuk meruntuhkan The New World Order (Tatanan Dunia Baru) ini.
Perang meruntuhkan maalikan jabariyan ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia Selanjutnya).
4. PERANG APA SAJA DI AKHIR JAMAN ?
Ada empat perang besar.
1. Perang melawan penguasa semenanjung Arab: Kaum Muslim menang.
2. Perang melawan penguasa zhalim Persia: Muslim juga menang.
3. Perang melawan Rum atau Eropa: Muslim juga menang.
4. Perang melawan Dajjal dan 70.000 tentara Yahudi: Muslim juga menang.
(Sumber : Facebook page Islampedia)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga Sisi Tampilan Dajjal (1)
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib. Meskipun kata “Dajjal” – dari bahasa Arab artinya “menipu”, “mencurangi” atau “melumuri”- tidak tercantum dalam Qur’an, namun Dajjal dirinci dengan jelas dalam semua kitab-kitab hadits utama, termasuk dalam kitab hadits-hadits shahih yang masyhur dari Imam al-Bukhari dan Imam Muslim (terutama pada bab-bab mengenai saat-saat menjelang kiamat), juga di dalam kitab-kitab hadits lain seperti Mishkat al-Masabih, Riyadush Shalihin dan al-Muwwafa’ dari Imam Malik :
Abdullah bin ‘Umar ra mengabarkan:
Nabi Muhammad sawberdiri dan berkata pada umatnya, setelah memuji Allah yang Maha Agung dan Maha Terpuji, beliau bersabda mengenai Dajjal, ‘Aku memperingatkan kalian dari dia, tak seorang nabi pun yang tidak memperingatkan umatnya dari dia – bahkan Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya dari dia. Tapi aku akan mengabarkan sesuatu yang belum pernah disampaikan oleh Nabi mana pun sebelum aku: Hendaklah kalian tahu bahwa Dajjal itu bermata satu, dan Allah tidak bermata satu.”
(diriwayatkan oleh Muslim)
Dari Abu ad-Dira ra:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa menghapal sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi akan terlindung dari Dajjal.” (diriwayatkan oleh Abu Da’ud dan Muslim).
Abdullah bin Abbas ra mengabarkan:
Nabi Muhammad saw biasa mengajarkan doa ini dengan cara seperti beliau mengajarkan sebuah surat dari Qur’an:
‘Allaahumma innii a’uudzu bika min adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min adzaabil-qabri, wa a’uudzu bika min fitnatil-Masihid-Dajjal, wa a’uudzu bika min fitnatil-mahyaa wal-mamaati.”
“Ya Allah, aku berlindung padaMu dari siksa Neraka, dan aku berlindung padaMu dari siksa kubur, dan aku berlindung padaMu dari fitnah Dajjal. Dan aku berlindung padaMu dari fitnah kehidupan dan kematian.” (diriwayatkan oleh Imam Malik)
“Al-Masih ad-Dajjal” secara harfiah berarti “Mesiah Palsu” yaitu “Juru Selamat Palsu”, alias “si AntiKristus” – berlawanan dengan “Al-Masih bin Maryam” yang berarti “Mesiah putera Maryam”, yaitu Nabi ‘Isa as.
Abdullah bin ‘Umar ra mengabarkan bahwa:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Semalam aku bermimpi aku berada di Ka’bah, dan aku melihat seorang pria berkulit gelap bagaikan pria berkulit gelap yang paling rupawan dari yang pernah kalian lihat. Rambutnya sepanjang di antara telinga dan bahunya, seperti rambut yang terindah yang pernah kalian lihat. Rambutnya baru disisirnya, dan masih menitikkan air. Dia bersandar pada dua pria atau pada bahu dua pria yang sedang bertawaf keliling Ka’bah. Aku bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab, Al-Masih bin Maryam.’ Kemudian aku melihat seseorang berambut meliat-liut dan buta mata kanannya, bagaikan anggur mengambang. Aku bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab, ‘Itu Al Masih ad-Dajjal.’” (diriwayatkan oleh Imam Malik).
Pada suatu saat di antara kini dan kiamat: Dajjal pasti akan datang.
Dalam Qur’an Allah menegaskan bahwa, orang yang ditanya tentang saat Kiamat sama tidak tahunya dengan orang yang bertanya. Allah juga berfirman bahwa manusia hanya diberi sedikit pengetahuan tentang saat Kiamat. Tak seorang pun mengetahui kapan tepatnya, namun Allah menunjukkan di Qur’an bahwa mungkin saatnya lebih dekat daripada sangkaan kita. Bagi anda, setidaknya kiamat terjadi ketika anda meninggal.
Abu Hurairah ra mengabarkan:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Ada lima perkara yang tidak diketahui siapa pun kecuali oleh Allah,” kemudian beliau menyebutkan:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (Qur’an: surat Luqman 34)
(diriwayatkan oleh Muslim)
Banyak pertanda kiamat yang diungkapkan secara jelas dalam kitab-kitab hadits, dan pertanda itu akan diketahui dan dikenali oleh siapa saja yang sadar dan awas pada segala pertanda yang ada pada dirinya dan kawasannya. Kini, sebenarnya sudah hampir semua pertanda kiamat nampak, kecuali empat tanda utama terakhir, bahkan tanda-tanda ini pun nampaknya akan segera terwujud.
Adapun beberapa tanda yang sudah nampak adalah: bahwa si miskin dan si papa membangun gedung-gedung tinggi tempat mereka memuja dirinya; bahwa hamba perempuan akan melahirkan majikannya, salah satu pengertiannya adalah seorang ibu yang diperbudak oleh pekerjaannya demi anak-anak yang ketika dewasa tak terkendali, menjajah dan menindas keluarga; bahwa jumlah wanita jauh melebihi jumlah pria; bahwa banyak wanita yang tidak lagi melahirkan; bahwa setiap orang mempersoalkan masalah pekerjaan hingga tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun pergi bekerja; bahwa tali kekeluargaan sudah diabaikan atau dicampakkan; bahwa pangan akan berlimpah, namun sebagian besar tidak berkah
Bahwa ketika seseorang ditawari makanan akan menolak; bahwa waktu menjadi singkat; bahwa banyak orang.yang keras hati dan bengis; bahwa banyak orang yang bersumpah palsu; bahwa yang jujur tak lagi dipercaya dan para pendusta dipercaya; bahwa yang kuat akan memangsa yang lemah; bahwa sangat sedikit orang yang bijaksana dan banyak yang jahil; bahwa sang pemimpin adalah yang terburuk dari masyarakatnya; bahwa rakyat begitu takut kepada penguasa lalim, sehingga mereka bahkan tidak berani untuk mengatakan padanya bahwa dia lalim; bahwa akan terjadi banyak perang dan pembunuhan; yang membunuh tidak tahu siapa yang dibunuh, dan yang dibunuh tak tahu kenapa mereka dibunuh; bahwa terdapat manusia yang berperilaku seperti binatang;
Bahwa terdapat wanita-wanita yang berpakaian seolah kulit kedua, hingga sekalipun berpakaian mereka tetap terlihat telanjang; bahwa banyak orang menenggak minuman keras; bahwa perzinahan dan perselingkuhan menjadi perkara lumrah; bahwa pria meniduri pria, dan wanita meniduri wanita; bahwa kaum pria mengenakan sutera; bahwa para biduanita dan peralatan musik memasyarakat; bahwa riba sudah sangat merebak, sehingga mereka yang tidak berkecimpung pun tetap terkena getahnya; bahwa sangat sedikit orang yang jujur dalam perniagaannya; bahwa orang-orang tidak mempercayai orang jujur tapi mempercayai penipu; bahwa tulis-menulis tersebar luas; bahwa diadakan upaya-upaya untuk menghijaukan gurun; bahwa orang akan mencoba untuk merubah keseimbangan alam, ikut campur mengganggu daur dasar dan proses-proses kehidupan; bahwa gempa bumi dan bencana alam lainnya semakin sering dan semakin dahsyat; bahwa orang-orang ingin mati dan masuk kubur saja; bahwa banyak orang lebih percaya pada perbintangan dibanding kepada Allah; bahwa banyak sekali nabi palsu dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah; bahwa di tempat-tempat peribadatan suara-suara dikeraskan dengan amarah; bahwa banyak Muslim menjadi kaya raya; bahwa jumlah Muslim banyak tapi tak berdaya – karena cinta dunia dan takut mati – mereka tak mampu mencegah bangsa-bangsa lain menjajah dan menjarah mereka; dan puncaknya adalah bahwa matahari terbit dan barat, salah satu pengertiannya adalah transaksi kehidupan Islam diamalkan oleh masyarakat barat - walau sudah jelas dari kitab-kitab hadits bahwa kejadian di bawah ini pun ditakdirkan akan terjadi secara lahiriah:
Dari Abdullah bin Amr ra:
Nabi Muhammad saw bersabda, “Tanda-tanda pertama (saat Kiamat) adalah matahari akan terbit dari barat dan munculnya Dabbah ke hadapan manusia menjelang tengah hari. Yang mana pun dari kedua ini terjadi lebih dulu, maka yang lain akan segera menyusul.”
(diriwayatkan oleh Muslim).
Ibnu Katsir, dalam ulasannya berpendapat bahwa kemunculan Dabbah – di Mekah atau di sekitarnya – adalah tanda pertama di muka bumi, sedangkan matahari terbit di barat merupakan tanda pertama di langit. Menyimpulkan dari keterangan Qur’an dan hadits mengenai Dabbah, Ibnu Katsir menulis di kitabnya al-Bidayah wan-Nihayah, sebagai berikut:
Salah satu tanda kiamat adalah munculnya Dabbah dari perut bumi, wujudnya sangat ganjil dan ukurannya raksasa; bahkan tak seorang pun bisa membayangkan seperti apa rupanya. Dabbah akan keluar dari perut bumi lalu mengibaskan debu dari kepalanya. la akan membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Orang-orang akan ngeri dan mencoba melarikan diri, tapi mereka tidak akan bisa Iolos karena demikianlah takdir Allah. Dengan tongkatnya, Dabbah akan menghancurkan hidung setiap orang kafir, lalu menorehkan kata “kafir” di kening mereka; Ia akan menghiasi wajah setiap orang beriman, lalu menorehkan kata “mu’min” di kening mereka; dan Dabbah pun akan berbicara pada manusia.
Selain terbitnya matahari dari barat dan kemunculan Dabbah dari perut bumi, hadits juga menerangkan tentang tanda-tanda utama lain yang masih akan terjadi, diantaranya ad-Dukhan (Asap) – yang akan menggiring manusia dari timur ke barat; penghancuran Madina al-Munawarra; penghancuran Ka’bah di Mekkah oleh orang Ethiopia yang bernama Zhu’l-Suwaiqatain; dan terjadinya tiga tanah longsor dahsyat – satu di Timur, satu di Barat, dan satu di Semenanjung Arab – lalu menyemburlah api dari arah Aden yang akan menggiring manusia ke tempat perhimpunan terakhir.
Menurut sebagian besar ahli tafsir, peristiwa-peristiwa di atas akan terjadi setelah empat tanda utama terakhir kiamat terjadi, yaitu: munculnya si Dajjal; kedatangan Mahdi, pemimpin rasyid para Muslim yang akan memerangi Dajjal; muncul kembalinya Nabi ‘Isa as yang tidak saja akan menghancurkan semua salib, membunuh semua babi, menikah, berketurunan dan beribadat bersama para Muslim, bahkan beliaulah yang akan membunuh Dajjal; dan munculnya Yajuj wa Majuj (Gog dan Magog, suatu suku yang akan menyebar ke segenap penjuru bumi membuat kerusakan. (sumber: Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga Sisi Tampilan Dajjal (2)
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.
Jelaslah bahwa sebelum si Dajjal sendiri muncul, harus tersedia sistem yang mapan beserta para pengurusnya, yang siap mendukung dan menaati Dajjal. Keberadaan sistem dan para pengurusnya itu, merupakan bukti dari Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Dilihat dari semua pertanda yang nampak dewasa ini, kedua sisi Dajjal tersebut – yang akan dijelmakan oleh si Dajjal sendiri – sudah sangat kentara, ini berarti kemunculan Dajjal sudah sangat dekat.
Di antara perincian tentang Dajjal dalam kitab-kitab hadits, kita akan menemukan: Dajjal bermata satu, bagaikan anggur mengambang. Dajjal dapat didengar di seluruh dunia pada satu saat yang sama. Dajjal bisa menampilkan api padamu, tapi tidak akan membakarmu. Dajjal bisa menampilkan air padamu, tapi anda tak bisa meminumnya, Dajjal akan bicara tentang Taman, tetapi menggambarkannya seperti Api. Dajjal akan bicara tentang Api, tetapi menggambarkannya seperti Taman. Semua perincian di atas cocok dengan ciri-ciri sistem media massa dan teknik komunikasi masa kini, khususnya dalam hal bagaimana sistem dan teknik itu biasa digunakan.
Hadits juga menyebutkan bahwa Dajjal bermata banyak di kedua sisinya, dan berkeliling dunia dengan lompatan-lompatan raksasa. Gambaran ini cocok dengan ciri-ciri alat transportasi massa, masa kini. Ada juga keterangan bahwa di dahi Dajjal tertera huruf KFR. Sebagian pesawat jet tempur Israel bertuliskan huruf-huruf KFR di moncongnya.
KFR adalah huruf-huruf akar dari kata bahasa Arab: kufr atau kafir. Kufr artinya menutupi dan mengingkari. Kafir adalah seseorang yang menutupi hakikat kehidupan – bahwa tiada tuhan selain Allah – dan yang ingkar kepada para nabi yang diutus Allah untuk memberi teladan pada manusia tentang bagaimana cara hidup yang selaras dengan diri sendiri dan selaras dengan perkara di luar dirinya, serta bagaimana cara mengenal dan mengabdi kepada Allah.
Ketika Nabi Muhammad saw bersabda bahwa hendaknya kita mencari ilmu hingga ke negeri Cina, beliau bermaksud pada ilmu mengenal Allah, atau setidaknya ilmu-ilmu yang akan mengarahkan kita kepada ilmu mengenal Allah.
Jika ilmu anda tidak berasal dari ketakwaan kepada Allah, berarti anda telah tertipu. Bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan memberi anda ilmu. Seorang kafir mengingkari ini. Dengan demikian seorang kafir sangat bertolak belakang dengan seorang mu’min.
Seorang mu’min adalah seorang muslim yang terang-terangan mengakui hakikat kehidupan, sekaligus menerima dan mengikuti teladan dan ajaran Nabi Muhammad saw: Nabi terakhir yang diutus Allah sebelum kiamat.
Jelaslah bahwa sistem kafir dan kafirun yang menguasai dan meyakini sistem itu, tidak lain adalah perwujudan Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Sedangkan si Dajjal sendiri akan menjadi puncak penjelmaan dari sistem kafir, gembongnya kafir, maka tak pelak ketika muncul dia akan dinobatkan sebagai pemimpin sistem kafir oleh para kafirun yang menjalankannya. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa kufr adalah sebuah sistem. Sistem kafir adalah Dajjal. Maka nyatalah bahwa ketiga sisi Dajjal itu berkaitan dan bersenyawa. Dajjal.
Begitu pula halnya dengan Mahdi, ketika datang ia akan menjadi puncak penjelmaan Islam, yaitu jalannya Nabi Muhammad, tetapi harus segera diingat bahwa ia dibanding Nabi Muhammad saw adalah seumpama setetes air dibanding samudera. Dengan demikian, tak pelak lagi Mahdi akan dikenali dan diterima sebagai pemimpin oleh seluruh Muslim sejati. Nabi Muhammad bersabda bahwa seluruh Muslimin adalah satu tubuh.
Kufr memerangi Islam. Islam memerangi Kufr. Sudah jelas dari hadits bahwa Dajjal akan melawan Mahdi. Mahdi akan melawan Dajjal. Nabi ‘Isa as, yang tak disalib tetapi digaibkan oleh Allah dari dunia ini – dan seseorang yang mirip dengan beliau disalib menggantikannya – ketika turun lagi ke bumi ini, akan membinasakan Dajjal beserta seluruh pengikutnya.
Dajjal sudah banyak dibahas dalam naskah-naskah kuno. Beberapa ramalan yang berkaitan dengan Dajjal dapat ditemukan di Bibel, di the Book of Revelations karangan John, dan pada naskah-naskah Nostradamus . Banyak orang telah berulangkali mencoba menafsirkan ramalan-ramalan itu, dan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian yang berlaku pada masa para penafsir masing-masing. Dalam aneka ramalan dan ulasan-ulasannya, Dajjal biasanya disimpulkan sebagai “si AntiKristus” – begitu pula menurut tafsiran bebas beberapa film dan video belakangan ini.
Tidak diketahui bagaimanakah keandalan dan ketepatan semua ramalan, ulasan, maupun penafsiran-penafsirannya yang terbaru. Boleh jadi sebagian berasal dari jin.
Jin terbuat dari api tak berasap. Mereka bisa melihat kita. Dan hanya beberapa dari kita yang bisa melihat mereka. Manusia terbuat dari tanah dan air. Malaikat terbuat dari cahaya murni. Malaikat tak bisa berbuat salah. Mereka tidak makan, tidak tidur, dan tidak berketurunan, Mereka terus memuji Allah. Mereka adalah perangkat penyelenggara jalannya proses kehidupan. Adapun jin, seperti manusia, bisa berbuat benar dan salah. Ada yang muslim, ada yang kafir dan ada yang munafik, yaitu yang mengaku muslim padahal hakikatnya kafir. Jin sering berkomunikasi dengan manusia, dan dari pengetahuan mereka tentang kegaiban, mereka bisa mengabarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Jin sering dimanfaatkan oleh para peramal dan tukang sihir.
Jelaslah, bila naskah-naskah karangan John atau Nostradamus dipengaruhi atau datang dari jin iseng atau jin jahat, maka tidak semua keterangan mereka bisa diandalkan. Masalahnya adalah sebagian besar dari para jin – yang akrab dengan penyihir dan yang sering berkomunikasi melalui cenayang – dalam menyampaikan satu kebenaran, menambahkan beberapa yang setengah benar dan beberapa yang sama sekali dusta. Dengan adanya unsur ketidakpastian dan kesalahan ini, maka satu-satunya cara untuk membuktikan kebenaran ramalan-ramalan John maupun Nostradamus adalah jika apa yang dikabarkannya cocok dengan yang terjadi.
Sejauh mana keandalan sebuah catatan, maka tentu hanya hadits yang mengandung perincian terandal mengenai Dajjal, dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum maupun sesudah kemunculannya – asalkan hadits itu memiliki isnad yang terpercaya, isnad adalah rantai penyebaran berita yang terpercaya, dari orang yang langsung melihat dan mendengar apa yang dikatakan atau dilakukan Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang ingat apa yang riwayatkan oleh orang pertama tadi, sampai kepada orang yang kemudian menuliskan apa yang mereka semua ingat.
Hadits-hadits hanya bisa diakui setelah kandungan dan isnad-isnadnya diperiksa dengan sangat teliti dan disahkan oleh para ulama yang mengumpulkannya. Ini berbeda dengan aneka versi Bibel masa kini, yang seluruh isinya tidak bisa dibuktikan keasliannya dengan cara yang sama, akibatnya banyak isi Bibel yang bisa saja berasal dari sumber-sumber yang tak terpercaya, dan mutlak tak bisa dikaitkan lagi dengan para Nabi yang konon perkataan dan perilakunya direkam di Bibel.
Qur’an merupakan wahyu langsung dari Allah kepada Muhammad saw melalui Malaikat Jibril, Qur’an dihafal dalam hati dan ditulis persis seperti ketika diturunkan. bahkan Qur’an lebih terpercaya daripada hadits yang shahih. Dalam Qur’an Allah menegaskan bahwa kaum Yahudi dan kaum Kristen telah merubah dan mengganti ajaran asli para Nabinya as, dan banyaknya pertentangan dan ketidaksesuaian dalam Bibel merupakan bukti yang tidak dapat disangkal.
Nabi Muhammad saw bersabda, bahwa ilmu adalah milik mu’min yang hilang, yang bisa diambil dimana pun ilmu itu ditemukannya. Mu’min adalah muslim yang tidak saja percaya pada Allah, tapi juga sungguh-sungguh yakin kepada Allah dalam segala perilaku kesehariannya. Muslim percaya pada Allah, namun mereka masih mengandalkan kemampuan dirinya. Mu’min menggantungkan keberhasilannya pada Allah. Muhsin adalah muslim yang yakin hanya ada Allah, berarti mustahil bergantung pada selain Allah. Muslim, mu’min dan muhsin semuanya Muslim, namun mereka dikaruniai derajat ilmu pengenalan Allah yang berbeda. Mereka yang paling takwa pada Allah, adalah mereka yang paling banyak memperoleh ilmu mengenal Allah. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa tak ada yang lebih takwa kepada Allah sebagaimana beliau.
Ilmu pengenalan Allah akan datang pada mereka yang mensucikan hatinya atas rahmatNya. Ketika hati menjadi bening dan tenang, maka bertambahlah ilmu di hati. Ilmu semacam ini bermula ketika ilmu yang tertulis berakhir. Bagi mereka yang berhati bening, segala pertanda yang ada pada dirinya dan kawasannya – yang sebenarnya sama saja – dapat dikenali dan dipahaminya, maka bagi mereka, pertanda Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib akan terlihat dengan gamblang, dan apa pun yang mereka alami akan menegaskan dan menguatkan ilmu yang tertulis.
Mu’min adalah muslim yang yakin pada Allah. Sebagian dari keyakinan itu adalah yakin pada orang lain, yakin pada diri sendiri, yakin pada pengalamannya, dan yakin pada penafsirannya atas apa yang terjadi pada dirinya dan kawasannya. Keyakinan tersebut menjadi utuh ketika seseorang mengenal dirinya sendiri, karena barang siapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Rabbnya, dan barang siapa mengenal Rabbnya akan mengetahui apa yang datang dari Rabbnya, yaitu kehidupan, semesta dan segala isinya – dan tak ada satu pun yang berbentuk maupun tak berbentuk, yang aktual maupun konseptual, yang bisa diserupakan dengan Allah. Siapa pun yang berkeyakinan dan berpengetahuan seperti itu adalah muhsin.
Membaca tak sama dengan menyaksikan. Persaksian adalah penegasan yang lebih kuat daripada bacaan. Buku-buku hanya dapat mengingatkanmu pada apa yang telah dirasakan, pada apa yang belum terasa atau pada apa saja yang bisa dirasakan. Jadi yang terpenting adalah merasakan, bukan rekaman rasa – apapun ragamnya – baik audio atau visual, di kertas atau plastik, pada logam maupun seluloid. Menyaksikan berarti mengetahui, tetapi ada beragam persaksian dan beragam pemahaman.
(sumber: Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson)
(sumber: Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga Sisi Tampilan Dajal (3-Habis)
Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.
Merenungkan Dajjal sebagai kekuatan gaib, kehadiran kekuatan ini ditandai dengan kehadiran makhluk dari alam lain yang menguasai manusia, atau sebagaimana terkadang jin merasuki orang atau binatang. Boleh jadi, Dajjal sebagai kekuatan gaib, seperti jin, menjelma sebagai manusia atau binatang tanpa perlu merasukinya, cukup dengan menyerupainya. Ada juga kemungkinan bahwa penjelmaan Dajjal sebagai kekuatan gaib adalah jadi-jadian dari sekelompok jin kafir, artinya bukan sesosok makhluk baru. Tidak diketahui alam asal mereka. Sebenarnya diketahui bahwa ada banyak alam. Pada surat al-Fatihah, Allah disebut Rabbul ‘aalamiin.
Tanda bahwa perasukan telah terjadi ialah, bahwa anda menyaksikan sejum-lah besar manusia atau kelompok-kelompok manusia, semuanya berlaku seolah satu tubuh, seakan tak punya jati diri. Walaupun mereka nampak sebagai manusia namun perilakunya sama sekah’ tidak manusiawi, lebih mirip robot. Banyak sekali buku dan film yang mengangkat gejala ini, dan itu semua bukan khayalan belaka. Semuanya menunjukkan kepada kenyataan yang telah, sedang dan akan terus terjadi, sebagaimana digambarkan dalam film The Man who Fell to Earth.
Karena sisi Dajjal sebagai kekuatan gaib berada di Alam Gaib, maka pengetahuan mengenainya hanya bisa diperoleh dan mereka yang punya sarana ke Alam Gaib. Walaupun Nabi Muhammad saw diberikan sarananya, namun beliau tidak berhasrat padanya. Karena hasrat kepada ilmu semacam ini adalah kendala bagi orang yang berhasrat pada ilmu mengenal Allah.
Namun, dengan mengamati bagaimana-perubahan-perubahan yang terjadi pada keadaan sosial budaya dunia, terutama di abad ini, dan dengan mengamati bagaimana cara hidup masa kini, maka kita bisa memperoleh bukti dari alam nyata – yaitu alam yang bisa ditangkap oleh panca indera kita – bahwa pengam-bilalihan telah dan sedang terjadi. Dengan kata lain, kita dapat mengenali ciri-ciri Dajjal sebagai kekuatan gaib, dengan meneliti Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.
Apabila kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial -budaya global, kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.
Dalam seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat luar biasa di rauka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa berlaku di seluruh dunia, yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang saling mengenal dan saling membantu – baik di antara warganya maupun antar pedesaan – kini dengan pesatnya telah terkikis dan kehilangan sifatnya. Kini, di kota-kota besar, setiap insan semakin terkucil dari jati dirinya, dari manusia di sekitarnya, dan dari pengenalan kepada Allah -mereka sekedar menjadi sebuah roda gigi yang sibuk dalam proses produsen-konsumen, yang apabila tidak sedang bekerja atau tidur, mereka hampir selalu terjebak dalam pencapaian fatamorgana pemuasan diri yang kekanak-kanakan dan tak ada habisnya, ini mcnjamin bahwa manusia tidak akan punya banyak waktu untuk merenung dan bercermin tentang dari mana dan akan kemana dia, juga tak ada waktu untuk mencoba membebaskan diri dari jeratan rutinitas kehidupan yang membelitnya.
Walaupun ukuran pengelompokan sosial yang ada sekarang sebesar masyarakat pedesaan, transaksi sosial antar warganya sudah tidak sehangat dan seerat dahulu. Kini, semakin kurang waktu untuk saling bertemu dan semakin banyak waktu tersita televisi. Semakin sedikit waktu untuk bekerja bersama dan semakin banyak waktu untuk bekerja sendirian. Bagi mereka yang dilahirkan dalam keadaan seperti ini, perubahan sosial ini tidak begitu kentara. Seolah-olah semua berjalan sebagaimana mestinya, sebagaimana digambarkan film THX 1138.
Mungkin satu-satunya cara untuk memahami betapa dahsyatnya perubahan yang telah terjadi, adalah dengan mengamati apa yang terjadi ketika sebuah perusahaan multinasional memutuskan untuk mulai menjarah sumber daya alam dari suatu daerah yang sebelumnya terpencil. Dalam waktu yang cukup singkat, kegiatan para pengatur perusahaan tersebut tidak hanya mengacaukan cara hidup masyarakat asli daerah itu, tapi juga memusnahkan sumber-sumber penghidupan tradisional mereka, dan dengan demikian menjamin pasokan tenaga kerja murah untuk mengerjakan berbagai kegiatan perusahaan multinasional itu. Mendadak semua orang dinomori dan mengejar sesuatu yang namanya uang, dan terenggutlah keselarasan sosial yang pernah ada sebelum datangnya pertambangan, atau ladang minyak, atau penebangan hutan, atau pendirian pabrik, atau pembangkit listrik tenaga air, atau apa pun juga.
Semuanya dilaksanakan atas nama kemajuan, pemberadaban masyarakat terbelakang, atau demi peningkatan mutu kehidupan, namun, pada hakikatnya gaya hidup baru itu pasti terkait dengan teknologi baru, dan pasti juga terkait dengan pelecehan pada ilmu hakiki, yang para kafir sebut sebagai pendidikan dan melek huruf itu. Semuanya merupakan tanda terkikisnya atau berakhirnya transaksi kemanusiaan yang sejati di daerah tersebut. Adapun penduduk asli yang tidak bisa dipakai, akan sengaja digusur atau dibasmi dengan aneka penyakit menular atau virus-virus baru, yang mereka belum miliki penolak alaminya.
Sebuah perubahan perilaku sosial lainnya yang cukup berarti, dan jelas berkaitan dengan meningkatnya otomatisasi di suatu kelompok sosial, adalah bahwa dahulu keutuhan suatu masyarakat dibina dengan peribadatan kepada Tuhan, kini unsur pengikat yang mendasar itu sudah semakin berkurang. Di dunia barat, pola peribadatan yang menonjol adalah pola agama Kristen – sebuah agama ganjil hasil percampuran dari gagasan-gagasan Paulus sendiri, filsafat Yunani, pembaharuan yang mengada-ada atas peran kerahiban – dalam rangka berusaha keras untuk selaras dengan para penguasa kafir – dan dengan sedikit serpihan-serpihan ajaran asli Nabi ‘Isa as.
Karena pola peribadatan ini berbeda dengan cara asli yang diamalkan Nabi ‘Isa dan para pengikutnya, maka pola ibadat ini belum pernah, tidak mampu dan tidak akan mampu mencapai hakikat kehidupan maupun membimbing kepada pengenalan Allah. Tak pelak lagi ini memastikan bahwa khalayak akan terus mencampakkan pola ibadat ini – si kafir menolak karena memang dia tidak punya hasrat untuk menyembah Allah, dan para penganut setia menolak karena menyadari bahwa agama bermerek Kristen yang ditawarkan itu, hanya sedikit pertautannya dengan ajaran asli Nabi ‘Isa, dan tidak berpijak kepada cara hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya, juga tidak akan membimbingnya mengenal Allah.
Adapun hal yang mempermudah khalayak bercerai dengan pola peribadatan Kristen, adalah karena terjadinya pemilah-milahan di masyarakat barat akibat kebangkitan cara hidup seperti mesin, yang konon disebut “revolusi industri”. Maka hidup tanpa peribadatan lebih disukai daripada menganut pola ibadat yang walaupun dikemas atas nama Nabi ‘Isa, namun nyatanya tidak sesuai dengan pola ibadat asli Nabi ‘Isa – yang sebenarnya sudah punah untuk selamanya.
Yang menarik, karena begitu banyak ajaran dasar Kristen bukan saja merupakan hasil rekayasa manusia, tapi juga terang-terangan bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Nabi ‘Isa, dan juga karena begitu banyak upacara Gereja Trinitas1 yang diambil dari sumber-sumber selain dari gaya hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya, maka ada beberapa penulis barat yang menyamakan Gereja Trinitas Resmi – beserta aneka perwujudannya – dengan si AntiKristus itu sendiri.
Pandangan itu diperkuat dengan bukti bahwa para jagoan Gereja Trinitas Resmilah – yaitu Katolik Roma dan Protestan – yang pada beberapa abad yang lalu menyulut peperangan dan membasmi semua Kristen Unitarian – seperti kaum Nazarenes, Ebitiones, Donatist, Arians, Adoptionists, Paulicians, Ilumnists, Catharii, dan banyak suku-suku Goth – padahal merekalah yang sebenarnya mengikuti ajaran asli dan jalan hidup Nabi ‘Isa as. Dengan Inkuisisi Jaman Pertengahan dan dilanjutkan dengan Inkuisisi Spanyol, Gereja Trinitas berhasil membasmi semua Kristen Unitarian tersebut, termasuk sebilangan besar kaum Yahudi Unitarian di Eropa. Selanjutnya, Gereja Trinitas Resmi mengalihkan usaha pembasmiannya kepada semua umat Unitarian pengikut Nabi Muhammad, yaitu kaum Muslimin, dan walaupun upaya ini belum sepenuhnya berhasil, proyek ini masih terus digalang hingga kini.
Sejak dahulu hingga kini, tingkat keberhasilan yang dicapai Gereja Trinitas Resmi dalam gerakan pembasmian itu, hanya bisa tercapai karena mereka selalu bersekongkol dengan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, sistem yang telah dan senantiasa bertekad untuk menyesatkan dan memusnahkan pengamalan Islam yang hidup dan dinamis.
Dari temuan ini, dan karena kubu “Sains” dan Kristen Trinitas bergantung pada dan menopang sistem yang sama, maka nyatalah bahwa pertentangan apapun yang nampak antara keduanya hanyalah khayalan belaka dan tentu hanya di permukaan saja. Jelaslah perlu segera dibedakan dengan tegas antara para Kristen Trinitas yang tahu bahwa jalan yang mereka anut bukanlah jalannya Nabi ‘Isa as, dengan mereka yang penuh ketulusan ingin menyembah Tuhan – namun telah disesatkan hingga percaya bahwa merek Kristen yang mereka anut itu sesuai dengan ajaran asli Nabi ‘Isa – dan mereka pun sampai saat ini belum sempat mengenal transaksi kehidupan Islam sejati: yaitu jalan hidup kenabian bagi jaman ini, yang sebenarnya sangat mirip dengan jalan hidup Nabi ‘Isa dan para pengikutnya ra.
Apa yang baru diuraikan tentang para Kristen juga berlaku pada kaum Yahudi. Kini mereka yang mengaku Yahudi, nyata-nyata tidak mengikuti jalan Nabi Musa as, bahkan sejumlah besar Yahudi terang-terangan mengaku bukan berasal dari keturunan Bani Israel – yaitu suku bangsa yang khusus kepada mereka Nabi Musa dan Nabi ‘Isa diutus. Salah satu moyang para Yahudi yang bukan Yahudi itu, adalah kaum Khazar, aslinya mereka adalah bangsa kecil yang tinggal di wilayah yang kini menjadi Turki dan Rusia Selatan pada pertengahan abad kedelapan, pemimpin mereka yang bernama Raja Joseph memeluk agama Yahudi sebagai muslihat politik, agar terhindar dari penjajahan Kristen yang datang dari utara, dan terhindar dari dakwah Islam yang datang dari selatan. Raja Joseph paham betul bahwa muslihatnya itu akan mendatangkan perlin-dungan yang layak dari sesama penyembah Tuhan.
Kini keturunan-keturunan Khazar yang biasa disebut juga sebagai bangsa Ashkenazim, telah tersebar di seluruh dunia, dan mereka diakui keahliannya di bidang seni dan dalam transaksi-transaksi bisnis dan keuangan. Cara hidup mereka bukanlah cara hidup yang diamalkan Nabi Musa as dan para pengikutnya ra. Cara hidup Nabi Musa as telah punah ketika Nabi ‘Isa as diturunkan. Perlu diingat bahwa Nabi ‘Isa diutus untuk menegakkan kembali cara hidup Musa di kalangan bani Israel, dan bukan untuk membuat perubahan walau cuma sehuruf.
Namun nyatanya, para penulis kitab dan para rabi di masa itu – yaitu kependetaan yang menobatkan dirinya sendiri dalam apa yang kemudian menjadi “agama Yahudi” – bahkan tidak bisa mengenali siapa Nabi ‘Isa as, hal ini menunjukkan betapa jauhnya para Yahudi itu tersesat dari ajaran asli Nabi Musa, padahal itu terjadi duapuluh abad yang lalu. Terkadang disebut juga sebagai “suku Israel yang ketiga-belas”, beberapa ahli sejarah mengaitkan para keturunan Khazar ini dengan salah satu dari empat tanda kiamat yang utama, yaitu kemunculan Yajuj wa Majuj, atau Gog dan Magog, karena mereka hakikatnya adalah “Yahudi yang bukan Yahudi”.
Kaitan ini lebih diperkuat dengan pernyataan Raja Joseph pada tahun 960 , yang menyatakan bahwa bangsa Khazar adalah keturunan Togarma, cucu dari Japheth, putera Nabi Nuh – yang menurut Kitab Kejadian 10:2-3 – paman Togarma itu bernama Magog. Jika ini benar, maka jelaslah keturunan Khazar terkait erat dengan kemunculan Dajjal, karena kebanyakan dari mereka kini memegang tampuk-tampuk kekuasaan penting dalam aneka sistem terkait yang berpadu menjadi sistem kafir, yaitu sistem Dajjal. Ada pula pihak-pihak yang sangat berhasrat untuk menunjukkan bahwa apa yang terjadi pada Kristen dan Yahudi, juga berlaku pada Muslim, dan bahwa banyak yang mengaku sebagai “Muslim” tetapi tidak mengikuti jalannya Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Ini ada benarya, dan ini merupakan sebagian bukti keberhasilan yang dinikmati Kristen dan Yahudi dalam usaha mereka untuk menyesatkan dan membasmi siapa saja yang telah atau sedang mencari jalan hidup Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya ra. Salah satu metoda pemungkas yang digunakan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, dalam menghapus cara hidup Islam, adalah dengan menanamkan cara hidup kafir ke negeri-negeri Muslim, sembari disamarkan dengan peristilahan yang “islami”.
Kini hampir semua wilayah-wilayah yang dahulu dihuni oleh Muslim, telah dikuasai dan diperintah berdasarkan asas-asas sistem kafir dan tidak sesuai dengan kandungan Qur’an dan Sunnah. Meskipun Rasulullah saw pernah bersabda bahwa nanti sebagian Muslim akan mengikuti cara hidup para pendahulunya – yaitu Kristen dan Yahudi – secepat kadal kabur ke liangnya, namun beliau juga bersabda bahwa tidak semua umatnya akan tersesat.
Masih banyak Muslim yang mengikuti pola kehidupan Rasulullah saw dan pola kehidupan masyarakat Muslim pertama yang terbentuk di sekeliling beliau, Yang penting adalah, walau terdapat sejumlah Muslim yang menyimpang dari jalan Nabi Muhammad, setidaknya jalan hidup itu masih terpelihara bagi mereka yang ingin mengamalkannya, dan setidaknya masih ada mereka yang mengamalkan jalan hidup itu. Perbedaan yang telak di antara kaum Yahudi, Kristen dengan Muslim adalah: kaum Yahudi tidak lagi mengetahui dan tidak mengamalkan ibadatnya Nabi Musa, kaum Kristen tidak lagi mengetahui dan tidak mengamalkan ibadatnya Nabi ‘Isa, sedangkan Muslim masih mengetahui dan masih mengamalkan ibadatnya Nabi Muhammad saw. Jalan hidup Nabi Musa as dan Nabi ‘Isa as telah punah. Sebagai gantinya, direkayasa dan diproklamasikanlah agama Yahudi dan agama Kristen. Agama-agama buatan ini merupakan senyawa dari sistem kafir, yaitu sistem Dajjal. Sistem Dajjal sangat bertolak-belakang dengan jalan hidup Kenabian; yaitu jalan hidup yang tidak saja diwujudkan oleh Nabi Musa as, Nabi ‘Isa as, dan Nabi Muhammad saw, bahkan diwujudkan pula oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam as hingga ke seratus dua puluh empat ribu Nabi lainnya, semoga Allah memberkati dan menyejahterakan mereka semua. (Habis)
(sumber: Dinukil dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson)
Bahaya Kemunculan Puncak Fitnah Dajjal
BANYAK manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal datang di akhir zaman. Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekedar mitos. Bahkan banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membicarakannya.Ketika pengabaian ini terjadi di kalangan orang awam ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitasnya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita menyaksikan dewasa ini para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustadz dan kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk memperingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Padahal bilamana kedua gejala ini sudah tampak, maka Rasulullah justru mengatakan bahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
“Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)
Nabi Muhammad shallallahu ’alaih wa sallam bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar. Sedangkan realitas dunia kita dewasa ini sudah mengandung kedua fenomena tersebut. Artinya, sudah saatnya kita waspada mengantisipasi kemunculan Dajjal yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad shallallahu ’alaih wa sallam menjelaskan ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para Nabi sebelumnya kepada ummatnya masing-masing. Beliau menegaskan bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat alias buta sehingga yang ada/berfungsi hanyalah satu mata saja.
“Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis “kafir” yg terbaca oleh setiap mu’min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak.”
(HR Ahmad)
Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada lembar uang kertas satu dollar Amerika Serikat (one dollar bill). Di dalamnya kita lihat sebuah gambar yang disebut sebagai The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini sarat makna dan isyarat. Kata-kata berbahasa Latin Novus Ordo Seclorum berarti the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar primada yang tidak sempurna karena bagian pucuknya terpotong.
Itu ada sebuah segitga yang berukuran persis sesuai untuk diletakkan menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata tunggal. Lalu di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin Annuit Coeptis yang berarti “the Eye of Providence has approved of (our) undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami).
Jika kita tafsirkan gambar di atas, maka ia bisa bermakna bahwa dunia sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur bak piramida yang belum memiliki pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya. Dan struktur dunia yang dirancang menjadi the New World Order tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si Mata Satu (Dajjal?).
Seluruh upaya mewujdukan dan memapankan the New World Order merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari si Mata Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan Dunia Baru ini adalah sebuah proyek persembahan kolosal untuk menyambut kedatangan puncak fitnah yaitu Dajjal…!
Segenap dimensi kehidupan modern dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal. ”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam Masjid PBB New York.
Bahkan Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris jelas-jelas menyatakan bahwa dunia modern semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah terakhir) membentuk diriya menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem sarat Dajjalic Values dimana jika oknum Dajjal muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pimpinan Sistem Dajjal yang telah tersedia.
Inilah yang dikhawatirkan Rasulullah. Bila rangkaian fitnah telah bermunculan menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses seleksi. Barangsiapa yang sanggup istiqomah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal sanggup terbebaskan dari puncak fitnah, yakni Dajjal.
Dan sebaliknya, barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah menjadi sasaran tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang tanpa jiwa kritis menerima bahkan mendukung the New World Order, maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan, yaitu Dajjal.
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda:
”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa Bedanya Dajjal & Fitnah Dajjal ?
SATU hal yang cukup menarik untuk dikaji, bahwa di tengah panasnya diskusi antara kelompok yang hanya mau menerima hakikat Dajjal sebagai sosok / person tertentu dan kelompok yang hanya mengakui Dajjal sebagai simbol kerusakan dan bukan person, ternyata ada pendapat lain yang nampaknya cukup akomodatif.
Syaikh Nashir Abdurrahman As Sa’di, salah seorang ulama timur tengah yang bermanhaj salaf sekaligus guru dari banyak para masyayikh di Saudi mengeluarkan statemen yang menurut kami sangat brilian. Beliau menjelaskan —berdasarkan nash-nash yang ada— bahwa Dajjal akan muncul dengan membawa dua fitnah besar; fitnah yang berupa sebuah paham dan sistem dan fitnah Dajjal dalam bentuk sosoknya yang benar-benar akan muncul di akhir zaman dengan membawa fitnah bagi seluruh manusia.
Adapun Dajjal sebagai sebuah sistem (simbol) berpulang pada tiga fitnah besar; materialisme, atheisme dan zionisme. Ketiganya merupakan fitnah yang hampir seluruh umat manusia terkena fitnah ini. Sedangkan Dajjal sebagai sebuah person merupakan fitnah yang selama ini kita kenal sebagai fitnah Dajjal yang sesungguhnya; di mana pada akhir zaman nanti sosok manusia jahat ini akan keluar untuk meneror kaum muslimin dan mengklaim ketuhanan dirinya.
Dengan kata lain, antara Dajjal dan fitnah Dajjal adalah dua hal yang berbeda, sebab dalil-dalil yang ada menunjukkan demikian. Dajjal yang dimaksud oleh Rasulullah saw dalam banyak riwayat dipastikan menunjukkan kepada person tertentu. Sedang fitnah Dajjal adalah satu kondisi atau keadaan tertentu atau beragam bentuk fitnah yang menyelisihi kebenaran. Bahkan bisa disimpulkan bahwa semua yang menyelisihi kebenaran adalah bagian dari fitnah Dajjal.
Dengan memahami hakikat fitnah atheisme, materialisme dan zionisme sebagai bagian penting dari fitnah Dajjal, kita bisa mengetahui seberapa besar dan dampak yang ditimbulkan darinya berupa kerusakan dunia.
Fitnah atheisme, materialisme dan zionisme merupakan tiga fitnah terbesar dimana Fitnah Dajjal di bangun di atas pondasinya. Ketiganya merupakan perangkap awal untuk menggiring manusia agar bisa menerima ideologi Dajjal.
Fitnah atheisme mengajarkan akan kenihilan tuhan dan zat yang menciptakan, sehingga manusia tidak meyakini adanya Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta. Fitnah materialisme mengajarkan bahwa semua yang ada di dunia karena keberadaan materi. Sesuatu yang tidak nampak (ghaib) adalah kosong, dan nilai maupun norma sesuatu hanya bisa diukur dengan materi atau wujud yang nampak. Paham materialisme juga akan menggiring manusia untuk meyakini tidak adanya hari akhir, alam barzah, surga dan neraka. Pada gilirannya manusia hanya akan menerima konsep surga dan neraka sesuai dengan apa yang kelak akan dibawa oleh Dajjal, yaitu sungai dan air yang berada di tangan Dajjal. Saat Dajjal menawarkan air dan api di hadapan manusia, mereka akan meyakini bahwa itulah hakikat neraka dan surga yang sesungguhnya. Sedangkan fitnah zionisme akan mengambil peran untuk menggiring seluruh manusia akan kebenaran ajaran Dajjal, meyakini bahwa Dajjal adalah tuhan dan pemimpin mereka di akhir zaman. Fitnah zionisme juga mengajarkan agar manusia membenarkan apapun yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi zionis dan memberikan dukungan kepada mereka. Pada akhirnya, fitnah inilah yang menjadi puncak terdahsyat di muka bumi sebelum kemunculan Dajjal yang sesungguhnya. Ajaran zionis yang dibungkus dalam baju theologi global dan theosofi akan menggiring opini dunia tentang satu-satunya Tuhan dari semua agama; itulah Dajjal yang akan muncul di akhir zaman.
Hal lain yang dapat kami simpulkan adalah, bahwa Dajjal benar-benar sosok manusia keturunan Adam yang muncul dengan membawa fitnah. Semua tanda dan ciri yang disebutkan oleh Rasulullah saw tentang Dajjal benar-benar bermakna hakiki, bukan kiasan. Akan tetapi bentuk dan wujud fitnah yang dibawa oleh Dajjal ada juga yang bersifat maknawi. Apa yang banyak disebutkan oleh Rasulullah saw tentang berbagai kelebihan yang ditunjukkan Dajjal telah menjadi inspirasi bagi para penganut ideologi Dajjal untuk merealisasikan simbol-simbol tersebut. Dalam hal ini, bangsa barat yang diwakili oleh Amerika, Eropa, Inggris dan Israel merupakan sekumpulan bangsa yang berusaha untuk mewujudkan semua impian Dajjal dalam wujud yang bersifat materi. Kemampuan mereka membuat pesawat terbang, kapal laut, teknologi hujan buatan, kemampuan suplai bahan pangan, teknologi transportasi, informasi, telekomunikasi dan beragam teknologi modern lainnya, merupakan bagian dari propaganda pengikut Dajjal. Semua bentuk teknologi itu pada hakikatnya merupakan bagian dari fitnah atheisme, materialisme dan zionisme. Para pengikut Dajjal mencoba untuk mengilmiahkan semua doktrin dan ajaran Dajjal agar bisa diterima oleh seluruh lapisan. Dengan demikian, setiap manusia akan dengan mudah membenarkan semua fitnah yang kelak akan ditampakkan oleh Dajjal di akhir zaman. Dengan kata lain, Dajjal terus melakukan penetrasi dan sosialisasi atas ideologi yang dibawanya agar bisa diterima semua manusia.
Demikianlah hakikat dari fitnah Dajjal sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Nashir As-Sa’di. Dajjal tidak sesederhana kisah Ibnu Shayyad. Ibnu Shayyad sendiri hanya bagian kecil dari fitnah Dajjal. Pilar fitnah Dajjal berupa materialisme, atheisme dan zionisme inilah yang akan melahirkan anak-anak fitnah baru yang hari ini mencengkeram seluruh dunia. Dan semua ideologi destruktif maupun produk-produk material (teknologi transportasi, informasi dan telekomunikasi) yang telah merusak dunia Islam; itulah buah dari fitnah Dajjal. Wallahu’alam. [islampos/akhir zaman]
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengapa Dajjal Disebut Al-Masih ?
SEBENARNYA jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama “al-Masih”, yang julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi ‘Isa berdasarkan wahyu-Nya.
Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan nama “al-Masih”, seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau.
Al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal mengangkat nabi ‘Isa itu sendiri sebagai Tuhan. Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa semua Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal mengutuk semua Nabi yang suci sebagai orang berdosa.
Mengapa demikian ? Karena jika para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak perlu timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian manusia.
Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa ummat Kristen.
Al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam kerajaan Surga, tetapi Dajjal yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya manusia menumpuk-numpuk kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan julukan “Al-Masihid Dajjal” hanyalah untuk menjelaskan, bahwa Dajjal adalah nama lain belaka bagi agama Kristen sekarang ini.
Nama Al-Masih dan agama al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan (dajala) yang ada di belakang itu. [islampos/islamsiana]
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mana Versi Yang Benar Dalam Tempat Turunnya Dajjal?
KEMUNCULAN Dajjal merupakan fitnah terbesar dalam sejarah umat manusia di muka bumi. Dalam literatur Islam, disebutkan tentang sifat-sifat Dajjal, yaitu bahwa Dajjal adalah seorang manusia yang buta sebelah matanya. Ia pun terkenal sebagai oknum yang hebat dalam tipu daya hingga banyak umat muslimin mengikuti jejak langkahnya saat memunculkan diri.
“Barangsiapa yang mendengar ada Dajjal, maka hendaklah ia bersmbunyi darinya. Demi Allah, ada seseorang yang mendatanginya dan dia mengira bahwa ia akan tetap beriman lantas dia mengikutinya, karena banyaknya syubhat yang menyertainya.”
(HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim)
(HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim)
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW melihat Dajjal dalam mimpi. Beliau melukiskan “laki-laki berbadan besar, berkulit kemerahan, rambutnya keriting, buta sebelah, matanya seperti sebutir anggur yang menonjol. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qothn bin Khuza’ah.”
Perbincangan mengenai di mana turunnya Dajjal memang memiliki banyak penjelasan dan versinya masing-masing. Namun kita harus pandai-pandai dalam menyikapi dan mengumpulkan banyak hadis guna menampilkan gambaran jernih tentang tempat turunnya Dajjal. Dalam penelusuran lebih jauh, riwayat-riwayat yang ada tidak memberikan informasi yang begitu rinci. Hadits Tamim Ad Dari yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Qais menjelaskan posisi Dajjal berada di laut Yaman. Sedangkan janji Rasulullah SAW tentang tempat keluarnya Dajjal berada di wilayah Khurasan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad di mana Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal akan keluar di bumi bagian Timur yang disebut Khurasan. Ia diikuti oleh beberapa kaum yang wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.”
Menurut Abu Fatiah Al Adnani dalam bukunya Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Khurasan adalah sebuah makna yang berarti tempat terbit matahari. Ia merupakan negeri yang amat luas meliputi beberapa negeri seperti Persia, Afghanistan, dan Turkistan. Khurasan memanjang ke Asia antara sungai Amudariya sebelah utara serta Timur dan Gunung Hindukus sebelah selatan serta beberapa daerah Persi bagian Barat.
Tidak hanya itu, Khurasan juga memanjang ke beberapa negara seperti Shafad dan Sajistan. Oleh karena itu ia dinisbatkan dengan Negara-negara besar seperi Bukhari, Khawarizmi, Ghaznah, dan Isfahan. Dan Khurasan yang diketahui saat ini adalah Negara Persi yang terletak di bagian Timur dan Timur Laut Iran, yang kita ketahui bersama notabene penduduknya adalah Syiah.
Masih menurut Abu Fatiah al Adnani, ia menyatakan bahwa sebagian penulis tentang fitnah Akhir Zaman membagi periode keluarnya Dajjal, yang pertama adalah Dzuhur yang berarti kemunculan dan Khuruj yang berarti keluarnya Dajjal. Kalimat Dzuhur dimaknai sebagai fase kemunculan dan Khuruj memiliki arti sebagai keluarnya dalam bentuk dan wujud yang bukan aselinya, waktunya sangat panjang dan itu terjadi sebelum kemunculan Al Mahdi.
Khuruj juga bermakna keluarnya Dajjal untuk yang terakhir kalinya dalam bentuk fisik sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat yaitu buta matanya dan bertuliskan kata ka fa ra tepat di dahinya. Fase keluarnya ini hanya terjadi selama 40 hari dan terjadi setelah keluarnya al Mahdi.
DR. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya al Yaum al Akhir juga membagi dua periode antara munculnya Dajjal dan keluarnya Dajjal. Ia mengatakan bahwa Dajjal akan muncul dari timur dalam sebuah daerah Persia bernama Khurasan. Ini dikuatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan Dhiya’ dalam al-Mukhtar, dari Abu Bakar Shiddiq yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhya Dajjal muncul disebuah daerah di timur bernama Khurasan. Ia diikuti oleh orang-orang yang wajahnya seperti tameng yang ditempa palu.”
Dalam penjelasan lebih jauh, keluarnya Dajjal yang pertama kali adalah untuk unjuk kekuatan, membuat fitnah, teror, mencari pendukung, dan menebar propaganda bahwa dirinya adalah tuhan semesta alam. Peristiwa ini berlangsung selama waktu yang tidak diketahui. Selama masa ini pun Dajjal mendapatkan kemenangan dan banyak mengalahkan musuh-musuhnya.
Dalam suatu riwayat yang menunjukkan bagaimana proses kemunculan Dajjal pertama kali di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, “Di awal kemunculannya, ia berkata:
‘Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati.” (HR. Ibnu Majjah. II/512-516)
‘Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati.” (HR. Ibnu Majjah. II/512-516)
Adapun keluarnya Dajjal yang terakhir kalinya adalah pada saat pertempuran akhir antara Dajjal dan kaum muslimin. Pendukung Dajjal saat itu bukan lagi para Yahudi yang tinggal di Israel. Mungkin saja Yahudi Israel saat itu sudah dikalahkan oleh kaum muslimin ketika penaklukan baitul Maqdis dilakukan oleh Al Mahdi.
Pendukung Dajjal sendiri adalah kaum Yahudi Asbahan yang tinggal di sebuah perkampungan Yahudiyyah. Jumlah mereka sebanyak 70.000 orang dengan memakai topi. Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW, “Dajjal akan keluar dari kota Yahudi Isfahan (Wilayah di Khurasan, Iran, red.) bersama 70,000 penduduk Isfahan”. (Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata Shahih)
“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi dari kota Isfahan (Nan), mereka memakai Al-Tayalisah”. (HR. Muslim)
Menurut Abu Fatiah al Adnani, keluarnya Dajjal dari arah Timur ini disebabkan oleh kemarahan, hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya Dajja akan keluar karena suatu kemarahan” (HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Umar). Adapun peristiwa keluarnya Dajjal yang kedua kalinya adalah karena datangnya batsyatul kubra atau hantaman yang keras berupa meteor dari langit dan munculnya Dukhan). Dan ini terjadi setelah Al Mahdi dan kaum muslimin berhasil menaklukan Konstantin.
Adapun mengenai pertanyaan dari masyarakat umum tentang kemunculan Dajjal dari Segitiga Bermuda, secara jujur tidak ditemukan bukti-bukti shahih dari Al Qur’an maupun hadis terkait kebenaran hal itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memang pernah memberikan sinyal kedatangan Dajjal yang terkait sebuah laut. Ia bersabda, “Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau Laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur… dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur.”
Kalaulah memang Dajjal akan muncul di segitiga Bermuda, pasti Rasulullah memakai redaksi kata “Barat” dan dengan jelas menunjukkan lokasi laut yang dituju. Dan kita juga tidak bisa menjustifikasi satu buah hadis untuk kemudian dibenarkan dengan kemunculan Dajjal di segitiga Bermuda. Sebab dalam melihat persoalan Dajjal kita harus mengumpulkan seluruh hadis sebagai penguat antara satu hadis dengan hadis lainnya.
Kami sendiri masih meragukan temuan-temuan yang mengatakan beberapa pesawat hilang begitu saja di Laut Bermuda. Kita mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang gemar membuat kisah-kisah mistik dan berbagai propaganda seperti UFO dan lorong waktu yang juga mereka kaitkan dengan keberadaan segitiga Bermuda. Jika ini tidak disikapi dengan bijak, kepercayaan semacam ini bisa menggerus akidah umat Islam bahwa ada kekuatan yang lebih hebat dari Allahuta’ala dalam menentukkan takdir seseorang. Padahal Allah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.
(Al Hajj: 66)
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (Al Baqarah: 28)
Menariknya kisah keangkeran Segitiga Bermuda pernah dibantah oleh orang Barat sendiri. Perusahaan asuransi laut Lloyd’s of London pernah menyangkal misteri keberadaan segitiga Bermuda. Mereka menyatakan bahwa segitiga bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh dunia. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus perihal misteri segitiga Bermuda. Allahua’lam.
(Pz/Islampos)
BACA JUGA ...