Daftar Bisnis Paling Berisiko
Di tengah krisis finansial, tingkat risiko seluruh kegiatan bisnis semakin meningkat. Sektor usaha yang awalnya sehat bisa terkena penyakit dan ambruk. Tapi ada juga jenis bisnis yang memiliki tingkat risiko tinggi, meski krisis ekonomi sudah berakhir.
Penelitian lembaga riset ekonomi IBISWorld mengungkapkan, ada beberapa sektor usaha berisiko tinggi di Amerika Serikat, dan mungkin di negara lain. Tingkat pertumbuhan pendapatan maupun skala bisnis industri ini amat terbatas. Banyak pelaku bisnis ini yang bangkrut terutama di saat krisis.
Untuk menunjukkan peringkat bisnis yang paling berisiko, IBISWorld memakai kriteria tingkat penurunan permintaan, kejenuhan pasar, serta stagnasi teknologi. Dari penilaian tersebut, lima bisnis yang paling berisiko adalah:
1. Pabrik rokok dan tembakau
Skor risiko : 7,10
Pertumbuhan pendapatan (2012 - 2017) : - 0,4 persen
Penyebab : turunnya permintaan rokok hingga 1,5 persen dalam lima tahun mendatang di seluruh dunia.
2. Minuman ringan (bersoda)
Skor risiko : 6,69
Pertumbuhan pendapatan (2012-2017) : - 1,3 persen
Perusahaan yang terancam : Coca-Cola, PepsiCo
Penyebab : persaingan ketat dan turunnya permintaan minuman bersoda lantaran alasan kesehatan. Tapi turunnya harga plastik dan sirup jagung bakal mendorong profit dalam jangka pendek.
3. Perikanan tangkap
Skor risiko : 6,35
Pertumbuhan pendapatan (2012-2017) : 1,1 persen
Penyebab : cuaca yang semakin tak bersahabat serta kegiatan pengambilan ikan yang sudah terlalu banyak (overfishing) di beberapa negara menyebabkan stok ikan berkurang. Namun kegiatan perikanan budidaya (aquaculture) tak termasuk dalam kriteria ini.
4. Sekolah teknologi informasi
Skor risiko : 6,21
Pertumbuhan pendapatan (2012-2017) : - 5,6 persen
Penyebab : bisnis sekolah IT bersaing ketat dengan pendidikan bisnis. Selain itu, kemampuan komputer anak-anak di masa mendatang akan lebih tinggi dibandingkan sekarang sehingga sekolah khusus IT tak terlalu diminati.
5. Pabrik sepatu
Skor risiko : 6,14
Pertumbuhan pendapatan (2012-2017) : - 1,8 persen
Penyebab : di negara maju, pabrik sepatu tak akan berkembang karena harga buruh yang mahal. Industri ini hanya tumbuh di negara berkembang dan miskin karena tenaga kerja yang murah.
SHARE !!!
jadiberita.com
Plasadana.com